Kiriman : I Ketut Sariada (Dosen FSP & Pascasarjana Seni ISI Denpasar)
ABSTRAK
Tektekan Calonarang merupakan sebuah dramatari Calonarang untuk pariwisata model baru, yang dalam penyajiannya diiringi oleh gamelan Tektekan, Pada umumnya masyarakat Bali tidak setuju menampilkan unsur budaya yang bersifat sakral untuk pariwisata. Namun masyarakat Desa Baturiti, justru mendukung komodifikasi Tektekan Calonarang dengan menggunakan barong dan rangda sakral untuk pariwisata. Hal itu menimbulkan berbagai pertanyaan, karena hal itu bertentangan dengan sikap masyarakat Bali pada umumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Masyarakat Desa Baturiti, Kerambitan, Tabanan mengomodifikasikan Tektekan Calonarang dengan barong dan rangda sakral untuk pariwisata dilatari oleh ideologi pasar, ideologi pembangunan, ideologi religi, dan ideologi konservasi; 2) Bentuk komodifikasi Tektekan Calonarang dengan barong dan rangda sakral dalam bentuk prosesi dan pertunjukan Tektekan Calonarang; 3) Implikasi komodifikasi Tektekan Calonarang pada peningkatan pendapatan pelaku, masyarakat (multiplier effects), kelangsungan kekuatan magis barong dan rangda tersebut, peningkatan animo pasar/pariwisata, serta sebagai penguat solidaritas sosial masyarakat setempat. Temuan baru penelitian ini adalah tidak terjadinya desakralisasi walaupun barong dan rangda sakral itu dikomodifikasikan untuk pariwisata, karena pada setiap penyajiannya masyarakat setempat melakukan upacara penyucian khusus terhadap barong dan rangda tersebut sesuai dengan konteksnya masing-masing.
Kata Kunci: Komodifikasi, Tektekan Calonarang, Barong dan Rangda Sakral, Ideologi, Pariwisata, dan Budaya.
Selengkapnya dapat unduh disini