Kiriman : Denaka Pratamasari (Mahasiswa Jurusan Kriya Seni)
ABSTRAK
Gerabah yang merupakan bahan kerajinan yang berasal dari tanah liat ini semakin sedikit peminatnya, padahal pada tahun 1990-an produksi barang kerajian gerabah terutama di desa Perangsada Blahbatuh Gianyar menjadi andalah bagi masyarakat setempat guna menopang perekonomian mereka. Namun sekarang kerajinan gerabah tersebut sudah mulai sedikit peminat karena masyarakat sekarang lebih memilih perabotan yang berbahan bukan dari gerabah karena bentuk yang lebih menarih dan bagus serta harga yang terjangkau. Pada tahun 1980-an perajin gerabah di desa Perangsada Blahbatuh Gianyar pengerajin gerabah tersebut masih banyak kita jumpai, hamper setiap rumah dapat kita temui pembuatan gerabah tersebut, terutama dalam pembuatan pane, dulang, periuk, caratan serta perabotan rumah tangga lainnya. Namun sekarang tidak semua masyarakat menekuni kerajinan ini, hanya wanita-wanita tua saja yang masih mengeluti kerajinan gerabah ini. Hal ini terjadi karena semakin sedikit peminat gerabah dan semakin sedikit pula pemesan. Penelitian ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya gerabah bagi masyarakat desa perangsada karena masyarakat setempat mengandalkan kerajinan gerabah perangsada sebagai sumber matapencaharian masayarakat sekitar.
Kata kunci: Gerabah, Perangsada, kriya
PENDALUHUAN
Gerabah adalah salah satu bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas dan bahannya, namun masyarakat ada yang mengartika bahwa keramik dan gerabah itu berbeda, mereka berangapan bahwa keramik merupakan barang pecah belah, sedangkan gerabah merupakan barang yang terbuat dari tanah liat. Namun di desa Perangsada Blahbatuh Gianyar kerajinan gerabah merupakan salah satu produk andalan, berbagai sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Produk yang di produksi oleh industry ini berupa dulang, priuk, caratan dan perabotan rumah tangga lainnya.
PEMBAHASAN
Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik. Ada pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-benda keramik adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain. Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud seperti periuk, belanga, tempat air, dll.
Gerabah yang merupakan bahan kerajinan yang berasal dari tanah liat ini semakin sedikit peminatnya, padahal pada tahun 1990-an produksi barang kerajian gerabah terutama di desa Perangsada Blahbatuh Gianyar menjadi andalah bagi masyarakat setempat guna menopang perekonomian mereka. Namun sekarang kerajinan gerabah tersebut sudah mulai sedikit peminat karena masyarakat sekarang lebih memilih perabotan yang berbahan bukan dari gerabah karena bentuk yang lebih menarih dan bagus serta harga yang terjangkau.
Pada tahun 1980-an perajin gerabah di desa Perangsada Blahbatuh Gianyar pengerajin gerabah tersebut masih banyak kita jumpai, hamper setiap rumah dapat kita temui pembuatan gerabah tersebut, terutama dalam pembuatan pane, dulang, periuk, caratan serta perabotan rumah tangga lainnya. Namun sekarang tidak semua masyarakat menekuni kerajinan ini, hanya wanita-wanita tua saja yang masih mengeluti kerajinan gerabah ini. Hal ini terjadi karena semakin sedikit peminat gerabah dan semakin sedikit pula pemesan. Tetapi pada saat ada acara seperti upacara ngaben pesanan gerabah di perangsada limayan meningkat, namun sekarang pembuatan Gerabah ini sudah sangat menurun karena bahan yang terbatas sehingga tidak banya orang yang tau bahwa Gianyar sebagai pusat kerajinan gerabah sehingga gerabah mulai di tinggalkan oleh konsumen. Sehingga permintaan kerajinan gerabah menurun, seiring dengan makin langkanya bahan baku tanah liat.Padahal untuk keperluan upacara agama, gerabah masih diperlukan. Dicontohkan saat upacara ngaben, aneka jenis gerabah banyak dipergunakan.
Kalaupun ada yang masih membuat gerabah, biasanya dilakukan wanita tua dengan cara yang tradisional. Sehingga tidak heran, jika produksinya juga tak bisa memenuhi permintaan pasar. Akibat yang di timbulkan karena penurunan pemesanan gerabah adalah terancamnya perekonomian masyarakat sekitar desa Perangsada Blahbatuh Gianyar dan menyebabkan menurunnya tikat kesejahteraan masyarakat, karena mata pencaharian mereka adalah dari kerajinan itu juga. Tanpa adanya keterampilan lain, para perempuan pembuat gerabah setempat terpaksa berhenti bekerja atau kembali membuat gerabah untuk keperluan rumah tangga yang harganya jauh lebih murah dan lebih menarik bentuknya.
IndustrI gerabah di desa perangsada sebaiknya di bangun kembali dan lebih ditingkatkan lagi karena demi meperbaiki perekonomian warga sekitar, karena industry ini adalah kunci yang dapat membawa masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik. Selain itu industry gerabah ini merupakan motor pertumbuhan ekonomi masyarakat.
PENUTUP
Gerabah yang merupakan bahan kerajinan yang berasal dari tanah liat ini semakin sedikit peminatnya, padahal pada tahun 1990-an produksi barang kerajian gerabah terutama di desa Perangsada Blahbatuh Gianyar menjadi andalah bagi masyarakat setempat guna menopang perekonomian mereka. Namun sekarang kerajinan gerabah tersebut sudah mulai sedikit peminat karena masyarakat sekarang lebih memilih perabotan yang berbahan bukan dari gerabah karena bentuk yang lebih menarih dan bagus serta harga yang terjangkau. Dan dari situ lah masyarakat desa Perangsada mengandalkan perekonomiannya dan hehidupannya.
Sebaiknya industri lebih mengembangkan usaha tersebut demi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan yang memadai. Dan kerajinan ini lebih dikembangkan lagi agar tidah punah.
DAFTAR RUJUKAN
https://www.bisnisbali.com/2007/10/22/news/property/g.html
https://www.isidps.ac.id/berita/pengertian-gerabah/