PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ISI DENPASAR TAHUN 2016

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ISI DENPASAR TAHUN 2016

Salah satu tantangan pendidikan tinggi Indonesia saat ini adalah bagaimana merubah pola pikir lulusan dari job seeker (pencari kerja) menjadi job creator (pencipta lahan kerja) ditengah ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas. Sebagian besar lulusan perguruan tinggi lebih memilih berkerja sebagai karyawan atau pekerja yang dibayar oleh suatu instansi/perusahaa

n dibandingkan dengan memulai usaha sendiri bekerja mandiri dan mempekerjakan orang lain atau biasa disebut dengan berwirausaha. Ironisnya, mayoritas pengusaha sukses yang mau bekerja secara mandiri dan mempekerjakan banyak orang justru dikontribusikan oleh lulusan SD dan SMP. Kewirausahaan adalah hal yang dapat dipelajari dan perguruan tinggi merupakan salah satu tempat yang paling tepat untuk melakukan pendidikan kewirausahaan ini.

Atas latar belakang tersebut Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melaksanakan Diklat Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) tahun 2016 dan kegiatan ini merupakan salah satu program Kemenristekdikti dengan prioritas nasional yang wajib dijalankan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Diklat PMW tahun 2016 ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor III ISI Denpasar (Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn) Senin (18/7) pagi pada pukul 08.00 WITA bertempat di Lt. 3 Gedung Citta Kelangen. Acara diawali dengan laporan  Diklat yang dibawakan oleh Sekretaris Panitia Pengelola PMW (Drs. I Gusti Bagus Priatmaka, MM). Sementara itu Rektor ISI Denpasar dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Wakil Rektor III menghimbau agar mahasiswa ISI Denpasar mampu memanfaatkan skill individu masing-masing, mengasah jiwa wirausaha, serta mampu mengemas atau mengelola produk menjadi sebuah usaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Diharapkan kedepannya seluruh lulusan ISI Denpasar dapat mengembangkan potensi diri dan mampu bekerja secara mandiri, ujarnya sekaligus membuka secara resmi Diklat PMW tahun 2016.

Pelaksanaan Diklat PMW tahun 2016 cukup diminati oleh para mahasiswa ISI Denpasar. Tercatat sejumlah 150 mahasiswa ISI Denpasar yang berasal dari berbagai program studi mengikuti pelaksanan Diklat PMW tahun 2016 ini. Dalam pelaksanaannya, para peserta diklat diberikan materi Diklat dari penceramah/instruktur yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi UNUD yang memiliki kompetensi perusahaan. Adapun para penceramah/instruktur yang hadir memberikan materi kepada peserta diklat adalah sebagai berikut:

Instruktur Materi
Dr. I P. G. Sukaatmadja, SE., MP Kewirausahaan
Drs. I Komang Erdana, MM Pengantar Manajemen
Dr. I G A. Kt. Giantari, SE., M.Si Manajemen Pemasaran
Dra. Ni Ketut Purnawati, MS Manajemen Operasi
I Gst. Ayu Dewi Adnyani, SE., M.Si Manajemen SDM
Dr. Henry Rahyuda, SE., MM., Ak Laporan Keuangan Usaha
Drs. I Wayan Mudiarta Utama, MM Etika Bisnis
Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS Pengantar Bisnis

                Adapun tujuan dilaksanakannya Diklat PMW tahun 2016 ini diantaranya adalah agar mahasiswa memiliki wawasan tentang kewirausahaan, mampu menjabarkan rencana bisnis yang mempunyai sasaran yang realistik, mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan usaha yang akan dikelola dan mampu mengantisipasi berbagai hambatan maupun peluang yang ada dalam usaha merealisasikan rencana bisnis yang telah disusun, serta mampu menyusun proposal rencana bisnis untuk berwirausaha dan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa dalam Bidang Kewirausahaan. Diklat PMW tahun 2016 dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu hari Senin dan Selasa tanggal 18-19 Juli 2016 di kampus ISI Denpasar.

PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL TANTRI KAMANDAKA OLEH ISI DENPASAR PADA  BALI MANDARA MAHALANGO III

PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL TANTRI KAMANDAKA OLEH ISI DENPASAR PADA BALI MANDARA MAHALANGO III

Garapan seni drama musikal garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dengan antusias disaksikan oleh ratusan masyarakat yang berduyun-duyun datang ke Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Bali, Sabtu (16/7) malam. Drama musikal yang berjudul “Tantri Kamandaka” ini dipersembahkan oleh Internet Seminar Indonesia Denpasar yang melibatkan 90 orang mahasiswa yang berasal dari 5 prodi diantaranya prodi musik, sendratasik, tari, karawitan, dan pedalangan. Pagelaran ini melibatkan I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn dan Tjok. Istri Putra Padmini, SST., M.Sn sebagai penata tari serta I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn dan I Gede Mawan, S.Sn., M.Sn sebagai penata karawitan.

Drama musikal yang dibawakan oleh ISI Denpasar ini mengisahkan tentang sebuah negeri bernama Negeri Patali. Sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana yang bemama Eswaryadala. Dalam kepemimpinannya Raja Eswaryadala di damping oleh seorang patih yang bernama Patih Bandeswara. Awalnya keadaan kerajaan baik-baik saja, hingga pada akhirnya raja merasa jatuh cinta terhadap seorang gadis yang bernama Tantri, yang tiada lain adalah putri dari Patih Bandeswara. Kecintaannya terhadap Tantri membuat Sang Raja gelap hati dan larut dalam egonya. Raja memerintahkan Patih untuk menyerahkan satu gadis perawan setiap harinya, jadi tiap satu malam akan diadakan pernikahan kerajaan, hal ini dilakukan Raja demi mendapatkan Tantri. Setelah seluruh gadis perawan habis, Tantri dengan rela menyerahkan dirinya demi menjaga bhakti ayahnya terhadap raja dan Tantri berjanji akan mengembalikan kebijaksanaan Sang Raja seperti dahulu kala.

Pada malam pernikahannya, Tantri memohon ijin kepada Raja untuk bercerita, dalam ceritanya tersebut tantri menyelipkan banyak hal tentang sikap seorang pemimpin. Cerita yang diceritakan Tantri berawal dari Kisah Lembu dan Singa. Dikisahkan ada seekor lembu yang bernama Lembu Nandaka yang menjalin persahabatan dengan seekor singa yang bernama Singa Pinggala. Seekor serigala yang bernama Sambada yang tiada lain adalah tangan kanan dari singa merasa terancam dengan persahabatan singa dan lembu. Karena takut jabatannya sebagai tangan kanan tersingkir oleh lembu, Sambada dengan kelicikannya memerintahkan anak buah serigalanya yang bernama Jambuka untuk mengajak anjing-anjing hutan mengadu domba lembu dan singa. Akhinya lembu dan singa mati karena kelicikan Sambada, karena merasa sudah menjadi Raja hutan, Sambada mengajak seluruh anak buahnya menyantap bangkai lembu dan singa, karena sifat rakus dan tamak akhinya Sambada mati kekenyangan akibat menyantap bakai tersebut.

Sajian seni drama musikal tersebut berlangsung dengan lancar dan juga berhasil membius serta mengundang tawa para penonton yang hadir pada malam itu dengan lakon drama yang diselingi oleh penampilan jenaka dari para pelakon.

Adapun yang berperan sebagai penanggung jawab hingga koordinator dalam pementasan Drama Musikal tersebut diantaranya adalah:

Penanggung Jawab : Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum
Penasehat : 1.               Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes.
    2.               Drs. I Gusti Ngurah Seramasara, M.Hum.
    3.               Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn.
Koordinator Umum : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn
Wakil Koordinator : I Wayan Suharta, SSKar., M.Si
Artistik Director : I Wayan Suweca, SSKar., M.Mus
Koordinator Tari : A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn
Koordinator Karawitan : Wardizal, S.Sen., M.Si
Koordinator Musik : I Komang Darmayuda, SSn.,M.Si
Koordinator Sendratasik : Drs. Rinto Widyarto, M.Si
Koordinator Lapangan : 1.                   I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum
    2.                  Ni Ketut Suryatini, SSKar.,M.Sn.
    3.                  Dr. Ni Luh Sustiawati, M.P
    4.                  Dr. Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si
    5.                  I Ketut Sumerjana, S.Sn.,M.Sn
    6.                  I Wayan Mudiasih, SST., M.Si

Pada malam itu hadir pula Rektor ISI Denpasar (Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar, M.Hum) beserta jajarannya yang turut serta menyaksikan pagelaran seni drama musikal tersebut. Pementasan kali ini merupakan lanjutan dari program Bali Mandara Mahalango III yang sebelumya telah secara resmi dibuka oleh Gubernur Bali Gede Mangku Pastika Minggu (10/7) malam. Bali Mandara Mahalango III yang akan diselenggarakan selama 50 hari ini merupakan lanjutan dari Program tahunan Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai salah satu program unggulan dari Pemerintah Provinsi Bali di bidang kebudayaan.

Pemberdayaan Seni Kerawitan Klasik Bagi Generasi Muda

Kiriman :  I Gede Mawan (Dosen Program Studi Pendidikan Sendratasik FSP ISI Denpasar) 

Abstrak

Tidak semua desa di Bali memiliki beragam jenis tabuh lelambatan klasik, untuk mengiringi upacara adat atau keagamaan di desanya. Demikian pula yang dialami oleh Desa Pajahan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Desa ini tidak banyak memiliki jenis tabuh lelambatan klasik. Untuk mengatasi permasalahan ini, kami kelompok dosen dari ISI Denpasar melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam skim Ipteks bagi Masyarakat (IbM), untuk melakukan pelatihan/praktikum seni karawitan Bali di Desa Pajahan, khususnya bagi kalangan generasi mudanya. Kegiatan ini disambut positif kalangan orang tua di desa setempat, untuk mengalihkan generasi muda pada kegiatan positif yang berguna bagi masyarakat dan lingkungannya. Kegiatan pengabdian (IbM) ini juga bertujuan untuk pelestarian budaya, karena kegiatan ini memiliki misi untuk melatih generasi muda agar mampu menguasai keterampilan menabuh, khususnya tabuh lelambatan klasik. Dengan pelatihan ini, diharapkan seni tradisional lelambatan tidak punah dan dicintai generasi muda, sekaligus sebagai media untuk membangun karakter generasi muda yang baik. Teknik pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode praktek atau pelatihan secara berkelompok. Dalam pelatihan ini diberikan pemahaman tentang karawitan Bali, teknik permainan yang benar, serta lagu-lagu (gending-gending) klasik karawitan Bali. Instrukturnya berasal dari beberapa dosen dan mahasiswa yang berkompeten dalam bidang Karawitan Bali dari Program Studi Seni Karawitan FSP ISI Denpasar. Kegiatan tersebut dirancang setiap Sabtu malam, pada bulan April-Nopember 2016. Kegiatan ini dilakukan di luar jadwal perkuliahan di kampus, dilakukan secara mandiri oleh kelompok, sesekali didampingi oleh mahasiswa yang ditugaskan diluar jam kuliahnya. Sarana gamelan yang dipakai dalam pelatihan ini adalah milik desa setempat, yang telah giijinkan untuk digunakan. Hasil yang dicapai selama melaksanakan program ini, menunjukkan bahwa masyarakat setempat sangat bersemangat dan antusias yang luar biasa dalam menyerap dan menerima pelatihan yang diberikan oleh instruktur dari ISI Denpasar. Hal ini terbukti dari pelatihan yang diberikan selama kurang lebih enam bulan telah bisa menyerap materi sebanyak enam gending-gending lelambatan klasik pegongan Bali. Masyarakat berharap program ini bisa berkelanjutan agar kesenian Bali tetap berkembang tidak punah sepanjang masa.

Keyword : IbM, Pemberdayaan, Seni Karawitan Klasik, Bagi Generasi Muda.

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...