Kiriman: Drs. I Wayan Mudra, MSn., Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar.
Tulisan ini adalah data awal penelitian Hibah Bersaing Tahun I Tahap 1 yang dilakukan penulis tahun 2010/2011 berjudul “Pengembangan Industri Kerajinan Gerabah Melalui Penciptaan Desain Patung Kreatif”. Kami wajib mempublikasikan hasil-hasil penelitian tersebut walaupun baru sampai pada batas data primer, disamping itu sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak. Proses tahap 1 dari penelitian ini adalah pengambilan data lapangan melalui metode wawancara dan pemotretan. Data awal yang direncanakan dapat diambil sesuai proposal yang diajukan, ternyata beberapa lokasi tersebut sudah tidak menjual produk gerabah, seperti kawasan sepanjang Jalan By Pass Toh Pati Nusa Dua, Batubulan, Pasar Seni Sukawati dan Pasar Seni Cemenggon Kabupaten Gianyar. Lokasi-lokasi yang dulunya sebagai tempat penjualan gerabah terutama gerabah Lombok telah beralih fungsi menjadi tempat penjualan produk lain. Walaupun demikian data awal penelitian ini, dapat kami kumpulkan dari beberapa lokasi antara lain :
1. Toko-toko gerabah dan kerajinan di Desa Kapal dan Desa Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.
Lokasi Desa Kapal sekitar 15 km dari Kota Denpasar, desa ini dilalui jalur utama lintasan Denpasar menuju Gilimanuk demikian sebaliknya. Karena tempatnya yang strategis dipinggir jalan, di desa tersebut dijual berbagai produk kerajinan yang terbuat dari batuan, tanah liat, dan bahan campuran semen dan pasir. Wujud produknya bermacam-macam seperti patung, guci, vas bunga, tegel batu sikat, sanggah, angkul–angkul, dan sebagainya. Produk-produk tersebut dibuat dengan berbagai teknik misalnya teknik cetak, teknik putar, teknik tempel dan sebagainya.
Produk yang terbuat dari jenis batu padas (di Bali disebut batu paras) adalah sanggah (tempat suci umat Hindu di Bali) dengan berbagai ukuran. Produk-produk tersebut dibuat oleh perajin Desa Kapal dan juga di datangkan dari desa lain seperti dari Desa Taro Kabupaten Gianyar yang merupakan pusat pembuatan sanggah dengan teknik cetak. Sedangkan produk yang berwujud patung juga diperdagangkan di tempat tersebut terbuat dari campuran pasir dan semen, batu padas, dan tanah liat. Pada jalur utama lintasan Desa Kapal di setiap depan pekarangan rumah terdapat toko/warung yang menjual berbagai produk kerajinan. Sehingga angkul-angkul (pintu masuk pekarangan di Bali) menjadi tidak kelihatan, karena tertutup oleh berbagai produk yang diperdagangkan.
Desa ini dapat dikatakan sebagai sentra pemasaran produk gerabah dari Bali dan luar Bali seperti gerabah Basangtamiang, gerabah Pejaten, gerabah Lombok, gerabah Kasongan dan sebagainya. Produk gerabah yang dipasarkan di Desa Kapal ini dilihat dari fungsinya dapat disebutkan sebagai berikut seperti kap lampu, pot bunga, asbak, dan benda berfungsi hias seperti hiasan dinding dan patung . Masing-masing tampil dengan variasi bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
Perwujudan patung yang ditemukan dipasarkan ditempat tersebut adalah patung ganesa, patung naga/ular, patung loroblonyo dari Jawa, patung kodok, patung penari Bali, patung macan, patung singa, dan sebagainya. Sedangkan jenis-jenis patung gerabah yang ada pada toko-toko di Desa Kapal termasuk juga di Desa Sempidi adalah :
- Patung buda (produk gerabah Desa Pejaten).
- Patung naga. (produk gerabah Desa Kasongan).
- Patung kodok. (produk gerabah Desa Pejaten).
- Patung patung manusia (produk gerabah Kasongan).
- Patung kuda. (produk gerabah Desa Kasongan).
- Patung singa. (produk gerabah Desa Pejaten).
- Patung babi (produk gerabah Desa Pejaten).
- Patung loro blonyo (produk gerabah Kasongan)
Produk-produk gerabah yang termasuk hiasan dinding ada yang berfungsi sebagai benda hias maupun sebagai benda fungsi yang di pasarkan di Desa Kapal.
- Topeng (produk gerabah Desa Pejaten Tabanan)
- Uang kepeng (produk gerabah Desa Pejaten Tabanan)
Kami menemukan penjualan produk kerajinan di Desa Sempidi terlihat lebih sedikit dibandingkan dengan Desa Kapal, namun jenis produk yang dijual hampir sama seperti dari batu semen, paras dan tanah liat. Lokasi desa ini lebih dekat dengan kota Denpasar dan terletak satu kecamatan dengan Desa Kapal yaitu Kecamatan Mengwi dan di lalu lintas utama jalan raya Denpasar-Gilimanuk dan sebaliknya.
2. Perajin Banjar Basangtamiang Desa Kapal Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.
Perdagangan produk gerabah di Desa Kapal ini ditunjang oleh adanya pembuatan kerajinan gerabah di desa tersebut yang berlokasi di Banjar Basangtamiang. Kegiatan pembuatan produk gerabah ini merupakan aktifitas sebagian besar penduduk banjar tersebut yang diwarisi secara turun temurun. Letaknya dekat dengan pinggir jalan raya Desa Kapal sehingga akses dengan penjual menjadi lebih cepat. Produk-produk gerabah yang dihasilkan sebagian memenuhi pesanan toko-toko di desa Kapal dan yang lainnya memenuhi permintaan masyarakat yang langsung datang ke tempat perajin untuk kebutuhan dalam jumlah unit yang banyak. Hotel-hotel juga memesan kebutuhan gerabah secara langsung kepada perajin di Banjar Basangtamiang seperti kap lampu, tempat pemanggangan sate dan pot bunga ukuran besar (gentong). Kekhasan gerabah Basangtamiang dibandingkan dengan gerabah luar adalah tampilannya netral, tanpa finishing, lebih tebal dan warna merah bata. Menurut beberapa pedagang produk-produk berupa gentong yang digunakan untuk fungsi yang berkaitan dengan air seperti pot bunga, tempat air dan sebagainya lebih disukai gerabah Bali dibandingkan dengan gerabah luar seperti gerabah Lombok. Alasannya karena gerabah Bali lebih kuat karena badannya lebih tebal walaupun harganya lebih mahal dan tampilan bentuknya kurang menarik dibandingkan gerabah luar seperti gerabah Lombok ataupun gerabah Yogyakarta.
Pembuatan kerajinan gerabah di Banjar Basangtamiang telah diketahui luas masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu yaitu sebagai tempat pembuatan benda-benda gerabah untuk keperluan upacara keagamaan. Karena perajin di banjar ini konsisten membuat benda-benda gerabah untuk keperluan upacara Hindu di Bali, walaupun mereka juga mendapatkan pesanan dari pihak hotel maupun wisatawan. Pada saat-saat tertentu perajin kewalahan menerima permintaan masyarakat akan kebutuhan gerabah dalam jumlah besar seperti untuk upacara ngaben, ngenteg linggih dan sebagainya. Produk-produk yang dibutuhkan seperti senden, cobong, dulang, paso dan sebagainya. Perajin umumnya sudah mengetahui jenis-jenis produk yang dipesasan oleh konsumen dilihat dari asal dan jenis upacara yang dilakukan. Karena masing-masing daerah di Bali memiliki kebiasaan yang berbeda dalam menjalankan upacara adatnya demikian juga kebiasaan dalam memakai produk penunjang upacara seperti benda-benda gerabah.
Desa Kapal, Sebagai sentra Pemasaran Produk Gerabah di Bali, selengkapnya