Kiriman : Tri Haryanto (Dosen FSP ISI Denpasar)
Abstrak
Kembar mayang adalah sepasang hiasan dekoratif simbolik setinggi setengah sampai satu badan manusia yang dilibatkan dalam upacara perkawinan adat Jawa, khususnya sejak sub-upacara midodareni sampai panggih. Kembar mayang biasanya dibawa oleh pria dan mendampingi sepasang cengkir gading yang dibawa oleh sepasang gadis. Rangkaian Kembar Mayang dibuat sesuai dengan kemampuan pembuatnya, baik model, ukuran, dan fariasi isiannya, meskipun sebenarnya dari masing-masing rangkaian janur dan isian tersebut masing-masing memiliki simbolisasi. Aturan yang perlu dicermati oleh pembuat Kembar Mayang adalah meliputi 1) harus menggunakan bahan yang sudah dipilih dan paling baik, 2) harus dibuat pada waktu yang longgar dan tidak boleh dikerjakan dengan pekerjaan lain (fokus dalam pembuatan), 3) dalam membuat harus selesai dalam satu waktu, tidak boleh ditunda-tunda apalagi dilanjutkan di lain hari, 4) harus dibuat di ruang yang bersih dan terhormat, 5) dari mulai mengerjakan sampai selesai harus disertai pembacaan doa. Prosesi kegiatan upacara kecil setelah selesai pengerjaan kembar mayang harus dilakukan panebusan atau yang sering disebut dengan panebusing kembar mayang. Waktu pelaksanaan pada malam hari menjelang hari resepsi atau yang sering disebut dengan midodareni, yaitu kegiatan pembuatan kembar mayang sampai panebusing kembar mayang yang kadang-kadang diteruskan dengan kegiatan macapat yang isinya doa-doa. Harapan dari kegiatan ini, untuk memohon ke hadapan Tuhan agar pelaksanaan upacara pernikahan keesokan harinya berjalan lancar sesuai harapan, tanpa ada aral yang melintang.
Kata Kunci: kembar mayang, midodareni, panebusan
Selengkapnya dapat unduh disini