Tikus adalah golongan binatang pengerat yang sering dianggap sebagai binatang yang rakus dan suka mencuri makanan manusia. Tidak jarang barang perlengkapan manusia di rusak, dikerat sampai berlubang untuk jalan di lewat, demikian pula barang-barang dihancurkan untuk dipakai sebagai sarangnya. Karena sifat-sifatnya inilah binatang tikus sering dikonotasikan sebagai simbol koruptor, menghabisi yang bukan miliknya secara diam-diam.
Binatang tikus inilah dijadikan motif dasar ide di dalam berkarya seni lukis, di mana tikus diangkat sebagai motif dari bentuk yang utuh sampai dengan tikus dalam bentuk topeng. Motif tikus diambil dari hasil pengamatan secara langsung maupun dari foto-foto yang dijadikan sumber dalam proses kreatif, diatur sedemikian rupa dalam penciptaan seni lukis ini. Dari ide kerakusan motif tikus hanyalah bentuk simbolis manusia koruptor, yang dituangkan dalam bentuk seni lukis mengarah kepada gaya surealis. Walaupun obyek diwujudkan secara naturalis namun tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Penggunaan berbagai unsur-unsur seni rupa seperti garis bentuk, warna, bidang dan ruang, tetap memperhatikan faktor estetika dari suatu penyusunan seperti komposisi, proporsi, keseimbangan, pusat perhatian dan irama. Sedangkan dalam proses penciptaan dilalui dengan beberapa tahapan yaitu: penjelajahan (ekplorasi), proses percobaan (eksperimen), proses pembentukan (forming) dan penyelesaian (finising).
Dalam wujud karya yang dibuat mengandung beberapa aspek baik aspek gagasan serta konsep yang dikenal dengan aspek ideoplastis dan wujud karya secara fisik meliputi hasil dari tehnik penggarapan elemen visual dengan segala aturan seni lukis disebut dengan aspek fisikoplastis dari hasil proses penciptaan ini diperoleh 12 buah lukisan yang semuanya bertemakan tikus sebagai motif utama.
Kata Kunci: Tikus Penciptaan Lukisan