Kiriman : IBG. Surya Peradantha, S.Sn.,M.Sn.
Abstrak
Beberapa waktu saat masa pandemi COVID-19 ini, seni pertunjukan di Bali mengalami penyesuaian penampilan yang ditampilkan di beberapa tempat. Berbekal kreativitas yang dikombinasikan dengan pelaksanaan protokol kesehatan, ada beberapa postingan yang menampilkan foto/video seni pertunjukan Bali yang penampilnya menggunakan masker di media sosial. Ada beberapa komentar yang menunjukkan kontroversi di dunia maya : Menghujat dan biasa saja. Untuk menghindari perdebatan yang tak terarah sekaligus munculnya kreativitas penciptaan seni yang tak terkendali maka diperlukan suatu pemahaman mengenai aspek-aspek dan kaidah prinsip Tari Bali agar ke depannya para pencipta, organisator dan penikmat seni tari Bali memiliki kesepahaman mengenai bagaimana wajah tari Bali di era new normal ini. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kritik seni berdasarkan studi kasus di media sosial facebook. Tulisan ini menghasilkan beberapa analisis mengenai perkembangan tari Bali yang dipentaskan menggunakan masker dan face shield serta beberapa saran kepada para kreator seni di masa mendatang sebagai referensi agar kreasi seni (tidak hanya tari) yang diciptakan masih tetap menjaga norma dan nilai khususnya estetika Tari Bali yang telah diakui dunia.
Kata Kunci : Tari Bali, Alat Pelindung DIri, Seni Pertunjukan, Pandemi COVID-19, Estetika
Selengkapnya dapat unduh disini