Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si (Dosen FSP ISI Denpasar)
Abstrak
Alam pikiran masyarakat dinamistis Bali periode primitif memunculkan tari-tarian spiritual yang kental dengan rasa pengabdian yang tulus. Kepercayaan kuat pada totemisme itu diekspresikan dalam tari-tarian persembahan yang umumnya berunsur trance dalam sajian yang polos alamiah. Fungsi tarian-tarian itu sebagai ritual tolak bala adalah mohon keselamatan dan perlindungan kepada roh-roh dan dewa-dewa. Tari Sanghyang yang kini masih disakralkan oleh masyarakat Bali merupakan salah satu kesenian peninggalan zaman pra-Hindu itu. Tari Sanghyang dipercaya mampu mengusir wabah penyakit atau mencegah kehadiran roh-roh jahat yang ingin mencelakai desa. Di daerah-daerah pegunungan, kesenian ini sering ditampilkan bila misalnya ada wabah penyakit yang tiba-tiba berjangkit. Biasanya aktivitas pementasan sanghyang sampai lebih dari sebulan dan akan dihentikan untuk sementara bila epidemi itu sudah dianggap tertanggulangi.
Kata kunci: sanghyang, ritual, tolak bala
Selengkapnya dapat unduh disini