Foto: Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan Adnyana beserta jajaran bersama Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Tabanan Drs. I Made Agus Harthawiguna, M.Si. beserta pejabat terkait dari Pemkab Tabanan, Senin (14/4)
Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) bersama Pemerintah Kabupaten Tabanan menggelar pertemuan strategis dalam rangka membahas potensi kerja sama untuk pemajuan kebudayaan di Kabupaten Tabanan. Pertemuan ini dilaksanakan di Kantor Bupati Tabanan, Senin (14/4) yang dihadiri oleh Rektor ISI BALI, Prof. Wayan Adnyana, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Komang Sudirga, Kepala Biro AKPK, Dr. Komang Arba Wirawan, serta Tim Kerja Sama dan Humas, Komang Artini, SS., dan Putu Gede Andy Pandy, S.Sn.
Tim ISI BALI disambut oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Tabanan Drs. I Made Agus Harthawiguna, M.Si. beserta pejabat terkait dari Pemkab Tabanan. Diskusi ini mencakup berbagai aspek penting dalam pelestarian dan pengembangan budaya lokal, mulai dari pendokumentasian seni tradisi, peningkatan kapasitas pelaku seni, hingga rencana penyelenggaraan program seni budaya berbasis masyarakat.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan Adnyana, menyampaikan komitmen ISI BALI untuk bersinergi dalam mengembangkan potensi seni dan budaya yang dimiliki Tabanan. “Kami melihat Tabanan memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat turut memperkuat identitas budaya lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan seni,” ujarnya.
Foto: Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan Adnyana beserta jajaran bersama Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Tabanan Drs. I Made Agus Harthawiguna, M.Si. beserta pejabat terkait dari Pemkab Tabanan, Senin (14/4).
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Tabanan Drs. I Made Agus Harthawiguna, M.Si.., menyambut baik inisiatif ini. Dia menegaskan bahwa kolaborasi dengan ISI BALI sangat penting dalam upaya pelestarian warisan budaya Bali. “Kami percaya bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif, khususnya dalam hal edukasi budaya dan pelibatan generasi muda dalam pelestarian tradisi,” ungkapnya.
Selanjutnya, ISI BALI akan bersinergi dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Tabanan Selanjutnya untuk menindaklanjuti berbagai program strategis yang dapat dilaksanakan secara kolaboratif. Kerja sama ini direncanakan akan melibatkan aktif partisipasi mahasiswa dan dosen ISI BALI dalam berbagai kegiatan, seperti riset kebudayaan, pengabdian kepada masyarakat, serta pelaksanaan program-program seni berbasis komunitas. (ISIBALI/Humas)
Bangli, 13 April 2025 — Institut Seni Indonesia (ISI) Bali mempersembahkan sebuah pergelaran seni eko-religius bertajuk R’ta Samasta Citta, sebagai bagian dari program Bali Citta Pradesa, yang digelar di ruang sakral Pura Kahyangan Jagat Ulun Danu Batur. Pergelaran ini merupakan bentuk persembahan seni dalam serangkaian upacara Ngusaba Kedasa, mempersembahkan estetika yang berpadu erat dengan nilai-nilai spiritual dan ekologi.
Rektor ISI Bali, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn., menyatakan bahwa pergelaran ini merupakan upaya menghadirkan seni sebagai persembahan suci. “Kami memuliakan lima topeng sakral, sebagai representasi kekuatan kosmis yang diusung dalam bentuk seni pertunjukan. Pergelaran ini adalah simbol pengabdian dan doa kami untuk harmoni semesta,” ungkap Prof. Adnyana.
Lima topeng sakral yang ditampilkan adalah Barong Ket, Rangda, Ratu Ayu Mas Membah, Celuluk, dan Garuda, yang sebelumnya telah melalui prosesi melaspas dan masupati pada Sabtu (12/4), bertepatan dengan Purnama Kadasa di Pura Padma Nareswara ISI Bali, Prosesi tersebut juga menyertakan pentas simbolik untuk tapel Ratu Ayu Mas Membah, serta penyucian simbol ISI Bali, termasuk logo, Mars, dan Hymne institusi.
Topeng-topeng suci tersebut diusung oleh para penari terpilih dari kalangan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan ISI Bali, di bawah koordinasi Bapak Dr. I Ketut Suteja, S.ST., M.Sn. Pergelaran kolosal ini melibatkan lebih dari 150 seniman dan tim produksi, yang semuanya adalah bagian dari sivitas akademika ISI Bali.
Selain pentas topeng sakral, pertunjukan juga mempersembahkan tarian-tarian suci seperti Tari Sadyang Panji, Rejang Nata Hita, Rejang Sadhyang Ranu, serta Baris Kakuwung. Secara koreografis, keseluruhan pergelaran memuncak pada konsep Sudhamala—yakni transformasi simbolik dari Butha (kekuatan destruktif) menjadi Dewata (kekuatan ilahiah), sebagai wujud peruwatan dan pemuliaan semesta.
Acara ditutup dengan Sabda Batur Kalawasan, sebagai penguatan niat dan tekad kolektif dalam menjaga dan melestarikan lingkungan secara nyata, sesuai dengan semangat eko-religiusitas yang menjadi dasar dari Bali Citta Pradesa. Pergelaran R’ta Samasta Citta tidak hanya menjadi panggung artistik semata, tetapi juga menjelma menjadi ruang spiritual kolektif, di mana kesadaran ekologis dan religius saling menjalin dalam satu tarikan napas persembahan. Dalam konteks ini, seni tidak berdiri sebagai tontonan, melainkan sebagai upacara—sebuah ritus yang lahir dari penghormatan terhadap tanah, air, dan warisan leluhur. Kehadiran topeng-topeng sakral dan tari-tari persembahan menciptakan resonansi simbolik, menyalurkan doa melalui gerak dan rupa untuk keharmonisan jagat raya.
Melalui R’ta Samasta Citta, ISI Bali mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk merefleksikan kembali hubungan manusia dengan alam dan kepercayaan, sekaligus mempertegas bahwa konservasi lingkungan bukan hanya perkara kebijakan, melainkan dimulai dari laku batin dan ritual keseharian. Pergelaran ini adalah bukti nyata bahwa seni memiliki kekuatan untuk merawat bumi, menjaga kesucian air danau, serta menanamkan nilai tri hita karana dalam ruang praktik budaya. Dengan demikian, Bali Citta Pradesa bukan hanya menjadi program, melainkan gerakan spiritual dan ekologis menuju harmoni bersama.
Rektor Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI), Prof. Dr. Wayan Adnyana, menyambut kedatangan Maibritt Siuts, mahasiswa asal Jerman yang menjadi peserta Program Bali International Project for Arts and Design Studies (B-IPADS), Selasa (8/4) di Ruang Lounge ISI Bali.
Dalam penyambutan tersebut, Rektor ISI Bali didampingi oleh Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Dr. AA Gede Rai Remawa; Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. Komang Sudirga; serta Koordinator Kantor Urusan Internasional (KUI) ISI BALI, Prof. Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti.
Kehadiran Maibritt Siuts didampingi oleh Prof. Eku Wand, profesor desain media dan multimedia di Braunschweig University of Art, Jerman. Siuts akan mengikuti perkuliahan di Program Studi Fotografi ISI BALI selama satu semester atau serata 20 SKS. Pertemuan tersebut juga mebahas mata kuliah yang akan diambil oleh Maibritt Siuts.
Sebagai informasi, B-IPADS merupakan salah satu program pembelajaran internasional ISI BALI berkerja sama dengan Studiesnetwork Germany. Program ini dirancang untuk memperkuat kolaborasi akademik lintas negara serta memberikan wawasan global kepada para mahasiswa di bidang seni dan desain. (Humas/ISIBALI)
Foto: Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. I Wayan Komang Sudirga, S.Sn., M.Si. beserta jajaran menerima kunjungan PT. Sun Power Ceramics di Ruang Nata Widya Sabha, ISI Bali, Selasa (8/4).
Institut Seni Indonesia (ISI) Bali terus memperkuat sinergi antara dunia akademik dan industri melalui kerja sama strategis. Hal ini ditandai dengan kunjungan dari PT. Sun Power Ceramics yang berlangsung pada Selasa (8/4) di Ruang Nata Widya Sabha, ISI Bali.
Kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran pimpinan ISI Bali, di antaranya Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. I Wayan Komang Sudirga, S.Sn., M.Si., Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerja Sama (AKPK), serta Koordinator Program Studi Desain Interior. Sementara dari pihak PT. Sun Power Ceramics, hadir Marketing Manager Vidya Damayanti beserta tim.
Dalam suasana yang penuh semangat dan antusiasme, kedua belah pihak mendiskusikan berbagai potensi kolaborasi, khususnya dalam rangka menghubungkan dunia pendidikan dengan kebutuhan industri. Beberapa poin penting yang dibahas antara lain pelaksanaan program magang kerja bagi mahasiswa ISI Bali, penyelenggaraan kuliah umum yang menghadirkan praktisi industri keramik, hingga penyelarasan kurikulum agar lebih aplikatif dan sesuai dengan perkembangan serta tuntutan industri saat ini.
“Kami sangat terbuka dan antusias terhadap peluang kerja sama ini, karena kami percaya sinergi dengan industri akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa, terutama dalam meningkatkan kesiapan mereka menghadapi dunia kerja,” ujar Prof. Komang Sudirga.
Vidya Damayanti, selaku perwakilan PT. Sun Power Ceramics, juga menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari pihak ISI Bali. Ia berharap kerja sama ini dapat menjadi langkah awal yang produktif dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan inovatif di bidang desain interior dan keramik.
Sebagai tindak lanjut, kedua belah pihak sepakat untuk segera menyusun dan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang akan menjadi dasar pelaksanaan berbagai program kolaboratif di masa depan. Kunjungan ini menjadi langkah awal penguatan hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan sektor industri kreatif, khususnya dalam bidang desain dan seni terapan. (ISIBALI/Humas)
Foto: Penandatangan dokumen perjanjian kerja sama antara ISI BALI dan DTW Jatiluwih Rabu (26/3) di Ruang Nata Widya Sabha ISI BALI.
Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) menyepakati perjanjian kerja sama dengan manajemen Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih, Rabu (26/3) di Ruang Nata Widya Sabha ISI BALI. Terdapat empat dokumen perjanjian kerja sama yang ditandatangani, yakni Nota Kesepahaman (MoU) antara ISI BALI dengan Desa Wisata Jatiluwih, Surat Perjanjian Kerja Sama (MoA) antara ISI BALI dengan Komunitas Seni Usadi Langu, MoA antara Komunitas Seni Usadi Langu dengan Manajemen DTW Jatiluwih, dan MoA antara Program Studi Desain Produk ISI Bali dengan Desa Wisata Jatiluwih.
Foto: Acara penandatangan dokumen perjanjian kerja sama antara ISI BALI dan DTW Jatiluwih Rabu (26/3) di Ruang Nata Widya Sabha ISI BALI.
Penandatangan dokumen kerja sama dilaksanakan oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI BALI, Prof. Dr. Komang Sudirga, Ketua Komunitas Seni Usadi Langu, Dr. Ni Made Arshiniwati, Koordinator Prodi Desain Produk, Dr. Ni Luh Desi In Diana Sari, dan Manajer DTW Jatiluwih, Ketut Purna. Adapun kerja sama meliputi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kerja sama penggarapan Tari Maskot DTW Jatiluwih.
Penandatanganan kerja sama dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Prof. Dr. Ketut Muka, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, Dr. Ketut Garwa, serta Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Prof. Dr. AA Gde Bagus Udayana. Hadir pula Koordinator Prodi Seni Karawitan, Dr. Nyoman Kariasa; Koordinator Prodi Tari, Gusti Ayu Ketut Suandewi, M.Si., dan Koordinator Prodi Pedalangan, Komang Sekar Marhaeni, M.Si.
Foto: Acara penandatangan dokumen perjanjian kerja sama antara ISI BALI dan DTW Jatiluwih Rabu (26/3) di Ruang Nata Widya Sabha ISI BALI.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI BALI, Prof. Dr. Komang Sudirga, menyampaikan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara akademisi, komunitas seni, dan pengelola wisata guna mendukung pelestarian seni budaya serta peningkatan daya tarik pariwisata di Jatiluwih.
“Salah satu poin utama dalam kerja sama ini adalah penggarapan Tari Maskot DTW Jatiluwih, yang akan menjadi ikon baru bagi destinasi wisata tersebut. Tari ini akan dikembangkan berdasarkan riset akademik serta eksplorasi seni yang mengangkat nilai-nilai budaya khas Jatiluwih. Prodi Tari, Seni Karawitan, dan Pedalangan ISI BALI bersama Komunitas Seni Usadi Langu akan berperan aktif dalam proses penciptaan dan pengembangan tari maskot ini,” ujarnya.
Manajer DTW Jatiluwih, Ketut Purna, mengungkapkan rasa terima kasih dan sangat antusias dengan kolaborasi ini, mengingat pentingnya inovasi dalam seni dan desain untuk menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. “Kerja sama ini merupakan dukungan yang amat penting bagi kami untuk mengembangkan Desa Wisata Jatiluwih,” tuturnya. (ISIBALI/Humas)
Foto: Latihan Perdana untuk Program Bali Citta Pradesa di Gedung Berata, ISI BALI, Selasa (25/3)
Mahasiswa Program Studi Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) menggelar latihan untuk pergelaran seni dalam Program Bali Citta Pradesa. Latihan perdana ini dilaksanakan di Laboratorium Karawitan, Gedung Berata ISI BALI, Selasa (25/3).
Mahasiswa dan sejumlah dosen Prodi Karawitan mengikuti latihan guna mempersiapkan pergelaran bertajuk R’ta-Samasta-Citta atau Memulia Raya Bhuwana yang akan dipersembahkan serangkaian upacara Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur pada Minggu (13/4) pukul 21.00 WITA. Latihan dibimbing langsung oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan yang juga komposer gamelan untuk pergelaran ini, Dr. I Ketut Garwa. Dalam sesi latihan perdana ini, mahasiswa mulai mempelajari komposisi gamelan serta memperkuat harmonisasi antar instrument gamelan.
Koordinator Prodi Karawitan ISI BALI sekaligus Koordinator Karawitan Pergelaran Bali Citta Pradesa, Dr. I Nyoman Kariasa mengatakan bahwa latihan ini penting dalam memastikan setiap peserta memahami peran mereka dalam pergelaran nanti. “Kami ingin memberikan yang terbaik dalam pergelaran ini. Dan untuk selanjutnya latihan akan digelar secara intensif dengan melaksanakan latihan gabungan dengan penari,” ujarnya. (ISIBALI/Humas)