Pameran Kriyative #2

Pameran Kriyative #2

Pameran Kriyative #2 adalah pameran yang diusung oleh HMJ Kriya, yang tahun ini mengambil tema MIMIKRI. Kata MIMIKRI diambil dari istilah biologi yang berarti kemampuan untukberbaur atau berkamuflase. Kemampuan  mimikri dalam kaitannya dengan pameran kali ini dapat diasumsikan bahwa kriya dapat berbaur atau menyatu dengan bidang-bidang seni rupa lainnya.

Pameran ini dilaksanakan pada hari Jumat, 07 Oktober  s/d 17 Oktober 2016, bertempat di Museum Pendet, Jln. Nyuh Bojog, Br. Nyuh Kuning, Mas, Gianyar. 

SEVEN ON SCREEN, PERSEMBAHAN MAHASISWA FILM DAN TEEVISI

SEVEN ON SCREEN, PERSEMBAHAN MAHASISWA FILM DAN TEEVISI

ISI Denpasar turut bergabung dalam perayaan Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya, acara yang dilaksanakan di Taman Budaya Denpasar pada tahun ini dibuka  sejak Sabtu (27/2) dan terus berlangsung hingga 9 Desember 2016. Kegiatan ini merupakan sebuah terobosan Pemprov Bali dalam memberi ruang bagi seniman muda Bali untuk berekspresi dan berinovasi. Secara garis besar, perhelatan GSAP Bali Mandara Nawanatya akan dibagi dalam tema berbeda setiap bulannya. Bulan Maret khusus diperuntukkan bagi pementasan bondres yang dilanjutkan Gelar Seni Mahasiswa di bulan April. Sementara Bulan Mei akan diberikan ruang bagi pagelaran Sastra. GSAP juga sempat melakukan jeda dikarenakan kegiatan PKB dan Bali Mandara Mahalongo yang dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus lalu. Pada bulan September dan Oktober, GSAP Bali Mandara Nawanatya akan diisi dengan pagelaran cak dan sinema. Berikutnya November akan jadi bulan Bali Creative Performance dan Desember diplot untuk Seni Kontemporer.

Pada bulan Oktober dalam tema sinema ini merupakan kesempatan untuk Program Studi Film dan Televisi ISI Denpasar, untuk menunjukkan karya-karya tugas mahasiswa kepada khalayak umum. Dalam serangkaian acara GSAP Bali Mandara Nawanatya ini, Program Film dan Televisi ISI Denpasar menampilkan “SEVEN ON SCREEN”, adalah kegiatan pemutaran karya film dari hasil tugas mahasiswa. Adapun film yang akan diputar yakni, Hari Esok Siapa Tau, Janji, Tengai Tepet, Z-A New World, Belum 5 Menit, Mewali, dan Mata dan Minuman Bersoda Warna Merah. Selain pemutaran film, Program Studi Televisi dan Film juga akan menyelenggarakan pementasan perdana dramaturgi persembahan dari mahasiswa. Pementasan dramaturgi ini akan mengisi disela-sela pemutaran film sebagai petunjuk dari film yang akan diputarkan selanjutnya. Acara SEVEN ON SCREEN akan dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Oktober 2016 pukul 19.00 WITA, bertempat di Gedung Ksirarnawa Art Center Denpasar. Datang dan saksikanlah persembahan karya dari para mahasiswa Program Studi Film dan Televisi ISI Denpasar.

Galih Sekar Sari/AK14

Mahasiswa FilmTV ISI Denapasar

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra-Dasar dan Pelatihan Pengembangan Karakter Mahasiswa Anti: Narkoba, HIV/AIDS, Rokok dan Korupsi

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra-Dasar dan Pelatihan Pengembangan Karakter Mahasiswa Anti: Narkoba, HIV/AIDS, Rokok dan Korupsi Bagi Mahasiswa Institut Seni Indonesia Tahun 2016

Diumumkan kepada mahasiswa Internet Seminar Indonesia Denpasar penerima Beasiswa Bidikmisi dan mahasiswa reguler Tahun Akademik 2016/2017 (nama-nama terlampir), wajib mengikuti kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra-Dasar dan Pelatihan Pengembangan Karakter Mahasiswa yang akan dilaksanakan pada:
Hari :Kamis– Jumat
    Tanggal :6 s.d 7 Oktober2016
    Pukul :07.30 – SelesaiWita
    Tempat :Gedung NatyaMandalaISIDenpasar
    Pakaian :BebasRapi
Demikian disampaikan ataskehadirannyadiucapkan terimakasih.

=====================

DOWNLOAD PESERTA PELATIHAN DISINI

=====================

Perlombaan Tari Bali Sebagai Ajang Pelestarian Seni Dan Budaya Bali

Kiriman : I Wayan Budiarsa (Dosen Jurusan Tari FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Semaraknya perlombaan-perlombaan tari Bali yang diadakan di Bali mencerminkan makin meningkatnya kecintaan generasi muda terhadap seni dan budayanya. Kearifan lokal Bali menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakatnya maupun bagi para pengunjung, baik dari tingkat nasional sampai internasional, berdampak makin banyaknya muncul seniman-seniman handal di bidangnya. Geliat generasi muda serta dibarengi perhatian pemerintah yang cukup tinggi, menjadikan ajang perlombaan tari sebagai salah satu acara bergengsi yang sangat diminati para remaja. Hal ini mencuri perhatian banyak pihak, karena dirasa ampuh sebagai wadah pelestarian seni dan budaya Bali. Untuk dapat menyentuh ke segala umur, panitia perlombaan biasanya membagi kategorinya menjadi usia anak-anak dan remaja dan dewasa/ umum. Selain untuk memberikan peluang anak-anak peserta lomba di kelompoknya, hal tersebut dilakukan guna memberikan kemudahan dalam memberikan apresiasi atau penilaian penampilan peserta lomba. Pada era global yang dibarengi dengan pesatnya pertumbuhan ipteks seperti sekarang ini, peran generasi muda yang berkecimpung di ranah seni sangat dibutuhkan, guna dapat memberikan inspirasi positif agar mental, karakter anak bangsa tak tergerus oleh pengaruh global. Hal ini sesuai dengan harapan pemerintah yakni pembangunan bangsa Indonesia yang mengarah pada revolusi mental dan kerja nyata.   

Kata kunci: Lomba Tari Bali, Ajang Pelestarian Seni Budaya

Abstract

Splendor of Balinese dance competitions held in Bali reflects the ever increasing love for the younger generation of art and culture. Bali Local knowledge makes a special attraction for the community and for visitors, both from national to international level affecting the increasing number of emerging trained artists in the field. Stretching young people and accompanied the government’s attention is high enough to make competition in dance as one of the prestigious events were very attractive to teenagers. It is stealing the attention of many parties considered effective as a container for the preservation of art and culture in particular.
To be able to touch to every age, race organizers usually split into age categories of children and adolescents and adult / general. In addition to giving children opportunities competitor in the group, it is done in order to provide ease of appreciation or performance ratings race participants. In the global era that coincided with the rapid growth of science and technology as it is today the role young people who are in the realm of art is needed, in order to provide a positive inspiration to be mental, character of the nation was not eroded by the global influence. This is consistent with the government’s hope that the Indonesian nation that leads to mental revolution and the real work.

Keywords: Bali Dance Competition, Cultural Arts Preservation Event.

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...