ISI Denpasar akan pamerkan dan pentaskan 13 karya penciptaan dosen

ISI Denpasar akan pamerkan dan pentaskan 13 karya penciptaan dosen

Kiriman : Nyoman Lia Susanthi, SS., MA (Dosen PS Film Televisi ISI Denpasar)

logoGuna mempertanggungjawabkan hibah penciptaan dosen ISI Denpasar tahun 2015, maka pada tanggal 2 November 2015 akan dilaksanakan pembukaan pameran dan pagelaran karya penciptaan dosen ISI Denpasar. Menurut Ketua Panitia Drs. Anak Agung Gde Ngurah TY, M.Si pameran dan pagelaran ini adalah realisasi dari proposal yang dibiayai dengan Dana DIPA ISI Denpasar tahun 2015. Adapun proses penciptaan karya seni ini telah melalui beberapa tahapan yaitu pengajuan proposal pada bulan Februari 2015. Pada tahap ini terdapat 20 proposal yang diusulkan. Dilanjutkan dengan pemaparan/ presentasi proposal Penciptaan Karya Seni tanggal 16-17 April 2015. Pada tanggal 27 Mei 2015 ditetapkan pemenang Penciptaan Karya sebanyak 13 pemenang dari 20 usulan yaitu dari FSP memenangkan 6 proposal penciptaan, dari FSRD memenangkan 7 proposal penciptaan. Dilanjutkan dengan penandatanganan surat perjanjian penciptaan oleh 13 pemenang, tanggal 3 Agustus 2015, monitoring dan Evaluasi Penciptaan laporan 70% tanggal 16 Oktober 2015, dan tanggal 2 November 2015 adalah pameran dan pegelaran Hasil Penciptaan Karya Seni. Pertanggungjawaban akhir nanti dikumpulkan tanggal 9 November 2015 dalam bentuk laporan Penciptaan Karya Seni. Drs. Anak Agung Gde Ngurah TY, M.Si menambahkan bahwa kegiatan ini untuk memotivasi para dosen dalam berkreatifitas agar lebih produktif, inovatif, dan kopetitif dengan kualitas penciptaan yang optimal, serta untuk mendapat saran dan kritik dari pengamat dan masyarakat umum.

Hasil karya penciptaan karya seni yang diselenggarakan hari ini terdiri dari 6 karya penciptaan pagelaran dari FSP yang diselenggarakan selama 2 kali pertunjukan, yaitu tanggal 2 dan 3 November 2015 bertempat di gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Serta 35 karya dari FSRD dengan jumlah hasil karya 5 buah per pemenang yang dipamerkan dari tanggal 2 s.d 6 November 2015 bertempat di gedung Kriya Hasta Mandala ISI Denpasar.

Acara rencananya akan dibuka oleh Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum.

Perguruan Tinggi Dan Masyarakat Ekonomi (MEA)

Kiriman : Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, M.Kes (Dosen Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar)

ABSTRAK

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015

Masyarakan asean lebih dari sepuluh tahun lalu berkumpul dan bersepakat untuk membentuk pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pd akhir tahun 2015. Dengan adanya MEA ini memungkinkan satu negara menjual barang dan jasanya dengan mudah ke negra-negra lain di Asia Tenggara. Hal ini dilakukan agar daya saing asean meningkat serta bisa menyaingi negara lain seperti Cina dan India dan lain-lainya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada Indonesia dan juga Bali, karena Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, desainer dan lainnya. Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari, menjelaskan bahwa MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. “Pembatasan, terutama dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan,” katanya. “Sehingga pada intinya, MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau minim tenaga asingnya.”

Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari,  juga menyatakan tidak ingin “kecolongan” dan mengaku telah menyiapkan strategi dalam menghadapi pasar bebas tenaga kerja. “Oke jabatan dibuka, sektor diperluas, tetapi syarat diperketat. Jadi buka tidak asal buka, bebas tidak asal bebas,” katanya. “Kita tidak mau tenaga kerja lokal yang sebetulnya berkualitas dan mampu, tetapi karena ada tenaga kerja asing jadi tergeser. Sejumlah syarat yang ditentukan antara lain kewajiban berbahasa Indonesia dan sertifikasi lembaga profesi terkait di dalam negeri.

Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi. (BBC Indonesia, 27 agustus 2014).  (cited, 11/02/15)

Selengkapnya dapat di unduh disini

Siwa Nada : Ensiklopedi Musik Dunia

Kiriman : Wardizal, S.Sn, M.Si (Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar)

ABSTRAK

Artikel ini merupakan inti sari dari penelitian penulis tentang gamelan Siwa Nada: Sebuah barungan gamelan baru ciptaan I Wayan Sinti. Secara subtantif, hal yang ingin dikemukakan dalam tulisan ini adalah, proses kreatif I Wayan Sinti dalam menciptakan gamelan Siwa Nada; sebuah bentuk barungan gamelan baru yang berfungsi sebagai ensiklopedi musik dunia. Data dan fakta dalam tulisan ini, secara keseluruhan didasarkan pada hasil wawancara yang penulis lakukan dengan I Wayan Sinti sebagai narasumber utama dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa gagasan dan pemikiran I Wayan Sinti dalam menciptakan gamelan Siwa Nada lebih didasarkan kepada proses kreatif inovatif untuk menunjang proses kreativitas dalam berkesenian. Secara subtantif, barungan gamelam Siwa Nada berbentuk bilah dan terbuat dari bambu, kayu dan kerawang. Sinti mempunyai simbol-simbol tersendiri terhadap gamelan Siwa Nada yang diciptakan, baik penamaan instrumen maupun sistem penulisan notasi dan tangga nada.

Kata kunci: Siwa Nada, Ensiklopedi, Musik Dunia 

I. PENDAHULUAN

Pulau Bali yang juga dikenal dengan sebutan pulau seribu pura dengan mayoritas penduduknya menganut agama Hindu Dharma, merupakan sebuah pulau yang kaya dengan aneka ragam seni pertunjukan. Menurut catatan STSI (sekarang ISI) Denpasar, pada awal tahun 1984 tercatat 66 jenis kesenian yang berkembang di Bali.  Berdasarkan pemetaan kesenian yang dilakukan oleh Universitas Udayana dan STSI Denpasar pada tahun 1992, tercatat adanya 5612 kelompok seni pertunjukan diseluruh Bali (Bandem, 1996:62).

Gamelan adalah seni suara instrumental yang sejak tahun 1950-an merupakan bagian dari disiplin ilmu seni karawitan dan dikelompokkan dalam rumpun seni pertunjukan (performing arts). Dari berbagai musik gamelan yang berkembang saat ini, Bali adalah salah satu pulau yang super produktif melakoni budaya gamelan. Menurut buku Prakempa (abad XVIV), di Bali terdapat lebih kurang 26 jenis gamelan dan telah diwarisi secara turun-temurun. Berbagai jenis gamelan yang berkembang di Bali, satu sama lain dapat dibedakan dari ukurannya, disain, bahan, pelarasan (tuning system), fungsi, repertoar, instrumentasi, orkestrasi, dan masing-masing mempunyai pendukung yang berbeda pula. Bahkan jumlah barungan gamelan Bali terus bertambah karena berbagai ekspertis gamelan Bali, seperti I Wayan Berata menciptakan gamelan Semara Dhana, I Nyoman Rembang menciptakan gamelan Bumbang, dan I Wayan Sinti menciptakan gamelan Manika Santi (Asnawa, 2007:28).

Untuk Selengkapnya silahkan unduh disini

Loading...