Dalam rangkaian pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIII Tahun 2011, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali mengadakan Workshop Film Dokumenter yang dilaksanakan di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Jumat 18 Maret 2011.
Workshop yang dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta yang terdiri dari Pemerintah Kabupaten se-Bali, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan dan Komunikasi Provinsi Bali, Fak. Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra, SMKN I Denpasar SMKN 1 Sukawati dan Internet Seminar Indonesia Denpasar yang diwakili oleh UPT. PUSKOM di buka langsung oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Dalam acara tersebut juga dilakukan pemutaran Film Dokumenter ‘Ring Of Fire seri 4” karya Lawrence Blair yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab tentang penggarapan Filmnya tersebut. Lawrence Blair adalah Antropolog yang menggeluti Film Dokumenter sejak 1970-an. Lawrence Blair adalah salah satu orang yang banyak berjasa memperkenalkan Bali dan Indonesia ke seluruh Dunia dengan film-film dokumenternya mengenai Indonesia. Lawrence Blair bersama adiknya melakukan perjalanan keliling Indonesia untuk membuat sebuah film dokumenter yang nantinya selain menjadi tontonan publik juga mempunyai nilai sejarah.
Selain Lawrence Blair hadir juga dalam workshop tersebut Bapak Hadiartomo yang menjabarkan beberapa panduan membuat film dokumenter. Dari penjabarannya tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa film dokumenter antara yang satu dengan lainnya itu terdapat perbedaan gaya penuturannya sehingga kita bisa menyimak dan mempelajari perbedaan gayanya tersebut. Selain itu, memilih topik dan objek penelitian, struktur film serta menganalisis kebutuhan membuat film. Yang tidak kalah penting dalam pembuatan film dokumenter ini adalah sumber pembiayaan disamping juga pasti dalam pengambilan gambar atau yang di sebut shooting yang sebaiknya untuk diikuti agar ketika shooting tidak mengalami kesalahpahaman, blocking, camera angle, tata cahaya, rehearsal, shoot.
Selain memberikan penjabaran, Pak Hadi langsung mengajak peserta workshop terjun ke lapangan untuk mempraktekkan cara pengambilan gambar sesuai dengan penjabaran materi yang diberikkan. Diharapkan dengan diberikannya praktek langsung kepada para peserta workshop, mereka dapat memahami materi yang telah diberikan. Karena hanya dengan langsung melakukan praktek kita dapat mengetahui kendala-kendala yang terjadi selama pembuatan film.
Dengan diadakannya workshop film dokumenter ini diharapkan para pembuat film dapat menghasilkan karya lebih baik lagi.