Kiriman : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes (Prodi Penciptaan Dan Pengkajian Seni)
ABSTRAK
Menjadikan pusat unggulan (centre of excellence), sebuah intitusi tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, ia harus diperjuangkan agar menjadi sebuah keniscayaan. Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar adalah perguruan tinggi seni yang saat ini diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yang mengupayakan kearifan lokal sebagai pijakan dalam rangka menjadi pusat unggulan demi tercapainya suasana kompetitif dalam menghadai dunia global. Pemanfaat kearifan lokal dilaksakan dengan tetap berpijak pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Permen Dikti nomor: 49 tahun 2014) dengan delapan standarnya, terutama pada standar kompetensi dan standar isi. Kemudian yang menjadi roh dalam menjalankan pembelajaran di perguruan tinggi adalah kurikulum, yang dalam delapan standar nasional pendidikan tinggi dibahas pada standar kompetensi dan standar isi. Karena merupakan roh dalam pendidikan, maka kedua komponen standar tersebut sangat strategis dalam menerapkan kearifan lokal. Bentuk teknis dari standar kompetensi dan standar isi adalah capaian pembelajaran dan kurikulum. Kompetensi lulusan yang tersusun dalam capaian pembelajaran pada setiap program studi atau jurusan yang ada di lingkungan Internet Seminar Indonesia Denpasar adalah lulusan yang mampu menjadi pusat unggulan (centre of excellence) seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal sesuai dengan masing-masing program studi yang dipilihnya. Tentunya penyusunan capaian pembelajaran menggunakan tolok ukur jenjang KKNI yang dinyatakan dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka kualifikasi Nasional Indoneisia. Dalam pandangan Internet Seminar Indonesia Denpasar pengembangan kurikulum yang memiliki kearifan lokal adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang mengadopsi kearifan lokal yang ada di daerah Bali. Dari dua belas program studi (jurusan), enam yang adalah program studi yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat lokal Bali yaitu: program studi Seni Tari; program studi Kerawitan; program studi Pedalangan; program studi sendratasik; program studi Rupa Murni, program studi Kriya, sehingga kurikulum yang mengembangkan matakuliah berkearifan lokal sudah dengan sendirinya ada di dalam program studi itu sendiri
Kata kunci: kearifan lokal, capaian pembelajaran
Selengkapnya dapat unduh disini