Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen Program Studi Pedalangan FSP ISI Denpasar)
Abstrak
Globalisasi membawa dampak yang besar dalam berbagai aspek kehidupan penghuni jagat ini, termasuk pada masyarakat Bali dan keseniannya. Kesenian Bali tidak lagi hanya diperuntukan untuk persemabahan belaka namun juga dipertontonkan kepada wisatawan. Berkembanglah kemudian yang oleh J. Maquet (1971) disebut art by metamorphosis atau seni yang telah mengalami perubahan bentuk dan art of acculturation atau seni yang telah diakulturasikan sesuai dengan selera para pelancong.
Kata kunci: globalisasi, seni, perubahan
Sebagai bagian dari kebudayaan, kesenian adalah salah satu perlengkapan manusia dalam memenuhi kehidupannya. Bagi manusia, seni merupakan ungkapan estetik untuk memenuhi kepuasan batinnya. Seni juga dianggap mampu memanusiakan manusia, sebab seni dipercaya mampu membuat manusia arif, memperhalus budi pekerti, mendekatkan manusia bukan saja kepada sesamanya namun juga kepada yang menciptakan kehidupan itu sendiri.
Dunia seni adalah juga merupakan aktualisasi dari gagasan-gagasan manusia sebagai makhluk sosial. Karena itu, karya seni tak mungkin sepi dari apa yang ingin diungkapkan manusia (seniman) akibat konsekuensinya serta interaksinya dengan kehidupan sosial budaya yang melatarinya. Dan lebih jauh lagi, dunia ide atau gagasan-gagasan sang seniman yang disebut karya seni itu sebenarnya merupakan aktualisasi dan bahkan kristalisasi dari gagasan-gagasan yang hidup dalam masyarakat dengan warna kebudayaan tertentu.
Harkat sebuah bangsa sering diukur dari tinggi rendah seni budayanya. Sebab pada kenyataannya bahwa kualitas seni budaya adalah ekspresi dan manifestasi dari tata nilai, prilaku dan pola berpikir masyarakat. Atau keluhuran produk seni budaya tak laindari kristalisasi dari citra budaya sebuah komunitas. Begitu trategisnya kedudukan kesenian sebagai pilar penyangga atau identitas sebuah bangsa, sehingga sejak dulu mendapat perhatian dari penguasa.
Selengkapnya dapat unduh disini