by admin | Aug 17, 2016 | Artikel
Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen Karawitan FSP ISI Denpasar)
Abstrak
Seni pertunjukan tradisional Bali memiliki potensi besar sebagai wahana wisata edukasi-ekonomi dalam kancah industri kepariwisataan Bali. Sepanjang dikelola, dikemas, dan digarap secara serius, seni pertunjukan tradisional Bali adalah modal ekonomi kreatif yang berspektif cerah bagi kesejahteraan masyarakat. Seni tari, seni gamelan, dan seni pewayangan adalah nilai estetik dari kearifan lokal masyarakat Bali yang memiliki keunikan dan pesona tersendiri di mata wisatawan bila dikemas sebagai wisata edukasi-ekonomi. Melalui model wisata ini, para wisatawan mendapatkan pengalaman dan pembelajaran serta merasakan dan mengaparesiasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam seni pertunjukan tradisional Bali.
Kata kunci: Seni, wisata, ekonomi
Titik tolak tulisan ini dielaborasi dari dua persoalan yaitu kepariwisataan dan seni pertunjukan tradisional Bali. Berbicara mengenai kepariwisataan berarti didalamnya kita bersinggungan erat dengan ekonomi, sebab kegiatan ini pada dasarnya merupakan bentuk globalisasi yang dikelola dengan semangat kapitalistik. Di tengah kepariwisataan Bali tak bisa diabaikan kontribusi kesenian dan yang paling menonjol adalah seni pertunjukan tradisional Bali, bahkan seni tari dan seni gamelan misalnya, menjadi perintis ketertarikan turis mancanegara untuk mengunjungi pulau Bali. Hingga sekarang pun, sajian seni pertunjukan tradisional menjadi andalan Bali mempesona wisatawan.
Selengkapnya dapat unduh disini
by admin | Aug 16, 2016 | pengumuman
PENGUMUMAN
Nomor :326/IT5.3/PM/2016
KEPADA SELURUH MAHASISWA Internet Seminar Indonesia Denpasar YANG MENGIKUTI PROGRAM KULIAH KERJA NYATA NON REGULER (KKN-NONREGULER) TAHUN 2016 DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR, AGAR MENGAMBIL DAN MENYERAHKAN FORMULIR PENDAFTARAN DI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) ISI DENPASAR SETIAP HARI KERJA (07.30 – 15.30) DENGAN SYARAT-SYARAT SEBAGAI BERIKUT :
- PENGAMBILAN FORMULIR PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN UANG KKN DARI TANGGAL 22 s.d. 26 AGUSTUS 2016.
- PENYERAHAN FORMULIR & PENDAFTARAN KEMBALI TANGGAL 29 AGUSTUS S.D 02 SEPTEMBER 2016.
- PADA FORMULIR PENDAFTARAN DILAMPIRKAN :
- FORMULIR PENDAFTARAN DI SAHKAN OLEH PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DAN WAKIL DEKAN I
- TRANSKRIP AKADEMIK TERAKHIR YANG SUDAH DISETUJUI OLEH PEJABAT BERWENANG.
- FOTO COPY TRANSKRIP NILAI TERAKHIR & FC. KRS YANG SEDANG DITEMPUH (SEMESTER VI).
- PEMBAYARAN KKN-non reguler sebesar Rp. 620.000 (enam ratus dua puluh ribu rupiah) berdasarkan SK. Rektor No.1092/IT5.4.1/PM/2014, DIBAYARKAN DI BANK BTN. A.N. BENDAHARA PENERIMAAN ISI DENPASAR, NO REK. 00007-01-30-0006263.
- FOTO COPY BUKTI PEMBAYARAN KKN DARI BANK BTN RANGKAP 3 RANGKAP, 1 LBR. DISERAHKAN KE BENDAHARA PENERIMAAN ISI DPS, 1 LBR DISERAHKAN KE LP2M DAN 1 LBR DIBAWA MHS YBS.
DEMIKIAN PENGUMUMAN INI, ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA DIUCAPKAN TERIMA KASIH.
===========================
DOWNLOAD PENGUMUMAN
===========================
by admin | Aug 12, 2016 | Berita
sumber : Bali Post, Rabu 10 Agustus 2016
Setelah berlangsung selama dua bulan setengah (dari 14 Juni hingga 6 Agustus 2016), Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menutup secara langsung “Rekonstruksi Seni Tari Joged Bumbung” di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Sabtu (6/8) Ialu. Ketua Panitia Ida Ayu Trisnawati, S.ST., M.Si. mengatakan, kegiatan Rekonstruksi Seni Tari Joged Bumbung di Desa Pujungan merupakan salah satu implementasi dari program Tri Dharma Perguruan Tinggi ISI Denpasar. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah melakukan rekonstruksi dan revitalisasi kesenian Joged Bumbung Desa Pujungan, sehingga bisa tetap lestari. Selain itu, untuk menghidupkan kembali seni pertunjukan tradisi yang pernah hidup di masyarakat sekaligus mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk mencintai seni budayanya. “Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 14 Juni lalu dan rekonstruksi dilakukan selama 3 kali dalam seminggu dan telah menghasilkan empat tarian, yaitu tari Joged Pangeleb, Wiranata, Palawakya dan Joged Ibing-ibingan yang disertai dengan tabuh pengiringnya dan satu tabuh Petegak,” ujarnya. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum. mengatakan rekonstruksi Seni Joged Bumbung ini dilakukan karena adanya historis seni Joged Bumbung dengan Desa Pakraman Pujungan untuk tetap dijaga.
Dikatakan, saat ini perkembangan seni pertunjukan Joged Bumbung sudah mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, ISI Denpasar mempunyai tugas pokok dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni sudah menjadi kewajiban untuk melakukan rekonstruksi seni tari Joged Bumbung tersebut. Sehingga kesenian ini tidak punah dan tetap lestari. “Setiap tahun kami menyediakan paling tidak dua kesenian langka untuk direkonstruksi kembali sesuai dengan tugas pokok ISI Denpasar.” tegasnya. Bendesa Adat Pujungan Jro Wayan Sedana menyambut baik rekonstruksi ini. Dikatakan, rekonstruksi Joged Bumbung yang dilakukan ISI Denpasar telah memberikan pemahaman akan seni tari Joged Bumbung serta pakemnya yang sangat perlu untuk dilestarikan. Apalagi saat ini Joged Bumbung oleh beberapa kalangan identik dengan hal yang berbau porno dengan goyangan erotisnya, sehingga perlu diluruskan melalui kegiatan seperti ini. “Secara historis, Joged Bumbung sangat sakral. Kami di Desa Pujungan merupakan desa barometer seni dari tahun 60-an, sehingga semua sekaa seni ada di desa kami. Makanya saat ini teman-teman dari ISI Denpasar memberikan bantuan rekonstruksi joged ini sehingga bisa kembali dibangkitkan,” ujarnya. Hal senada dilontarkan Perbekel Desa Pujungan I Made Wisnu Wijaya. Ia menambahkan, guna menguatkan pakem tari joged, sudah seharusnya dibuatkan pararem sehingga tari Joged Bumbung tetap eksis tanpa harus keluar dari pakemnya.”Kami sangat mengapresiasi dilakukannya rekonstruksi Joged Bumbung ini. Sehingga nantinya tari joged bumbung ini dapat dibuatkan pararem, sehingga tidak lagi terkesan porno dan erotis,” imbuhnya.
by admin | Aug 10, 2016 | Artikel
Kiriman : I Komang Arba Wirawan (Dosen Film dan Televisi FSRD ISI Denpasar)
ABSTRAK
Sebuah karya atau foto kita katakan sebagai benda seni, ia harus bukan sekedar hasil upaya proses reproduksi belaka. Foto seni/ekspresi semestinya berasal dari suatu kontemplasi yang intens. Pemunculan gagasan/idea tidaklah serentak dan berkesan dadakan. Ada suatu proses pengamatan empirik, komparasi, perenungan, dan bahkan serangkaian mimpi-mimpi yang panjang yang lalu berwujud sebagai titik akhir sebuah eksekusi: konsep dan visi/misi yang transparan serta “baru”. Dengan begitu sebuah foto ekspresi tidak hanya sebentuk “seni instan” belaka. Foto ekspresi, merupakan bagian dari cabang seni rupa yang paling muda dan memiliki pengayaan ide dan teknik.
* * * * *
Lebih dari satu abad yang lalu fotografi ditemukan sebagai teknologi baru di bidang perekaman visual yang cukup revolusioner. Prinsip dasar fotografi telah dikenal melalui cara kerja kamera Obscura, sebagai alat yang dapat mengabadikan objek ke atas permukaaan lempengan tembaga dan kertas. Mereka yang melakukan hal tersebut kemudian dikenal sebagai tokoh pionir fotografi seperti, Josep Necepphore, Louis Jacques Mande Daguerre (keduanya dari Perancis) dan Henry Fox Talbot (Inggris).
Selanjutnya, secara bertahap fotografi berkembang ke arah penyempurnaan teknik dan kualitas gambarnya. Pada akhir abad ke-19 saat George Eastmen mempopulerkan produk kamera KODAK ke pasaran Amerika, fotografi telah mencapai kualitas hasil yang mendekati seperti yang kita kenal sekarang, yang paling mutakhir adalah teknologi digital. Teknologi fotografi terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti penghasil produk kamera, sampai pada teknologi miroles. Teknologi miroles ini tanpa penggunakan kaca cendela pada body kamera, tetapi hasil akhir sama seperti fotografi analog dan DSLR.
Selengkapnya dapat unduh disini
by admin | Aug 9, 2016 | pengumuman
SEMINAR NASIONAL SENI PERTUNJUKAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN, ISI DENPASAR
===================================
DOWNLOAD BROSUR
===================================