Kiriman: Kadek Suartaya, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar
Ketika Adi Merdangga berderap, itu artinya perhelatan akbar Pesta Kesenian Bali (PKB) dimulai. Degub drumband tradisional ini menjadi penanda pesta seni tahunan kebanggaan masyarakat Bali. Musik prosesi yang didominasi oleh puluhan instrumen kendang ini lahir dari kandungan PKB pada tahun 1984. Sejak lahir dan hingga PKB ke-33 tahun 2011 ini, Adi Merdangga yang digarap dan disuguhkan ASTI (kini ISI Denpasar), menjadi ujung tombak pawai PKB. Dibawakan oleh ratusan penabuh dan penari, Adi Merdangga membuncah dengan nuansa modern namun sangat kental dengan identitas seni tradisi lokal Bali. Penampilannya sepanjang rute pawai selalu dielu-elukan penonton seperti terlihat pada pawai PKB, Sabtu (11/6) lalu.
Nama Adi Merdangga diambil dari bahasa sansekerta yaitu adi berarti utama dan merdangga adalah kendang, Jadi Adi Merdangga berarti sebuah ansambel yang didominasi oleh instrumen membranophone (alat musik yang sumber bunyinya dari kulit yang dicencang), terdiri dari beberapa jenis kendang Bali berukuran besar, sedang, dan kecil. Ketika menguak pertama kali pada PKB tahun 1984, Adi Merdangga tampil murni sebagai sajian musik. Tetapi dalam perjalanannya kemudian, komposisi musiknya dipadukan dengan pragmen tari. Sepuluh tahun terakhir, olahan musiknya disertai dengan penampilan figur Siwanataraja, lambang PKB. Dalam pawai PKB Sabtu siang lalu, Adi Merdangga berkisah tentang keperkasaan dan kepahlawan Burung Garuda.
Adalah pencetus PKB, Gubernur Bali Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang menstimulasi kelahiran Adi Merdangga. Ketika PKB menginjak usia ke-5 pada tahun 1983, Mantra berangan-angan adanya musik prosesi besar yang berkarakter kesenian Bali. Lontaran orang nomor satu Bali itu direspon kreatif para seniman ASTI Denpasar. Berangkat dari musik ritual Balaganjur, dalam tempo tak begitu lama terwujudlah ekspresi artistik musik baru. Konsep musikalnya dikembangkan dari Balaganjur dengan melipatgandakan instrumen kendang dan cengceng. Disertai semangat berkesenian, Adi Merdangga hadir kreatif, baik dari tata musikalnya maupun tampilan inovatif dari atraksi bermain musiknya nan apik.
Dalam perkembangannya, Adi Merdangga kemudian menggebrak tampil sebagai marchingband yang dalam penampilannya dilengkapi dengan penari dan peraga properti seperti tombak, payung, kipas, dan umbul-umbul. Ketika meragakan demontrasi penampilan atau display di depan tamu-tamu kehormatan dengan koreografi yang dibingkai oleh komposisi musik, sering memanen aplaus penonton, terutama ketika para penari membentuk sebuah figurasi tari dan para penabuh bermain musik sembari melakukan gerak-gerik atraktif, meragakan aksen-aksen tari.
Pamor Adi Merdangga membumbung. Pada tahun 1987, tak kurang dari 300 orang mahasiswa ASTI/STSI Denpasar pernah diundang menyuguhkan Adi Merdangga di Istora Bung Karno Senayan, Jakarta pada pembukaan Sea Games ke-14. Pada tahun 1995, saat perayaan emas kemerdekaan RI, kembali pasukan drumband tradisional perguruan tinggi seni di Bali ini didaulat datang ke Jakarta menyuguhkan kebolehannya saat upacara penurunan bendera pusaka di Istana Merdeka. Kini di ISI Denpasar sendiri, Adi Merdangga terus dipoles. Setiap tampil menjadi pengawal pawai PKB, insan-insan seni perguruan tinggi seni tersebut selalu berusaha menampilkan nuansa baru.
Inovasi musik dan tata kreativitas Adi Merdangga yang selalu ditampilkan pada pawai PKB, mengusik dan menyadarkan Balaganjur akan potensi dirinya. Menjamurlah kemudian gelar Balaganjur di desa-desa, sekolah-sekolah hingga kampus-kampus. Penyelenggaraan Porseni (Pekan Olah Raga dan Seni) di Bali biasanya selalu menyertakan lomba Balaganjur sebagai sebuah mata acara yang sangat diminati. Yang menarik, kehadiran Adi Merdangga mendongkrak gengsi gamelan Balaganjur di kalangan generasi muda Bali. Musik tradisi yang sebelumnya hanya menjadi pelengkap ritual adat dan keagamaan itu serta merta menggeliat bergairah. Inovasi olah musik yang ditawarkan dalam Adi Merdangga dikembangkan dan dijadikan model orientasi kreativitas musik Balaganjur. Rekaman komersial, CD dan VCD Balaganjur, banyak diminati masyarakat Bali.
Perkembangannya belakangan, kini Balaganjur menggeliat dan menggebrak menjadi seni pertunjukan yang layak disimak. Karena itu, sejak empat tahun terakhir ini, PKB memberikan ruang khusus pada seni pentas ini. Dalam PKB ke-33 ini ditampilkan sembilan grup Balaganjur persembahan kabupaten/kota se-Bali. Sajian seni yang disebut Parade Balaganjur Pragmentari tersebut dapat disimak penonton di panggung terbuka Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Senin (20/6) besok malam akan unjuk kebolehan duta Kabupaten Gianyar, Karangasem, dan Badung.
Lahir dari rahim PKB, Adi Merdangga menjadi inspirator pembaharuan signifikan kebangkitan Balaganjur. Dibawah pangkuan masyarakat Bali yang kasih akan nilai seni, Balaganjur kini menjadi kesayangan segenap lapisan masyarakat, khususnya menjadi kebanggaan insan-insan muda Bali, sumber insani penyangga kejayaan seni budaya bangsa. Bukahkah penjelajahan jati diri di era globalisasi ini, sari patinya ada dalam asuhan nilai-nilai lokal? Kemesraan generasi muda Bali dengan seni pertunjukan Balaganjur-nya patut disyukuri dan dijadikan wahana pembentukan karakter.