Gambuh Anyar oleh Penari Sepuh tampil kembali saat piodalan ISI Denpasar

Gambuh Anyar oleh Penari Sepuh tampil kembali saat piodalan ISI Denpasar

2014-gambuh IMG_2273Sumber : Prof. I Wayan Dibia

Kiriman : Nyoman Dewi Pebryani, ST., MA (Dosen Prodi Desain Fashion ISI Denpasar)

Foto : Made Lila Sardana, ST

Bertepatan dengan Tumpek Wayang yang jatuh pada hari Sabtu (13/9), kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar acara piodalan. Kegiatan upacara dipusatkan di pelataran Pura Ardha Nareswari ISI Denpasar. Pada saat perayaan piodalan, ada pertunjukan unik, yakni dramatari gambuh anyar dengan penari-penari yang tergolong sepuh. Rektor ISI Denpasar, Dr.  I Gede Arya Sugiharta, SSKar.,M.Hum, mengungkapkan bahwa tari Gambuh merupakan salah satu matakuliah inti yang diajarkan kepada mahasiswa, “dengan dibawakannya tarian gambuh oleh penari sepuh diharapkan mampu memberikan semangat kepada mahasiswa bahwa spirit atau semangat kesenian tidak mengenal usia”, ungkapnya.

Prof I Wayan Dibia mengungkapkan Gambuh anyar adalah dramatarigambuh klasik yang diiringi dengan gamelan semar pagulingan saih2014-gambuh IMG_2010 pitu. Gambuh anyar ini digagas sejak masih zaman ASTI yang diperdanakan pada tahun 1975 dalam Pesta Seni di depan gedung Lila Bhuwana Denpasar. Pertunjukan gambuh berlakon “Panji Kelana Carang Naga Puspa” yang dipentaskan pada piodalan inidengan durasi pementasan selama kurang lebih satu setengah jam. Para civitas akademika yang menyaksikan pertunjukan langka tersebut dibuat terbelalak, mengingatkan kembali kenangan penonton, terutama yang pernah menjadi murid para penari gambuh sepuh ini, disegarkan oleh pengalaman ketika para penari-penari ini masih gesit-gesitnya menari

Dramatari gambuh ini dimulai dengan babak Putri Gegelang (Diah Ratna Merta) yang menampilkan condong (Made Wiratini), kakan-kakan yang dibawakan oleh 6 orang (Mayun Putri dkk) dan putri (Anak Agung Ayu Kusuma Arini). Berikutnya muncul arya (Ngurah Sueka dan Wayan Sudana dkk) sebagai pengiring Panji Koripan (Panji Inu Kerthapati) yang dibawakan oleh Komang Gede Urip Tri Bhuwana.  Bermaksud untuk mendapatkan seorang istri melalui adu keprawiran, sebelum melarikan Diah Ratna Mertha dari Gagelang, Panji Inu Kerthapati memerintahkan para arya untuk membakar pasar Gagelang.  Ketika itu, patih kerajaan Metaun, Kebo  Angun-angun (Wayan Budiarsa) bersama Demang dan Tumenggung (Dewa Wicaksana dan Lanang Ardika) tiba di Gagelang untuk mencari Raden Panji agar sudi kembali ke Metaun karena kerajaan sedang terancam bahaya. Di tengah-tengah kebakaran pasar, Kebo Angun-angun mendengar tantangan dari seorang bernama Kelana Carang Naga Puspa. Setelah dikejar ternyata Klana Carang Naga Puspa adalah Raden Panji yang dicarinya. Akhirnya mereka bersama-sama meninggalkan Gagelang menuju Metaum.

2014-gambuhIMG_2259Banyak penonton, terutama para penari-penari muda, yang dibuat ngehdengan kualitas estetis gambuh yang merupakan totalitas dari tiga unsur utama, tari, drama, dan karawitan. Setiap penari dituntut untuk bisa menyatukan ketiganya dalam penampilan mereka.

Penutupan KKN ISI Denpasar Berlangsung Meriah

Penutupan KKN ISI Denpasar Berlangsung Meriah

IMG_1377Kiriman : Nyoman Lia Susanthi, SS., MA (Dosen PS. Film dan Televisi ISI Denpasar)

Foto : Lila Sardana, ST dan Nyoman Tri Sutanaya

Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa ISI Denpasar tahun 2014 yang diadakan di Kabupaten Bangli ditutup tanggal 5 September 2014, bertempat di Wantilan Desa Penglipuran Bangli. Penutupan KKN dihadiri langsung oleh Bupati Bangli, I Made Gianyar, S.H.,M.Hum. Dalam sambutannya Bupati sangat bangga dengan kinerja mahasiswa ISI Denpasar dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh kepada masyarakat. Karena KKN ISI Denpasar sangat ditunggu-tunggu masyarakat Bangli, maka masyarakat setempat menyambut baik kehadiran para mahasiswa ISI Depasar. Banyak bukti yang dihasilkan dari pengabdian mahasiswa di desa, antara lain saat lomba pasraman di Desa Satra, peran mahasiswa sangat aktif sehingga membantu pelaksanaan lomba menjadi lebih baik dan lancar. “Begitu pula saat penutupan ini yang dimeriahkan oleh tari dan tabuh serta pameran hasil binaan mahasiswa ISI Denpasar, tidak akan sebaik ini tanpa binaan mahasiswa ISI Denpasar” tegas Bupati Bangli. “Penabuh anak-anak dari Desa Payung Gede terlihat sangat tenang pasti berkat binaan dari mahasiswa ISI Denpasar” ujar Bupati seraya tersenyum bangga. Bupati juga menghaturkan terimakasih yang mendalam kepada Rektor ISI Denpasar beserta jajarannya dan civitas akademika yang sudah memberikan banyak bantuan untuk Bangli baik dalam pementasan saat 17 Agustus lalu maupun pengabdian lewat kegiatan KKN. Kedepan realisasi MoU juga akan mengupayakan kerjasama dengan ISI Denpasar terkait dengan pemetaan seni budaya yang ada di Bangli.

IMG_1323Sementara Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar.,M.Hum dalam sambutannya menghaturkan terima kasih kepada pemerintah kabupaten Bangli yang telah menerima dan menjaga dengan baik mahasiswa KKN dari ISI Denpasar. Harapan makasiswa KKN ISI Denpasar menjadi menjadi rahmat bagi kabupaten Bangli telah terwujud. Rektor ISI Denpasar manambahkan bahwa walaupun KKN ISI Denpasar sudah berakhir tapi hubungan baik dan kerjasama antara ISI Denpasar dengan Pemkab Bangli tidak berakhir. Sebagai realisasi MoU dalam bidang penelitian adalah ISI Denpasar juga berencana tahun 2015 untuk membantu Pemkab Bangli dalam pemetaan kesenian di Bangli, sehingga hasil pemetaan ini sebagai acuan dalam mengembangkan program-program pelestarian seni dan budaya di Bangli. Rektor ISI Denpasar juga akan terus melakukan evaluasi dari kegiatan KKN, karena ada banyak masukan untuk memperpanjang durasi KKN ISI Denpasar di desa, sehingga pengabdian mahasiswa di desa menjadi lebih optimal.

IMG_1480Dalam laporan Ketua Panitia KKN ISI Denpasar, Drs. I Ketut Buda, M.Si, menyatakan bahwa peserta KKN ISI Denpasar sebanyak 235 mahaswa yang terdiri dari 145 dari FSRD dan 90 dari FSP. KKN periode ini difokuskan pada 4 kecamatan di Kabupaten Bangli, yaitu Kecamatan Bangli pada 3 desa yaitu Taman Bali, Pengotan, dan Kubu, Kecamatan Susut juga pada 3 desa yaitu Sulahan, Abuan dan Susut, Kecamatan Tembuku pada 3 desa yaitu Jehem, Tembuku dan Undisan serta terakhir di Kecamatan Kintamani pada 6 desa yaitu Bayung Gede, Belatih, Satra, Sukawana, Abangsongan serta Songan. Dalam penutupan KKN, masing-masing binaan mahasiswa di desa tampil dihadapan Bupati Bangli, Rektor ISI Denpasar serta masyarakat umum. Mereka mebawakan beberapa tari dan tabuh serta pameran hasil karya selama melakukan binaan di Bangli. Suasana penutupan berlangsung meriah hingga petang dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat setempat.

Tari Kreasi “Ki Pasek Badak”

Tari Kreasi “Ki Pasek Badak”

Tari Kreasi Ki Pasek Badak_800x600Karya : I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn. & I Ketut Suardita, SSn.

 

Salah satu penguasa lokal yang tidak mau mengakui eksistensi Raja Mengwi adalah Ki Pasek Badak yang berasal dari Desa Buduk, sebuah wilayah yang terletak di sebelah selatan Kerajaan Mengwi. I Gusti Agung Putu selaku penguasa Mengwi mengundang Ki Pasek Badak datang ke istana untuk beradu tanding menentukan siapa yang perwira. Adu tanding tersebut menjadikan rakyat dan wilayah kekuasaan masing-masing sebagai taruhan. Jika I Gusti Agung Putu menang, maka seluruh rakyat dan wilayah kekuasaan Ki Pasek Badak berada di tangan I Gusti Agung Putu. Sebaliknya, apabila Ki Pasek Badak yang menang, maka seluruh rakyat dan wilayah kekuasaan Mengwi diserahkan kepada Ki Pasek Badak. Dengan perjanjian itu, perang tandingpun terjadi. Pada akhirnya Ki Pasek Badak dapat dikalahkan dengan senjata keris Ki Naga Keras milik Kerajaan Mengwi.

Penata Tari             : I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn

Penata Karawitan : I Ketut Suandita, S.Sn

Pendamping            : Ni Ketut Suryatini, SSKar., M.Sn

Pendukung Tari (Mhs ISI Dps)     : I Gede Bhayu Setiawan, Smt II (JurusanTari)

Tita Eka Withcmeriarta, Smt II (JurusanTari)

I Wayan Gede Aditya Pratita, Smt II (Sendratasik)

I Putu Adi Wicaksana Putra, Smt II (Sendratasik)

I Wayan Adi Gunawan, Smt II (Sendratasik)

Gede Andi Satria Wibawa, Smt II (Sendratasik)

Pendukung Karawitan                   : Mahasiswa Jurusan Karawitan Smt II B

 

 

 

Denpasar, 24 Juli 2014

 

Ketua Panitia

Fakultas Seni Pertunjukan

 

 

Tari Kreasi “Aguru”

Tari Kreasi “Aguru”

Tari Kreasi Aguru_800x600

Karya : I Wayan Sutirtha, SSn.,M.Sn, & I Nyoman Kariasa, SSn.,M.Sn.

 

Kasih guru dan bakti murid adalah hubungan timbal balik yang telah memuliakan keluhuran seni tari di Bali. Seorang guru tari merasa terpanggil untuk menularkan ilmunya kepada murid-muridnya. Sang gurupun tergugah mewarisi keindahan kesenian bangsanya, sebagai upaya pelestarian tradisi.Tari Kreasi Aguru _800x600

Proses memberi dan menerima atau mengajar dalam kaderisasi seni tari berlangsung secara personal komunal yang telah berhasil menyemai sumber insani pelaku seni tari yang andal dan adiluhung. Kontak fisik dan dialog batin antara guru dan murid merupakan sebuah harmoni kemanusiaan yang memberikan sumbangsih pada kedamaian ajegnya binar-binar keindahan tari Bali pada jaman dulu, kini dan di masa yang akan dating.

Pendukung Tari             : Mahasiswa Jurusan Tari Semester IV dan Sanggar Lokananta, Singapadu, Gianyar.

Pendukung Karawitan : Mahasiswa Jurusan Karawitan Semester VI

Tabuh Kreasi “Klabang Moding”

Tabuh Kreasi “Klabang Moding”

Tabuh Kreasi Klabang Moding_800x600Karya : I Made Subandi, SSn.

Kelabang atau kelangsah adalah anyaman yang terbuat dari daun kelapa, merupakan kreatifitas masyarakat yang penuh dengan jalinan bermotif kreatif yang berbeda, sesuai dengan jenis kelabang yang di buat. Masing-masing kelabang, mempunyai ciri khas dan identitas tersendiri. Sedangkan moding di daereah tertentu untuk menyebutkan pohon enau. Kelabang moding adalah anyaman kelabang yang dibuat dari pelapah enau.

Jalinan atau anyaman kelabang tersebut merupakan inspirasi dari peñata untuk membuat karya ini. Ada seling satu (sauh besik), seling dua (sauh dua), dan juga seling tiga (selat/sauh telu). Kerapatan dari masing-masing kelabang tergantung sauh atau jenis anyamannya. Dalam komposisi Kelabang Moding ini penggarap mentransfer sauhan atau ulatan kelabang itu dengan acak, kontras yang harmonis sesuai dengan rasa ilusi penafsiran penggarap.

Pendukung tari                : Mahasiswa Jurusan Seni Tari Semester VI

Tabuh Kreasi “Kebyar Kebyar”

Tabuh Kreasi “Kebyar Kebyar”

Tabuh Kreasi Kebyar kebyar_800x600Karya : I Nyoman Windha, SSKar.,MA.

Kebyar ……..sebuah kata yang sudah melekat dihati masyarakat pencinta gamelan Bali, baik yang ada di Bali maupun yang berada di luar Bali. Pemilihan judul Kebyar-kebyar dalam karya ini dapat dimaknai dua pengertian yaitu: yang pertama sebagai sebuah kata benda, kata kebyar dipakai untuk menyebutkan nama jenis tabuh yaitu tabuh Kebyar. Kedua Kebyar sebagai kata sifat atau kata kerja yang berarti sinar.

Tabuh kreasi Kebyar- Kebyar ini terinspirasi dari berbagai kekuatan sinar yang muncul dari berbagai sumber. Sumber nyala api yang berbeda, dapat memunculkan kekuatan sinar dengan pijaran api yang berbeda pula, seperti api yang muncul dari sebuah ledakan, nyala korek api, kompor listrik, bara kayu bakar, toaster (alat untuk membakar roti) dan yang lainnya, yang sudah barang tentu masing-masing memiliki kekuatan, suhu panas dan warna sinar yang berbeda.

Sinar-sinar yang muncul dari berbagai sumber ini diimplementasikan ke dalam sebuah tabuh kreasi baru yang sangat kental dengan nuansa kekebyaran. Tabuh ini menonjolkan kekuatan melodi sebagai elemen music yang paling penting, sedangkan elemen music yang lainnya seperti : ritme, irama, tempo dan dinamika mengikuti alur melodi yang ditata melalui pertimbangan estetika yang cukup matang.

Sekilas tabuh ini mengingatkan kita dengan karya-karya di era tahun 1990-an, namun ada beberapa pola permainan digarap lebih detail dan struktur tabuh disusun sedikit berbeda dari yang biasanya. Walaupun sudah diberikan nafas kekinian, tabuh ini diharapkan mampu melepas kerinduan kita terhadap karya-karya yang pernah ada di masa lalu.

 Pendukung Karawitan : Mahasiswa Seni Karawitan Semester IV

Loading...