Setelah meraih 5 penghargaan puncak Indikator Kinerja Utama (IKU), pada penghujung tahun 2024 ini ISI Denpasar kembali memenangkan 5 Penghargaan Nasional Anugerah Diktisaintek. Kelima penghargaan tersebut, yakni 2 Anugerah Peringkat Silver untuk kategori Pelaporan PDDikti dan Kerja Sama Dunia Industri, serta 3 Anugerah Peringkat Bronze untuk kategori Laman, Kerja Sama Internasional, dan Pers Mahasiswa.
Penghargaan diterima langsung Rektor ISI Denpasar, Prof. Kun Adnyana didampingi Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Drs. I Ketut Muka, M.Si, serta mahasiswa peraih peringkat Bronze pada kategori Pers Mahasiswa, Dewa Gede Satya Adi Maha Utamia pada acara Anugerah Diktisaintek 2024 di Gedung Graha Diktisaintek, Kemdiktisaintek Jakarta, Jumat (13/12).
Setali raihan penghargaan nasional, prestasi ISI Denpasar kian purna atas keberhasilan Akreditasi Unggul 2 program studi, yaitu Prodi Pedalangan dan Prodi Produksi Film dan Televisi. Keberhasilan ini ditetapkan melalui sertifikat akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), dengan nomor 6715/SK/BAN-PT/Ak.KP/S/XI/2024 untuk Program Studi Pedalangan, dan nomor 7198/SK/BAN-PT/Ak/STr/XII/2024 untuk Program Studi Produksi Film dan Televisi.
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar secara khusus diundang Phetchaburi Rajabhat University (PBRU) guna mewakili Indonesia pada perhelatan The 13th ASEAN Arts and Culture Exposition with International Performing Festival di Phetchaburi, Thailand. Festival prestisius yang menghadirkan koreografer mumpuni negara-negara di dunia ini digelar di King Mongkut Memorial Park, Phra Nakhon Khiri berlangsung tanggal 4-7 Desember 2024.
Delegasi ISI Denpasar dipimpin Rektor Prof. Wayan ‘Kun’ Adnyana dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Prof. Komang Sudirga mempersembahkan pergelaran Panji Padmaswari Tattwa, dengan 20 delegasi, 12 diantaranya mahasiswa. Pergelaran itu mengetengahkan komposisi tari Bali inovatif berlakon kesetiaan dan cinta. Cerita Panji yang melegenda seantero pesisir Asia, sekaligus telah ditetapkan UNESCO sebagai Memory of The World Tahun 2017, diyakini mengisahkan percintaan sosok satria linuwih dari Kerajaan Kadiri dengan permaisuri Padmaswari, Mahadewi Sekartaji.
Perjalanan keduanya ibarat ilmu pengetahuan yang mewangi ke delapan penjuru semesta. Terangkai utuh sebagai prosesi persembahan, tarian diawali tari Deeng Nusantara-Babarisan Sudhamala yang bermakna penyucian, dan ditutup Tari Jeriring Janger yang mencerminkan perayaan suka cita. Pertunjukan Panji Padmaswari Tattwa memperoleh sambutan meriah dan berhasil memukau ratusan penonton lintas bangsa. Hadir pula menyaksikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand, Rachmat Budiman, Wakil Gubernur Phetchaburi beserta jajaran, Presiden PBRU, kalangan akademisi, dan masyarakat umum.
Nota Kesepahaman, Benchmarking, dan Pengabdian Internasional
Prof. Kun Adnyana mengatakan muhibah diplomasi budaya ke negeri gajah putih ini mengukuhkan persahabatan, sekaligus meneguhkan jejaring kemitraan strategis global. Sebagai cerminan kerja sama dimaksud, ISI Denpasar melaksanakan pengabdian Internasional bersama masyarakat seni dan mahasiswa PBRU, dan juga pameran produk kreatif. Pameran menampilkan beragam rupa lukisan, sketsa interior, keramik, desain produk, dan kreasi eco-print.
Penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara ISI Denpasar dan PBRU dilaksanakan di Rajabhat Council Meeting Room, Witthayaphirum Building (7/12/2024) oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Kun Adnyana dan President PBRU, Asst. Prof. Dr. Sanae Klinngam, didampingi pimpinan teras universitas dimaksud. Penandatanganan ini menjadi pembuktian komitmen kedua universitas untuk terus mengepak sayap kerja sama demi reputasi mendunia.
Pengabdian kepada Masyarakat Internasional “Bali Citta Bhuwana” (PKMI-BCB) II, mengetengahkan sejumlah workshop, yakni Tari Bali, Melukis Wayang gaya Kamasan, serta Eco-Print. Workshop dimaksud dipandu dosen ISI Denpasar, yaitu Made Ruta, M.Si., Nyoman Dewi Pebriyani, Ph.D., dan Made Brata, M.Sn. Selain workshop, juga dilakukan benchmarking di PBRU dan Srinakharinwirot University Bangkok, Thailand. President PBRU Asst. Prof. Dr. Sanae Klinngam menyampaikan rasa haru dan apresiasi tinggi atas penghargaan ISI Denpasar kepada delegasi PBRU dalam perhelatan Festival Kesenian Indonesia (FKI)+ tahun 2023 lalu. Pihaknya juga merasa terinspirasi dengan keberhasilan ISI Denpasar mengelola festival secara professional, seraya mendokumentasikannya dengan utuh dalam sebuah buku yang indah.
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana raih Penghargaan Dharma Kusuma 2024. Penghargaan prestisius ini diserahkan olen Pj. Gubernur Mahendra Jaya bersama Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra pada momentum peringatan Hari Jadi ke-66 Provinsi Bali, Rabu (14/8).
Penghargaan Dharma Kusuma 2024 diberikan Pemerintah Provinsi Bali kepada Prof. Kun Adnyana atas jasa dan sumbangsihnya dalam memajukan kebudayaan Bali, utamanya bidang seni rupa.
Selain Prof. Kun Adnyaana, Penghargaan Dharma Kusuma juga diberikan kepada Ni Luh Putu Putri Suastini, istri Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster. Putri Suastini memperoleh penghargaan Dharma Kusuma karena jasanya dalam memajukan seni teater modern.
Sementara Penghargaan Dharma Kusuma kategori tokoh budayawan diterima Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka A.A Sukawati, M.Si.
Foto: Mahasiswa Prodi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana menjadi Peserta Terbaik Karya Kreatif Muda 2024.
Mahasiswa Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan DesainISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana menjadi Peserta Terbaik Karya Kreatif Muda 2024 dalam ajang nasional Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024.
Krisna Dwipayana menyuguhkan dua busana racangannya. Mahasiswa semester 7 ini memakai bahan dari Agung Bali Collection, UMKM Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. Krisna secara apik memodifikasi tenun ikat endek Bali motif mandala menjadi pakaian ready to wear yang memikat.
Foto: Busana karya mahasiswa Prodi Desain Mode ISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana dalam ajang nasional FEKDI x KKI 2024.
Bentuk mandala bulat simetris menjadi harmoni dan keseimbangan kehidupan dan alam semesta. Bentuk ini juga mencerminkan siklus alam, termasuk siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali. Dapat diartikan sebagai simbol keabadian dan keterulangan keberadaan (reinkarnasi).
Foto: Mahasiswa Prodi Desain Mode ISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana menunjukan busana rancangannya dalam ajang nasional FEKDI x KKI 2024
Sebagai informasi, FEKDI x KKI merupakan gelaran tahunan yang diselenggarakan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center, pada tanggal 1 hingga 4 Agustus 2024. Sebanyak 15 desainer muda dari berbagai daerah percaya diri bergantian memamerkan hasil rancangan busananya yang memakai wastra asli Indonesia. Total ada 30 rancangan busana karya 15 desainer muda ini. (ISIDps/Humas-RT)
Foto: Mahasiswa ISI Denpasar peraih juara dalam PEKSIMIDA Bali Tahun 2024 di Kampus ISI Denpasar, Selasa, 9 Juli 2024
Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali berhasil meraih 13 (tiga belas) juara dalam Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Bali Tahun 2024. PEKSIMIDA diselenggarakan oleh Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Bali di Kampus ISI Denpasar, Selasa, 9 Juli 2024. Kompetisi ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Dr. Anak Agung Gede Rai Remawa.
Dari 13 juara, kampus seni terbesar di Bali ini meraih Juara 1 pada 9 (sembilan) tangkai lomba. Raihan dimaksud, yakni Juara 1 Menyanyi Dangdut diraih mahasiswa prodi Pendidikan Seni Pertunjukan Putra Zahid Zahendra, Juara 1 Menyanyi Seriosa Putra diraih mahasiswa Prodi Musik Risky Dewan Irvan Pakpahan, Juara 1 Menyanyi Pop Putra diraih mahasiswa prodi Musik Kentdy Miracle, Juara 1 Menyanyi Pop Putri dimenangkan oleh mahasiswa Dela Fotyana Marpaung.
Foto: Mahasiswa Prodi Seni Murni I Kadek Martin Lingga Dwiyana dalam Lomba Lukis PEKSIMIDA Bali Tahun 2024 di Kampus ISI Denpasar, Selasa, 9 Juli 2024.
Selanjutnya, Juara 1 Tari diraih tim tari beranggotakan 8 (delapan) mahasiswa, yakni Ni Nyoman Wina Kristina Dewi, I Wayan Vito Adryan, I Made Yoga Herdiana, Ni Nengah Diah Tantri, I Kadek Permata Nidhi, Ni Kadek Santika Dewi, Ida Ayu Larasathi Putri Yudistira, Darma Wahyu Gangga Narayana. ISI Denpasar juga meraih Juara 1 Komik Strip berkat karya mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual I Gusti Agung Putu Indra Pradnyana Putra, Juara 1 Lukis diraih mahasiswa Prodi Seni Murni I Kadek Martin Lingga Dwiyana. Juara 1 Fotografi Jurnalistik Dokumenter diperoleh Insan Kamil, dan Juara 1 Fotografi Seni dimenangkan Triana Nadya Vega. Keduanya merupakan mahasiswa Prodi Fotografi ISI Denpasar.
Foto: Pembukaan PEKSIMIDA Bali Tahun 2024 di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa, 9 Juli 2024.
Selain itu, mahasiswa Prodi Musik Putri Patricia Yemima Sagala meraih Juara 2 Menyanyi Seriosa, Mahasiswa Prodi DKV Pandu Anatawijaya memperoleh Juara 2 Desain Media Kampanye Sosial, dan mahasiswa Prodi PSP Putu Ika Arista Dewi memperoleh Juara Harapan 2 Penulisan Puisi.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Dr. Anak Agung Gede Rai Remawa mengapresiasi raihan membanggakan mahasiswa ISI Denpasar. Dosen Seni Murni ini meyakini keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan bakat dan kemampuan para mahasiswa, tetapi juga dedikasi dan kerja keras mereka dalam bidang seni.
“Keberhasilan ini merupakan bukti nyata bahwa ISI Denpasar memiliki bakat-bakat seni terbaik yang berkembang dan bersinar. Kami sangat bangga dengan pencapaian para mahasiswa yang telah membawa nama baik kampus di kancah seni daerah,” ujar Dr. Anak Agung Gede Rai Remawa.
Foto: Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Dr. Anak Agung Gede Rai Remawa pada Pembukaan PEKSIMIDA Bali Tahun 2024 di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa, 9 Juli 2024.
Setelah sukses meraih 13 juara di tingkat daerah, ISI Denpasar kini mempersiapkan diri untuk bersaing di kancah nasional. Persiapan ini melibatkan pelatihan intensif bagi para pemenang PEKSIMIDA Bali, dengan tujuan mempertajam kemampuan dan memperkuat mental mereka dalam menghadapi kompetisi yang lebih besar.
Sebagai informasi, PEKSIMIDA adalah ajang kompetisi seni tingkat daerah yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tujuan dari PEKSIMIDA adalah untuk menggali, mengembangkan, dan mempromosikan bakat serta kreativitas seni mahasiswa di tingkat daerah. Kompetisi ini mencakup berbagai kategori seni seperti tari, musik, teater, dan seni rupa. Pemenang dari PEKSIMIDA kemudian dapat melanjutkan ke tingkat nasional dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS).
Foto kiri: Poster Film Dokumenter Hakekat Melukat: Peran Air dalam Spiritualitas. Foto kanan: (dari kiri kanan) Pande Putu Argyananta Artana, I Komang Adi Triana Putra, Siti Hasah Husaeniah, dan Arnis Puspita Sari, mahasiswa ISI Denpasar peraih juara 1 kompetisi film dokumenter UFIFEST 2.0.
INSTITUT Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) mengukuhkan posisinya sebagai pusat pendidikan seni terkemuka dengan berkilau di kancah nasional. Dua film documenter karya mahasiswa dari Program Studi Produksi Film dan Televisi (PFTV), Fakultas Seni Rupa dan Desain berhasil menjuarai kompetisi Udayana Film Festival (UFIFEST) 2.0.
UFIFEST 2.0 diselenggarakan oleh Departemen Seni dan Kreativitas Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana. Festival ini mengumpulkan pelajar SMA, SMK, MA, serta mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk berkompetisi dalam sejumlah kategori, yakni fotografi, film fiksi pendek, film fiksi panjang, video dokumenter, dan vlog. Adapun tema yang diangkat dalam festival ini adalah “SEMESTA: Selaras Melestarikan Alam Nusantara”.
Film dokumenter berjudul “Hakekat Melukat: Peran Air dalam Kehidupan,” yang disutradarai oleh I Komang Adi Triana Putra memperoleh juara pertama kategori film documenter pada UFIFEST 2.0. Prodiksi film digarap Adi Triana bersama tiga rekannya di Prodi FTV ISI Denpasar. Mereka, yakni Siti Hasah Husaeniah, Arnis Puspita Sari, dan Pande Putu Argyananta Artana. Film ini menggambarkan peran air yang amat vital dalam kehidupan alam semesta, tak terkecuali dalam tradisi keagamaan Hindu Bali.
Adi Triana mengisahkan dia dan tim awalnya kebingungan untuk memilih topik yang cocok untuk kompetisi film documenter ini. Mereka akhirnya sepakat mengangkat tradisi melukat yang dirasa amat sesuai dengan tema UFIFEST 2.0. Mereka meyakini tradisi ini memiliki makna penting dalam penyucian dan pelestarian sumber mata air. “Tradisi melukat sangat erat dengan masyarakat Hindu Bali. Melukat bukan hanya tentang pembersihan jasmani dan rohani manusia, tapi juga menjaga keharmonisan dengan alam, terutama sumber air,” jelas Adi Triana.
Adi Triana dan tim bersama-sama menggarap film ini mulai dari pra-produksi hingga pasca-produksi. Mereka memilih Pura Mengening, Desa Saraseda, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali sebagai lokasi pengambilan video. Mereka mewawancarai sejumlah tokoh, termasuk Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak, S.H., Pemangku Pura Mengening Jero Mangku Made Marja, Petajuh Bendesa Saraseda I Made Jasa Yasmara, dan warga Desa Saraseda. Setelah empat hari pengambilan video, penggarapan film dilanjutkan dengan proses pengeditan klip video, penambahan efek visual, serta penyesuaian audio guna menciptakan narasi yang kuat dan menghasilkan kualitas film yang baik. Film dokumenter yang telah rampung pun mereka kirimkan kepasa panitia UFIFEST 2.0.
Panitia UFIFEST 2.0 mengumumkan pemenang kompetisi melalui sosial media pada 29 September 2023. Adi Triana dan rekannya mengaku terkejut saat mengetahui karya mereka menduduki juara pertama dalam kompetisi ini. Dia mengaku tak berani berekspektasi untuk menang karena ini adalah kompetisi perdana mereka. “Prestasi ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkarya lebih baik lagi,” harapnya.
Foto kiri: Poster Film Dokumenter Mangrove Putri Menjangan. Foto kanan: Gede Bumi Apnala Bayu, R. Yugo Pangestu Notoamidjoyo, I Putu Raka Aditya, dan Putra Irawan, mahasiswa ISI Denpasar peraih juara 2 kompetisi film dokumenter UFIFEST 2.0.
Sementara itu, film dokumenter berjudul “Mangrove Putri Menjangan” berhasil meraih juara kedua dalam kategori yang sama. Film ini disutradarai oleh Gede Bumi Apnala Bayu dangarap bersama tiga rekan timnya, R. Yugo Pangestu Notoamidjoyo, I Putu Raka Aditya, dan Putra Irawan, yang tergabung dalam Tim Horizon Film. Film ini menyoroti upaya pelestarian lingkungan, terutama mangrove, yang dilakukan oleh Nature Conservation Forum Putri Menjangan (NCF Putri Menjangan) di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Proses produksi film ini melibatkan serangkaian wawancara dengan Ketua NCF Putri Menjangan, I Putu Ngurah Arya Wiratama, nelayan Desa Pejarakan, Komang Lulut, dan pemandu snorkeling, Wayan Suparta. Pengambilan video dilakukan selama tiga hari di Desa Pejarakan. Bumi dan timnya tidak hanya mengandalkan rekaman konvensional, tetapi juga memanfaatkan video drone serta pengambilan gambar bawah air. Dengan teknologi drone, mereka dapat memberikan pandangan yang dramatis dan unik dari atas, menggambarkan keindahan alam sekitar. Sementara itu, pengambilan gambar bawah air memungkinkan mereka untuk menjelajahi ekosistem laut dan menyoroti bagaimana kehidupan sehari-hari serta upaya pelestarian lingkungan yang berlangsung di lokasi tersebut. Kombinasi teknik-teknik ini memberikan dimensi yang mendalam dan penuh inspirasi dalam film dokumenter mereka.
Bumi Apnala menekankan tujuan pembuatan film ini jauh lebih luas daripada sekadar kompetisi. Film ini dihasilkan dengan harapan untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan lingkungan, terutama di Desa Pejarakan. “Kami berupaya agar film ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pelestarian alam,” ujarnya.
Koordinatar Prodi PFTV ISI Denpasar, I Nyoman Payuyasa, S.Pd., M.Pd memberikan apresiasi atas keberhasilan mahasiwa meraih juara dalam ajang kompetisi nasional. Menurutnya, Keberhasilan kedua film dokumenter ini menjadi bukti nyata dari dedikasi dan kualitas mahasiswa ISI Denpasar dalam bidang produksi film dan dokumenter. Selain itu, karya mahasiswa turut berkontribusi dalam upaya melestarikan budaya dan lingkungan. (ISIDps/Humas)