Kiriman : Novia Restu Samputri Pertiwi (Mahasiswa Jurusan Desain Mode)
ABSTRAK
Peradaban manusia mempengaruhi globalisasi yang berdampak pada dunia fashion, salah satunya jeans. Evolusi jeans berlanjut sejak satu abad lalu hingga sekarang, sehingga jeans mendapat gelar “The Fashion Survivor”. Awalnya jeans memang dibuat dengan sebuah pemikiran sederhana, yaitu bagaimana membuat celana yang kuat dan bisa digunakan untuk menambang. Denim itu awalnya adalah sebuah bahan yang berasal dari sebuah kota di Prancis, bernama Nimes. Awalnya bahan ini disebut Serge de Nimes, lalu kemudian dipersingkat menjadi denim (de nimes). Celana jeans pertama kali dibuat pada tahun 1560-an di kota Genoa, Italia, untuk keperluan angkatan laut setempat. Pada tahun 1800-an di Genoa dicoba membuat celana dari bahan kain denim ini. Masyarakat perancis menamai celana dari denim buatan Genoa dengan nama genes (celana dari Genoa). Jeans adalah sebutan khusus bagi celana berbahan denim. Jeans masuk ke Amerika Serikat tahun 1872. Jeans dipopulerkan di AS oleh Levi Strauss. Gaya busana tahun 1980 mengalami perubahan yang sangat besar. Terutama perkembangan jeans. Konsep fashion celana jeans mencerminkan karakter daerah, seni, budaya, gaya hidup, musik, figure, dan ikon fashion di inggris pada era 80-an. Pada era 80-an, Jeans mulai menjadi high fashion saat para perancang top dunia seperti Giorgio Armani, Calvin Klein dan Versace mulai menciptakan jeans dengan gaya mereka sendiri dan menggunakan label mereka. Haute couture adalah istilah dari Perancis yang berarti ‘high sewing’ atau ‘high fashion’. High fashion istilah untuk menggambarkan mode yang trend-setting, unik, dan eksklusif. Puncak ketenaran jeans adalah pada tahun 1955 ketika James Dean memakainya dalam film Rebel Without a Cause. Ini menjadi simbol perlawanan kaum muda saat itu. Jeans dapat berkembang sampai saat ini karena dapat digunakan dari berbagai usia, kelas sosial, dan etnis, dapat juga digunakan dalam berbagai kesempatan dari acara formal sampai non formal. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, jeans kian berkembang sehingga efek denim bisa dibuat oleh manusia dengan bahan kimia serta bantuan alat modern.
Kata kunci: Jeans, fashion, high fashion
PENDAHULUAN
Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Seiring kemajuan tersebut berkembang pula globalisasi yang berdampak juga pada banyak hal salah satunya adalah dunia fashion. Fashion adalah istilah umum untuk gaya populer atau praktek, khususnya pakaian, sepatu, atau aksesoris.
Fashion selalu berubah-ubah seiring berjalanya waktu kadang menciptakan sesuatu yang baru atau kembali ke masa lalu. Perkembangan fashion disebabkan kebutuhan dan juga lingkungan yang berbeda. Salah satu tren fashion wanita zaman dulu yang masih sering dipakai adalah jeans. Evolusi jeans pun terus berlanjut sejak satu abad yang lalu hingga sekarang. Sekarang ini banyak sekali inovasi tren fashion yang menggunakan bahan jeans. Bahkan celana jeans pun sudah banyak variasi modelnya, mulai dari model flare sampai dengan model skinny yang sedang tren saat ini. Pantas jika jeans mendapat gelar “The Fashion Survivor”.
Jeans merupakan salah satu produk pakaian yang sangat fenomenal baik dikalangan pria maupun wanita. Awalnya jeans lebih akrab bagi kalangan pria, tapi seiring perkembangannya wanita pun bisa mengenakannya.
Awalnya jeans memang dibuat dengan sebuah pemikiran sederhana, yaitu bagaimana membuat celana yang kuat dan bisa digunakan untuk menambang. Anehnya jeans justru berkembang menjadi sebuah fenomena fashion yang tak lekang dimakan zaman, bahkan di tahun 1970-an, jeans sempat menjadi salah satu simbol pemberontakan terhadap kemapanan dan kaum parlente.
Karena perkembangan fashion terus up to date, jeans sudah menjadi pakaian yang umum di semua kalangan. Terbukti dari lingkungan sekitar kita yang banyak menggunakan jeans bahkan menyebar sampai seluruh dunia.
Jeans dalam bentuk apapun sudah melekat dengan kita. Tidak sekadar sebagai pelengkap fashion, jeans sudah menjadi bagian dari fashion itu sendiri.
Jeans sudah berkembang ke bentuk yang belum sempat terpikir oleh mereka yang punya andil menciptakan celana jeans pertama kali.
PEMBAHASAN
Denim itu awalnya adalah sebuah bahan yang berasal dari sebuah kota di Prancis, bernama Nimes. Awalnya bahan ini disebut Serge de Nimes, lalu kemudian dipersingkat menjadi denim (de nimes). Denim merupakan material kain yang kokoh terbiuat dari katun twil. Dulu denim sebenarnya merupakan paduan dari wool dan cotton atau wool dan silk, tetapi setelah abad 19, hanya memakai cotton saja. Warna biru dari jeans merupakan hasil dye dari tanaman indigo yang telah dipergunakan sejak 2500 SM. Pabrik-pabrik jeans mengimport indigo plant dari India sampai akhirnya karena permintaan produk yang tinggi dan untuk menjadikan produk ini lebih ekonomi maka dibuatlah sintetik indigo, sintetik indigo itu sendiri ditemukan oleh Adolf von Baeyer pada tahun 1878. Sebuah sumber mengatakan bahwa Indonesia dulu merupakan salah satu penyuplai indigovera (emas biru). Ambarawa dan sekitarnya merupakan ladang terbesar indigovera. Natural indigo yang harganya sangat mahal tetapi masih bisa ditemui pada jeans sekarang. Teksturnya mirip karpet namun lebih tipis dan halus. Pertama kali diciptakan, denim hanya memiliki satu warna yaitu indigo. Tapi seiring berkembangnya zaman, dibuatlah warna-warna lain seperti, hitam, abu-abu, putih khaki dan warna-warna terang diantaranya pink, hijau, biru terang, dan lainnya.
Celana jeans pertama kali dibuat pada tahun 1560-an di kota Genoa, Italia, untuk keperluan angkatan laut setempat. Denim pada mulanya digunakan untuk keperluan pelayaran dan bukan untuk busana. Penggunanya kebanyakan industri pelayaran Perancis dan Republik Genoa yang sekarang menjadi bagian Italia modern. Pada tahun 1800-an di Genoa dicoba membuat celana dari bahan kain denim ini. Ternyata celana dari denim ini banyak yang menyukai tidak hanya masyarakat Genoa melainkan juga warga Perancis. Dari sinilah penyebutan istilah jeans berasal. Masyarakat perancis menamai celana dari denim buatan Genoa dengan nama genes (celana dari Genoa), karena banyak orang yang tertarik dengan barang ini, maka beberapa pedagang dari Inggris dan Amerika ada yang membawa barang ini kembali ke negara mereka, orang Inggris dan Amerika yang menggunakan celana ini melafalkanya menjadi jeans. Jadi jelaslah kain denim itu bahan untuk membuat celana yang dinamai jeans atau di Indonesia disebut jins. Memang baru pada tahun 1850an denim pertama kali digunakan sebagai bahan dasar jeans oleh Levi Strauss sebagai salah satu pionir.
Jeans adalah sebutan khusus bagi celana berbahan denim. Jeans masuk ke Amerika Serikat tahun 1872. Kain celana ini biasa dipakai oleh angkatan laut. Orang Prancis menyebut celana ini dengan sebutan “bleu de Génes“, yang berarti biru Genoa.
Meski tekstil ini pertama kali diproduksi dan dipakai di Eropa, tetapi sebagai fashion, jeans dipopulerkan di AS oleh Levi Strauss, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan yang mengadu peruntungannya ke San Francisco sebagai pedagang pakaian. Ketika itu, AS sedang dilanda demam emas. Hingga akhirnya, sampai di California semua barangnya habis terjual, kecuali sebuah tenda yang terbuat dari kain kanvas. Kain kanvas ini dipotongnya dan dibuatnya menjadi beberapa celana yang dijual pada para pekerja tambang emas.
Dan ternyata para pekerja menyukainya karena celana buatan Strauss tahan lama dan tak mudah koyak. Merasa mendapat peluang, Strauss menyempurnakan “temuannya” dengan memesan bahan dari Genoa yang disebut “Genes”, yang oleh Strauss diubah menjadi “Blue Jeans”. Di sinilah para penambang lebih menyukai celana buatan Strauss dan “menobatkan” celana itu sebagai celana resmi para penambang.
Para penambang emas itu menyebut celana Strauss dengan sebutan “those pants of Levi`s” atau “Celana Si Levi”. Sebutan inilah yang mengawali merek dagang pertama celana jeans pertama di dunia. Naluri bisnis Strauss yang tajam membuatnya mengajak pengusaha sukses Jacob Davis untuk bekerja sama, dan pada tahun 1880 kerja sama itu melahirkan pabrik celana jeans pertama.
Dan produk desain mereka yang pertama adalah “Levi’s 501“. Dengan alasan dikhususkan bagi para penambang emas, Celana ini memiliki 5 saku, 2 di belakang dan 2 di depan, dan 1 saku kecil dalam saku depan sebelah kanan. Setiap saku memiliki fungsi masing-masing. Saku kecil ini dirancang untuk menyimpan butiran – butiran emas yang berukuran kecil.
Gaya busana tahun 1980 mengalami perubahan yang sangat besar. Terutama perkembangan jeans. Konsep fashion celana jeans mencerminkan karakter daerah, seni, budaya, gaya hidup, musik, figure, dan ikon fashion di inggris pada era 80-an.
Jeans atau denim di tahun itu didaulat menjadi lambang kebebasan dan mode yang terinspirasi dari jalanan. Hampir setiap komunitas seperti punk, funky, rock and roll, bahkan Ivy league yang lebih mapan dan terpelajar menggilai jeans
Naiknya pamor jeans ke kalangan selebritis dimulai tahun 1930 ketika John Wayne – aktor terkenal Hollywood – memakainya dalam film koboi. Pada Perang Dunia II pun para serdadu Amerika memakai jeans kalau mereka sedang istirahat dari tugas.
Puncak ketenaran jeans adalah pada tahun 1955 ketika James Dean memakainya dalam film Rebel Without a Cause. Ini menjadi simbol perlawanan kaum muda saat itu. Bahkan beberapa sekolah di Amerika sampai harus melarang muridnya memakai jeans.
James Dean : Rebel Without a Cause
Film ini bercerita tentang seorang anak muda yang memberontak terhadap hal hal disekitarnya, seperti melawan orang tuanya, melanggar peraturan sekolah dan lain lain. Salah satu atribut yang digunakan oleh James Dean adalah celana blue jeans.
Film ini berdampak besar pada perkembangan denim dalam American pop culture karena setelah film ini dirilis anak muda mulai melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan James Dean, salah satunya dengan menggunakan jeans.
Pada saat itu,anak-anak muda yang menggunakan jeans dilarang memasuki fasilitas umum, seperti bioskop, perpustakaan, sekolah dll, tetapi anak anak muda tersebut tetap menggunakan celana jeans dibanding menggunakan celana bahan yang merupakan celana “normal” pada saat itu.
Pada era 60-an dan 70-an hippies merajalela, jeans mulai dimodifikasi mengikuti fashion saat itu. Jeans dibordir, didesain dengan nuansa psychedelic (model jeans dengan pola warna-warna terang), dan juga dicat. Di negara-negara non-Barat jeans susah didapatkan.
Pada era 80-an, Jeans mulai menjadi high fashion saat para perancang top dunia seperti Giorgio Armani, Calvin Klein dan Versace mulai menciptakan jeans dengan gaya mereka sendiri dan menggunakan label mereka. Mereka berhasil mengangkat jeans sebagai bahan yang tampil anggun dengan rancangan mereka dan menjadikan jeans sebagai high fashion clothing dan pasarnya terus meningkat.
Haute couture adalah istilah dari Perancis yang berarti ‘high sewing’ atau ‘high fashion’. Haute couture biasanya dibuat untuk kostumer tertentu, terbuat dari bahan dengan kualitas tinggi, mahal dan dijahit dengan detil yang ekstrim. Butuh waktu yang lama dan teknik luar biasa untuk membuat sebuah haute couture.
High fashion adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menggambarkan mode yang trend-setting, unik, dan eksklusif.
Celana jeans belel ini di Amerika Serikat (AS) dikenal dengan sebutan stone washed jeans. Kali pertama jenis jeans ini diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1982. Lain halnya dengan Diesel, selain belel, celana Diesel ditambah dengan aplikasi robek-robek kecil pada lokasi-lokasi yang strategis. Hal ini sesuai dengan perkembangan warna-warna mode dunia yang mengarah pada kusam, kotor, berdebu atau dusty juga gaya industrial.
Sejak dikenalkan model ini, bermunculan berbagai merek lainnya yang menggunakan bahan kimia sama untuk memberi efek warna yang memudar pada celana panjangnya. Sebut saja merek seperti Calvin Klein, Guess, dan Gloria Vanderbilt.
Pada tahun ini teknologi memegang peran utama dan membuat segala sesuatunya menjadi serba instan dalam produksi masal. Semua produk fashion dapat terdistribusi secara merata. Bermunculannya produk kecantikan dan fashion serta pengaruh media masa yang begitu kuat seperti iklan juga turut memperluas makna fashion itu sendiri. Selain itu aliran dan jenis musik mulai muncul dengan gaya khas dan karisma yang mempengaruhi gaya hidup pada saat itu. Masih dipengaruhi oleh budaya Punk, New Wave menawarkan gaya berbusana yang lebih diterima khalayak umum ketimbang Punk. Pengaruh televisi dan film yang lebih mudah terjangkau menyebabkan budaya ditahun 1980 lebih cepat tersebar. Pengaruh musik dari Inggris masih mendominasi, semacam Elastica dan grup beraliran Britpop lain.
Dari perkembangannya bahan denim bisa dibilang sebagai tren yang tidak ada akhirnya, karena terus berkembang dan digemari sampai sekarang. Kedepannya dapat dipastikan akan bermunculan banyak kombinasi dan penggunaan baru dari bahan denim ini.
Bahan celana denim berjenis raw material akan selalu digemari pecinta denim klasik. Denim berbahan mentah ini disukai karena efek yang dihasilkan semakin lama akan semakin mengikuti bentuk tubuh pemakainya, sehingga akan semakin nyaman dan tampak trendi saat dikenakan. Selain itu denim berbahan mentah ini semakin disukai karena bisa memberi kebebasan pemakainya untuk membuat efek secara natural. Bahan ini memang belum diberikan proses apapun ketika diproduksi, seperti stone wash, whisker, acid wash, dan lain sebagainya. Zaman dahulu memang belum diberikan efek hingga pada tahun 1970-an ditemukan ide untuk membuat jeans yang sudah diproses dan populer sampai sekarang. Namun kini, tren-nya kembali lagi ke masa lampau.
Desain jeans juga akan berkembang, tidak hanya sebagai pakaian saja tapi dapat berkembang menjadi tas, sepatu, aksesoris fashion, aksesoris interior, dan sebagainya.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, jeans kian berkembang sehingga efek denim bisa dibuat oleh manusia dengan bahan kimia serta bantuan alat modern.
PENUTUP
Fashion selalu berubah-ubah seiring berjalanya waktu kadang menciptakan sesuatu yang baru atau kembali ke masa lalu. Perkembangan fashion tentu saja disebabkan kebutuhan dan juga lingkungan yang berbeda. Salah satunya jeans.
Evolusi jeans pun terus berlanjut sejak satu abad yang lalu hingga sekarang. Sekarang ini banyak sekali inovasi i tren fashion yang menggunakan bahan jeans. Selain dari sisi bahan yang semakin beragam, semakin banyak pula item yang bisa dipadupadankan dengan jeans.
Jeans dapat berkembang sampai saat ini karena dapat digunakan dari berbagai usia, kelas sosial, dan etnis, dapat juga digunakan dalam berbagai kesempatan dari acara formal sampai non formal. Jeans terlihat santai dan nyaman saat digunakan. Jeans terbuat dari bahan yang serba guna, kuat, tahan lama, enak dipakai, fashionable, hangat, dan sebagainya. Denim adalah sebuah komponen besar dalam industri fashion.
Jeans -dalam bentuk apapun- sudah melekat dengan kita. Tidak sekadar sebagai pelengkap fashion, jeans sudah menjadi bagian dari fashion itu sendiri.
Jeans sudah berkembang ke bentuk yang (mungkin) belum sempat terpikir oleh mereka yang punya andil menciptakan celana jeans pertama kali.
Dalam perkembangannya Jeans tidak hanya digunakan untuk celana saja, banyak perancang kelas dunia maupun nasional menginovasikan bahan jeans ini menjadi celana pendek, jaket, rok, vest atau rompi, bando, sepatu dan lain-lain nya. Di era globalisasi yang maju seperti sekarang bahan jeans juga masih termasuk gaya yang trendy dan fashionable, perkembangan jeans dari zaman ke zaman semakin inovatif dan makin berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Baugh, Hail, 2011. The Fashion Designer’s textile directory, the creative use of fabrics in design; thames and Hudson
Mendes, and de la Haye, Valerie, and Amy (2010). Fashion Since 1900. London: Thames & Hudson Ltd. p. 224-248.
Craik, Jennifer (2005). Uniforms Exposed (Dress, Body, Culture). Oxford, UK: Berg Publishers. p. 171. ISBN 1-85973-804-4.
Browne, Ray B.; Browne, Pat (15 June 2001). The Guide to United States Popular Culture. Popular Press. pp. 357–. ISBN 978-0-87972-821-2. Retrieved 11 August 2012.
Lauraine Leblanc. Pretty in Punk: Girls’ Gender Resistance in a Boys’ Subculture. Rutgers University Press, 1999. P. 52
“Return of the perm: Big hair leads the Eighties’ comeback”. London: Daily Mail. 2 March 2008. Retrieved 10 August 2012.
Welters, Linda; Cunningham, Patricia A. (20 May 2005). Twentieth-Century American Fashion. Berg. pp. 223, 337. ISBN 978-1-84520-073-2. Retrieved 10 August 2012.
Textile Exchange FastFacts : Textile and Product Waste
Majalah Gadis No.23 XXXVII edisi 24 Agustus-2 September 2010
Bateman, Antony; Benyahia, Sarah Casey Casey; Mortimer, Claire (23 May 2012). AS Media Studies: The Essential Introduction for WJEC. Routledge. p. 111. ISBN 978-0-415-61334-7. Retrieved 10 August 2012.
Steinberg, Shirley R.; Kehler, Michael; Cornish, Lindsay (17 June 2010). Boy Culture: An Encyclopedia. ABC-CLIO. p. 95. ISBN 978-0-313-35080-1. Retrieved 10 August 2012.
Wikipedia.com
Fashion-Era.com
https://wolipop.detik.com/read/2012/11/20/074543/2095247/233/denim-jeans-serupa-tapi-tak-sama?991104topnews
https://kaincraft.multiply.com/journal/item/8
https://degabriel-phose.blogspot.com/2009/11/awal-mula-sejarah-fashion.html
https://voguenist.blogspot.com/2013/03/tren-fashion-dari-masa-ke-masa_14.html
https://sosbud.kompasiana.com/2012/10/27/penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan-503906.html
https://www.kawankumagz.com/read/haute-couture-yang-luar-biasa (diakses 14 Juni 2015)
https://www.wetpaint.com/2010-10-26-what-is-high-fashion/ (diakses 14 Juni 2015)