by admin | Mar 1, 2010 | Artikel, Berita
Studi Kasus Desain Iklan di Media Cetak
Oleh : (I Made Pande Artadi, M.Sn. Jurusan Desain, FSRD, DIPA 2007)
Abstrak Penelitian
Meskipun dalam beberapa tahun ini Indonesia mengalami resesi di bidang ekonomi dan kekacauan di bidang politik, namun bisnis ponsel tetap berkembang. Kondisi ekonomi yang semakin memburuk bukan menjadi permasalahan dan penghambat daya beli masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan teknologi ponsel.
Keberhasilan dari produsen ponsel dalam menjual produknya di Indonesia tidak terlepas dari peran iklan sebagai media komunikasi antara produsen dan konsumen dalam memperkenalkan produk. Iklan yang pada hakekatnya sebagai media komunikasi antara produsen dan konsumen dalam memperkenalkan produk, dijadikan sarana untuk mengirim makna yang tidak benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, sehingga terjadi perubahan gaya periklanan dalam masyarakat konsumer.Iklan yang awalnya sebagai gambaran produk bergeser menjadi iklan yang menyampaikan penampilan produk dan penggunaannya dalam gaya hidup tertentu.
Berdasarkan fenomena tersebut maka penelitian ini mengupas berbagai iklan display ponsel pada media cetak KOMPAS. Penelitian ini ditempuh melalui pendekatan sosial Budaya` dalam ruang lingkup Gaya Hidup. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode deskriptif sedangkan metode analisa yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata –kata tertulis atau lisan dari berbagai obyek yang diawasi. Penilaiannya didasari oleh analisa kesesuaian antara teoritis ilmiah dengan pengamatan iklan-iklan di media cetak, sehingga terbentuk analisis studi konformitas yaitu menyesuaikan antara fakta yang ada dengan tolok ukur, yang diungkapkan secara deskriptif.
by admin | Mar 1, 2010 | Artikel, Berita
Oleh : (I Nyoman Suardina, S.Sn., M.Sn.,Jurusan Seni Rupa, FSRD, DIPA 2007)
Abstrak Penelitian
Laporan penelitian ini terdiri dari empat bab, yang masing-masing bab menguraikan berbagai materi dan proses penelitian tersebut. BAB I Menguraikan tentang latar belakang penelitian yaitu fenomena kriya yang muncul selama ini dan segera perlu dipecahkan. Rumusan masalah yaitu permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini. Tujuan dan manfaat penelitian yaitu sasaran yang ingin dicapai serta manfaat penelitian bagi masyarakat akademik maupun masyarakat umum. Metode penelitian yaitu beberapa yang dipakai dalam penelitian ini. BAB II Tinjauan Pustaka yaitu menguraikan tentang beberapa sumber refrensi yang mendukung konsep penelitian. Menguraikan beberapa teori serta pendapat para ahli berkaitan dengan pengertian kriya, historis kriya serta wacana yang menyangkut masalah kriya secara umum untuk menjamin validitas penelitian. Bab ini juga menguraikan tentang hubungan kriya dan seni, serta eksistensi kriya seni. BAB III Hasil dan Pembahasan yaitu menguraikan tentang hasil telaah para ahli dalam mendiskripsikan seni kriya sampai pada melahirkan kriya seni. Bab ini juga menguraikan situasi seni kriya secara sistematik dari peradaban pra sejarah sampai modern dan post modern. Untuk memudahkan pemahamannya semua ditampilkan dalam bentuk diagram. BAB IV Penutup yaitu menyimpulkan hasil penelitian secara keseluruhan. Juga saran-saran yang berkaitan dengan situasi seni kriya ke depan.
by admin | Feb 26, 2010 | Artikel, Berita
Upaya Pimpinan Perguruan Tinggi Untuk Mendorong Kreativitas Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Di Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan Internet Seminar Indonesia Denpasar
Oleh : (Drs. I Made Subandi, Jurusan Pedalangan, FSP ,DIPA 2007)
Abstrak penlitian
Dosen merupakan faktor yang amat penting untuk terselenggaranya pendidikan dsengan mutu yang baik. Tanpa dosen yang baik dan berkualitas dikhawatirkan perguruan tinggi tidak akan mampu menyelenggarakan tugasnya secara memadai, yaitu secara umum mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya, mengembangkan pribadi-pribadi manusia Indonesia seutuhnya, serta membentuk ilmuan dan tenaga ahli. Dosen yang baik dan berkualitas ialah dosen yang memenuhi syarat-syarat kepribadian, syarat-syarat teknis keguruan dan mempunyai kemampuan dan keterampilan yang cukup memadai. Tugas utama dosen adalah menyelenggarakan pengajaran dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu pengajaran sebagai pelaksanaan pendidikan dalam maknanya yang utuh. Di samping itu dosen juga masih dibebani peran yang lain yaitu sebagai ilmuan, administrator maupun sebagai penasehat akademik, terutama di era globalisasi, dengan kemajuan teknologi informasi membuat mahasiswa berwawasan luas, semakin kritis dan berani mengemukakan pendapatnya. Untuk itu tugas dan tanggung jawab dosen semakin besar, sehingga dosen dituntut untuk mempunyai kemampuan dan ketrampilan serta kreativitas yang cukup tinggi. Untuk itu perlu adanya upaya atau dorongan baik upaya dari dirinya sendiri maupun dari pimpinan perguruan tinggi terhadap para dosen agar mereka menjadi kreatif.
Bertitik tolak dari uraian diatas, maka penelitian ini mengkaji tentang upaya-upaya pimpinam Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar dengan fokus sebagai berikut : (1) Kreativitas dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam perencanaan, dan evaluasi hasil pembelajaran, (2) Upaya-upaya dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar untuk meningkatkan kreativitas dalam proses belajar mengajar, (3) Upaya-upaya pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar, (4) Hasil-hasil yang telah dicapai oleh pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar. Untuk menjawab keempat permasalahan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kealitas dengan menggunakan teknik purposive sampling yang dipadukan dengan snomball sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan (1) wawancara mendalam, (2) observasi, dan (3) studidokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verivikasi.Analisis data yang diporoleh dari temuan-temuan penelitian dapat diungkapkan sebagai berikut : (1) Kreativitas dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam proses belajar mengajar khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil pengajaran, terlihat dari kemampuan dan keterampilan mereka dalam memecahkan berbagai persoalan yang timbul saerta keterbukaan mereka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru, dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pengajaran. Sebagai contoh dalam pelaksanaan mengajar dosen tidak terikat pada pokok bahasan yang ada dalam kurikulum, namun menambah hal-hal yang aktual yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan, (2) Upaya-upaya dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar untuk meningkatkan kreativitas dalam proses belajar mengajar nampak dalam upaya mereka untuk menjadi dosen yang kreatif dan propesional dengan cara mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, melanjutkan studi kejenjang S.2 dan S.3, terbuka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru, dan kemampuan mereka mengembangkan potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin sehingga dengan potensi tersebut mereka dapat menghasilkan sesuati yang berkualitas dan dapat besaing dalam membuhkan sebuah karya yang kreatif dan berprestasi, (3) Upaya-upaya pimpinam Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar nengajar nampak dalam (a) usaha mereka mengembangkan kepercayaan yang tinggi pada dosen, memberi kebebasan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, dan menciptakan suasana atau iklim yang kondusif agar mereka dapat bekerja dengan tenang an nyaman, dan (b) usaha mereka dalam menyediakan berbagai fasilitas sebagai contoh mengadakan berbagai kegiatan ilmiah dan menyediakan berbagai penerbitan karya ilmiah, dan (c) motivasi pimpinan terlihat dalam perilaku dan gaya kepemimpinannya yang konsultatif; selalu menganggap bawahaanya sebagai kolega, selalu bekerja keras pantang menyerah, selalu memberi keteladanan yang baik dan senang membantu bawahannya yang sedang menghadapi masalah, serta memberi pengakuan dan penghargaan kepada dosen yang kreatif dan berprestasi, (4) Hasil-hasil yang telah dicapai oleh Pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar adalah meningkatkan semangat kerja bagi para dosen serta tumbuhnya rasa percaya diri, terdorong untuk, kreatif, produktif, berlaku disiplin, bersikap jujur dan terbuka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru.
Berdasarkan temuan peneltian ini, disarankan: (1) Semua dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya selalu terbuka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam proses belajar mengajar khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil pengajaran serta menyadari bahwa kreativitas itu penting bagi keefktifan pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan, (2) Semua dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya terus meningkatkan kreativitasnya dengan cara mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, banyak membaca, menulis dan menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam proses belajar mengajar untuk kemanjuan pendidikan, sehingga Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dapat mengahsilkan alumni yang benar-benar memiliki kemampuan mengkaji, mencipta, memiliki keleluasaan ilmu dan kematangan propesional di bidang seni, (3) Pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya terus melakukan upaya untuk mendorong kreativitas dosen dengan cara menyelenggarakan kegiatan yang mernumbuhkan minat kreativitas dosen, menyediakan fasilitas yang memadai, memberikan kebebasan,kepercayaan kesejahteraan, menciptakan iklim yang kondusif, mengakui dan menghargai prestasi dosen, sehingga mereka bisa bekerja dengan penuh gairah dan semangat yang tinggi, serta bisa berkarya dan berprestasi, (4) Pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya mempertahankan peningkatkan semangat kerja dosen yang telah tumbuh dan berkembang dengan berbagai karya hasil kreativitasnya, dalam rangka meningkatkan kualitas output Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, sehingga dapat menghasilkan sarjana yang mampu bersaing secara nasional maupun internasional.
by admin | Feb 26, 2010 | Artikel, Berita
Oleh : (Drs. I Gede Alit Widusaka, Jurusan Fotografi, FSRD, DIPA 2007)
Abstrak penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan sample, dan analisis pembahasan dilakukan secara kualitatif. Pengambilan sample dilakukan dengan mengulas sejumlah post card pariwisata tentang Bali. Fungsi post card sebagai cendera mata bagi wisatawan mampu lebih menyebarluaskan Bali sebagai daerah pariwisata yang penting di Indonesia. Kemajuan kepariwisataan tidak hanya tergantung pada sector operasional atau bantuan dari pemerintah saja, tetapi harus diperhatikan pula factor penunjang yang besar peranannya, seperti motivasi kepada masyarakat dengan menggunakan berbagai media seperti radio, televisi atau media cetak lainnya. Salah satu media yang dimaksud adalah post card, yang merupakan sarana komunikasi yang tidak dapat dikesampingkan peranannya dalam membawa informasi, pesan atau gagasan untuk menyebarluaskan program pemerintah tersebut. Post card merupakan media komunikasi agar individu yang cukup efektif. Disamping itu post card dapat memberi nilai rasa tertentu bagi pengirim atau penerima post card itu sendiri. Peranan sector penunjang baik langsung maupun tidak langsung dalam mendukung dan memajukan sector pariwisata harus diperhatikan secsra teliti, karena kehadiran dan peranan sarana penunjang yang bermutu membawa pengaruh besar terhadap sector pariwisata. Seperti telah disebutkan bahwa salah satu sarana penunjang adalah berupa media komunikasi visual berwujud post card.
Untuk menghasilkan seuah post card yang bagus, peranan fotogarfi sebagai salah satu unsur pendukung post card yang lainnya tentu tidak kecil. Sebuah post card yang baik, sudah tentu menampilkan foto sebagai ilustrasinya yang baik pula.
by admin | Feb 25, 2010 | Artikel, Berita
Oleh : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana Fakultas Seni Rupa dan Desain – Jurusan Interior Desain Internet Seminar Indonesia Denpasar
Rumah Gadang : Rumah Besar Minangkabau
Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat mengembangkan satu dari ragam atap pelana Austronesia paling khusus dan sempurna yang ditemukan di Indonesia. Rumah tradisional yang disebut rumah gadang atau “rumah besar”, menjadi bagian menakjubkan dataran tinggi Mingkabau, meski rumah itu tidak seumum masa lalu. Beberapa rumah tua yang lebih besar memberi tempat penampungan bagi beberapa keluarga dekat secara matrilineal (garis keturunan ibu) di bawah satu atap.
Pada masa lalu, rumah besar Minangkabau sesuai namanya ; seorang opsir penjajah Belanda menemukan lebih dari 100 orang hidup satu dalam rumah di Alahan Panjang, antara 60 – 80 orang hidup di rumah lain. Bangunan terbesar berukuran 120 x 15 m dengan 20 biliak, atau ruang keluarga. Selama abad ini, perang dan bencana alam menyebabkan kehancuran banyak rumah yang lebih tua. Beberapa tubuh oleh gempa bumi yang menghantam Padang Panjang tahun 1926 ; ribuan lebih hancur selama perang kemerdekaan Indonesia (1945 – 49 ) dan selama pemberontakan PRRI tahun 1950 yang gagal. Terbukti sangat mahal untuk membangun rumah-rumah besar ini dan membiayai upacara pembangunannya. Penebangan hutan mengakibatkan sulit mendapatkan pohon besar untuk melengkapi tiang-tiang utamanya untuk rumah gadang. Sekarang banyak orang menganggap lebih bangga membangun rumah modern dengan beton. Bagaimanapun rumah tua itu penting sebagai tempat asal usul dan tempat untuk upacara.
Bagian-bagian rumah Minangkabau disatukan tanpa paku, tiang sambung, dan palang pembentuk rangka dipasak ditempat. Tiang utama rumah didirikan tegak, tiang luar rumah lebih tua agak condong ke luar sedikit. Hal itu untuk memberi sentuhan garis atap yang dibangun ke atas dan ke luar dengan cara balok-balok melintang dan kerangka penguat, puncaknya diperluas dengan pemakaian penunjang dan pengikat. Atap tradisional dibuat dari serat ijuk yang tahan sampai ratusan tahun, walaupun seng gelombang menjadi pengganti sejak 1907. Jenis bangunan lain, seperti lumbung padi, tempat sembahyang dan tempat pertemuan, meniru bentuk asli rumah.
Rumah Panjang Mentawai
Di sebagian besar tempat di Kepulauan Mentawai, pengaruh modern membawa perubahan besar dalam kebudayaan tradisional, tetapi rumah panjang masih dapat ditemukan di daerah Siberut, pulau terbesar dari gugus kepulauan tersebut. Satu uma terdiri dari banyak keluarga. Uma Mentawai berdiri di atas tiang-tiang dan dibangun tanpa paku, membuat teknik konstruksi tanggam sambungan atau ikatan.
Seperti banyak rumah orang Indonesia, penataan kayu tegak dan melintang harus mengikuti arah dari pertumbuhan bahan yang dipakai. Pusat upacara di rumah ditandai dengan tiang siege legeu, yang berdiri ke kanan arah pintu masuk ruangan dalam. Ada kepercayaan bahwa roh halus pahlawan pembela budaya tinggal di bawah tiang dan bila rumah disucikan pada saat penyelesaian, inilah tempat bakkat katsaila ditempelkan. Yang terakhir adalah jimat rumah utama, terdiri atas segumpal daun-daun suci yang mempunyai pengaruh “mendinginkan” rumah dan hidup penghuninya. @ Tjok Istri Ratna Sudharsana- FSRD
by admin | Feb 23, 2010 | Artikel, Berita
Oleh : (I Ketut Darsana, SST., M.Hum., Jurusan Tari ,FSP, DIPA, 2007)
Abstrak Penelitian
Tata rias dan Busana Adat Bali ke Pura, terutama yang terdapat di Denpasar dan umumnya di Bali Mempunyai keunikan –keunikan tersendiri yang belum tentu dimiliki oleh daerah/propinsi lain. Dari proses pembuatannya yang memakan waktu cukup lama penggunaan busananya selalu dikaitkan dengan upacara-upacara yadnya khususnya dalam melakukan persembahyangan ke pura secara turun temurun. Di samping sebagai prestise identitas diri, maupun daerah busana adat juga memilik nilai-nilai estetis yang sangat tinggi dan di dalamnya terkandung nilai simbol yang terpatri dalam perilaku keseharian. Makna simbol akan melakat scara turun temurun tanpa memperdulikan pengaruh era globalisasi saat ini.
Dalam penelitian ini permasalahan yang menarik yang dikaji dari tata rias dan busana Adat Bali ke Pura adalah mengenai bentuk, fungsi dan makna serta praktisi dipaparkan cara pembuatan hingga pemakaian.
Adapun metode yang digunakan dalam mengkaji tata rias dan busana Adat Bali ke Pura adalah dengan melakukan pendekatan ilmiah di mana data-data yang terkumpul dikaji dan diolah dengan bahasa kualitatif yang singkat, padat dan jelas. Rias dan busana adat ke pura persembahyangan waqnita Bali (Hindu) memiliki dua bentuk yang berbeda. Bantuk ini dapat dilihat dari pengguanaan sanggulnya, ada yang menggunakan sanggul/pusung gonjer, bagi remaja putri dan sanggul/pusung tagel untuk wanita dan dewasa dan atau sudah berkeluarga. Di samping nilai estetis yang terkandung di dalamnya juga mengandung nilai filosofis yang mendalam dalam bentuk uraian bentuk, fungsi dan makna. Semua yang terkandung di dalamnya perlu pemahaman yang mendalam dalam wujud penerapan secara reaal (action) di setiap adanya upoacara persembahyangan ke pura.