Foto: CEO/Publisher Arts & Culture Magazine, Korea, Jeon Dongsu (kiri) menyerahkan World Peace Artist Award kepada Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana (2 dari kiri), Warih Wisatsana (3 dari kiri), dan Prof. Dr. Koh Young Hun (kanan).
SERANGKAIAN pembukaan Pameran Internasional Bali-Bhuwana Rupa (Global-Bali Photography Exhibition) tersebut, dianugerahkan World Peace Artist Award dari Arts & Culture Magazine, Korea, kepada tiga tokoh lintas bangsa yang dipandang turut berkontribusi dalam menginisiasi dan mewujudkan jalinan kerja sama seni budaya antara Indonesia dan Korea sedini tahun 2000-an awal.
Para penerima penghargaan yakni Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, Prof. Dr. Koh Young Hun, dan Warih Wisatsana. Penghargaan diserahkan langsung oleh CEO/Publisher Arts & Culture Magazine, Jeon Dongsu.
Arts & Culture adalah majalah budaya dan seni bulanan yang menginisiasi World Peace Artist Award kepada seniman di seluruh dunia yang berupaya untuk pengembangan dan pertukaran budaya global dan dunia seni, dan untuk memberikan penghargaan kepada institusi maupun individu yang mendukung seniman atau kelompok seni.
Sebelumnya, pada tahun 2022, penghargaan serupa diberikan kepada pemimpin Orkestra Simfoni Dubrovnik (Damir Milat) dan Walikota Dubrovnik (Mato Franković) di Kroasia. Penghargaan ini diberikan dalam rangka memperingati 30 tahun hubungan diplomatik Korea-Kroasia, yang bertujuan untuk menghormati kontribusi yang diberikan pada pertukaran budaya dan seni antara Korea dan Kroasia.
Adapun Prof. Dr. Koh Young Hun adalah seorang Indonesianis yang membuat kajian mendalam tentang Pramoedya Ananta Toer. Bukunya tentang biografi dan analisis karya Pram diterbitkan bersama Maman S. Mahayana, berjudul “Pramoedya Menggugat: Menelusuri Jejak Indonesia”. Selain sebagai Profesor di Departemen Studi Melayu-Indonesia di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Seoul, Korea Selatan, ia juga menjabat Direktur Indonesia Culture Center, Seoul. Prof. Koh merupakan salah satu promotor penganugerahan gelar profesor kehormatan kepada Megawati Soekarnoputri.
Foto: World Peace Artist Award dari Arts & Culture Magazine, Korea yang diterima Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana
Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana, selain sebagai perupa kini juga menjabat Rektor Institut Seni Indonesia (ISI Denpasar). Sebelumnya beliau juga pernah mengemban amanah Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali (2019-2021). Sebagai seniman profesional, Prof Kun telah menyelenggarakan pameran tunggal bereputasi internasional, seperti di Tainan, Taiwan (2018), Sydney, Australia (2019), dan Slupsk, Polandia (2023). Ia juga menulis artikel untuk berbagai isu seni dan budaya di media nasional. Melakukan penelitian mendalam mengenai seni lukis Bali ke Leiden, Harlem dan Amsterdam (2015), serta membawa muhibah seni dan budaya ke Paris, Perancis (2023).
Warih Wisatsana, merupakan seorang penyair, penulis seni rupa dan kurator. Bukunya, Batu Ibu (KPG, 2019) meraih Lima Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 dan Buku Puisi Rekomendasi Tempo 2018, Kota Kita (Sahaja Sehati, 2018) merupakan Lima Besar Buku Puisi Terbaik Hari Puisi Indonesia (HPI) 2018. Beragam penghargaan yang diraihnya antara lain Borobudur Award, Taraju Award, SIH Award, dan Bung Hatta Award. Menerima Bali Jani Nugraha Award dari Pemerintah Provinsi Bali (2020). Selain diundang ke berbagai festival sastra internasional, puisi-puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris, Italia, Jerman, Portugis, Prancis, dan Korea. Ia juga merupakan kritikus seni dan kurator berbagai pameran nasional dan internasional, antara lain Pameran Mural-World Culture Forum in Bali (2016), Bali Megarupa (2019 dan 2020), Festival Seni Bali Jani III (2021-2023), Bali-Bhuwana Rupa (2021-2023), dll.