Kiriman : I Wayan Budiarsa, Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan FSP ISI Denpasar, Email: [email protected]
Abstrak
Vibrasi Rejang Sutri Batuan menunjukkan getarannya yang sakral, walaupun dalam pandemi Covid-19. Hanya saja, dampak dari pandemi tersebut mengakibatkan sajian seni ritual Sutri yang awalnya diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat desa setempat, dibatasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak terpapar virus Covid-19. Dimulai pukul 19.00 Wita sampai selesai, Rejang Sutri yang digelar selama empat bulan kalender (awal bulan Oktober/November sampai bulan Maret tahun berikutnya), bertempat di wantilan/jaba sisi Pura Desa-Puseh Batuan, selama pandemi diikuti secara terbatas yakni dari pihak penabuh, penari, pangrombo, prajuru desa, dan Jero Mangku Desa. Sedangkan masyarakat yang tidak bertugas diimbau untuk tidak datang (nangkil) ke Pura Desa demi keselamatan, dan sekaligus mematuhi imbauan pemerintah agar setiap upacara keagamaan dapat meminimalisir kerumunan orang banyak. Dengan peserta yang terbatas tidak mengurangi makna sajian tari Rejang Sutri yang disakralkan oleh masyarakat Desa Batuan, dalam situasi apapun dipercaya masih mampu memberikan vibrasi positif dalam konteks sekala-niskala.
Kata Kunci: vibrasi, Rejang Sutri, covid-19, sekala-niskala.
Selengkapnya dapat diunduh disini