DENPASAR – Sejak Maret 2023, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar telah menggelar kegiatan penelitian dan penciptaan seni (P2S) dan salah satu penelitian diketuai oleh I Made Denny Chrisna Putra, seorang dosen dari Prodi Produksi Film dan Televisi, dan anggota peneliti Rai Budaya. Kegiatan ini melibatkan kerja sama antara keduanya untuk memproduksi sebuah film dokumenter yang berjudul “Padu Arep”. Film tersebut mengisahkan tentang hegemoni budaya pop terhadap seni tradisi lisan yang dikenal sebagai gending rare.
Gending rare merupakan kumpulan lagu tradisional dalam bahasa Bali Kuno dan beberapa menggunakan bahasa Jawa. Lagu-lagu ini biasanya dinyanyikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka, termasuk sebagai lagu-lagu permainan. Meskipun liriknya sederhana, dinamis, dan riang, gending rare sulit dimengerti oleh generasi saat ini. Sayangnya, dalam lima tahun terakhir, gending rare mulai kehilangan popularitas di kalangan masyarakat Bali. Pengaruh globalisasi mengakibatkan persepsi bahwa menyanyikan gending rare dianggap kuno sehingga orang tua lebih memilih lagu-lagu asing dan populer untuk anak-anak mereka.
Dalam upaya pelestarian seni budaya di tengah arus globalisasi dan hegemoni budaya pop, I Made Denny Chrisna Putra menyampaikan pentingnya menggunakan strategi media yang mudah dijangkau dan menarik perhatian. Film dokumenter “Padu Arep” diharapkan dapat mempopulerkan kembali gending rare di kalangan masyarakat Bali serta memperkenalkannya kepada khalayak yang lebih luas melalui media film dan memanfaatkan jalur distribusi yang tepat.
Dalam proses penciptaan film tersebut, I Made Denny Chrisna Putra sebagai produser film dan sinematografer bertemu dengan beberapa narasumber terkemuka. Salah satunya adalah I Made Taro, maestro seni permainan tradisional dan pencipta gending rare yang terkenal dengan karyanya “Goak Maling”. Selain itu, ada pula Guru Anom Ranuara, seorang budayawan, dan Raka Gunawarman, seorang musisi dan seniman musik yang dikenal dengan grup musiknya yang bernama Emoni. Raka Gunawarman bersama grup musiknya, Emoni, telah aktif mempopulerkan gending rare sejak 2012 dan masih bertahan hingga saat ini. Oleh karena itu, I Made Denny Chrisna Putra memilih Raka Gunawarman sebagai subjek utama dalam film dokumenter “Padu Arep” yang akan membawakan narasi tentang hegemoni budaya pop terhadap gending rare.
Kegiatan penelitian dan penciptaan ini telah berlangsung sejak Maret 2023 dan banyak melibatkan praktisi hingga mahasiswa film. Tim kreatif ini bertekad untuk memperkenalkan kembali gending rare dan menarik minat masyarakat dalam menjaga warisan budaya tak benda ini di tengah dominasi budaya pop yang tengah marak. Rencananya, film dokumenter “Padu Arep” akan segera dirilis untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat Bali bahwa mereka memiliki seni tradisi lisan yang bernama Gending Rare dan memperkenalkan gending rare kepada masyarakat dunia yang lebih luas.