(dari kiri) Gurbernur Papua, Drh. Constant Karma; Direktorat Kelembagaan Dikti, Dr. Selamet Soleh; Rektor ISI Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Rai S, MA; Kadis Pendidikan Prop.Papua, James Modouw
Kiriman: Nyoman Dewi Pebriyani, S.T., M.A. (Dosen PS Desain Interior).
Papua- Seminar Pendirian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua di Jayapura merupakan rangkaian acara seminar yang terbagi dalam dua tahap, yang dilaksanakan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar selaku Penanggung jawab Pelaksana Pendirian ISBI tanah Papua. Seminar tahap I membahas mengenai kebijakan dan peran perguruan tinggi seni, kemudian tahap II akan dilakukan seminar di ISI Denpasar pada awal desember dalam rangka pematangan teknis kurikulum.
Seminar tahap I dilaksanakan di Ruang Sasana Krida Kantor Gurbernur Dok II Jayapura, Jumat (23/11), dibuka secara resmi oleh Pejabat Gurbernur Papua, drh. Constant Karma, dengan memukul alat musik tradisional Papua. Acara ini turut pula dihadiri oleh pembicara dari Direktorat Kelembagaan Dikti Dr. Selamet Soleh, Rektor Universitas Cendrawasih Drs. Fetus Simbiak, M.Pd, dan Tokoh Budayawan Drs Don Augusthinus Flassy, MA, serta Rektor ISI Denpasar Prof Dr. I Wayan Rai, dengan mengusung tema mengembangkan keunggulan lokal melalui pendirian ISBI Tanah Papua.
“Atas nama seluruh masyarakat Papua, kami menyambut gembira dilaksanakannya seminar ini sebagai bagian pendirian ISBI Papua, besarnya dukungan pemerintah pusat, serta kesediaan Rektor ISI Denpasar beserta jajaran civitas akademika untuk menjadi pelaksana pendirian ISBI Papua sangat kami hargai”, ungkap Pejabat Gurbernur Papua dalam sambutannya.
Acara seminar kali ini mengundang kurang lebih 150 orang yang terdiri seluruh tim pendirian ISBI Tanah Papua, kalangan intelektual pencinta seni dan budaya, budayawan Bali dan Papua, wakil-wakil dari pemerintahan Papua, ditambah dengan beberapa kepala suku. Dalam kesempatan ini Rektor ISI Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Rai S, MA menampilkan dokumentasi dalam bentuk
soft news mengenai proses pendirian ISBI Papua dari tahap awal hingga saat ini. “Saya bersyukur dan berterimakasih atas dukungan seluruh pihak, hingga persiapan pendirian ISBI tanah Papua telah mencapai hampir 95%”, ungkap Prof. Rai.
Usai pemaparan seluruh pembicara secara panel, dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab agar mendapatkan masukan dari para peserta seminar untuk mempertajam tujuan pendirian, visi dan misi, serta rencana pengembangan kedepannya. Antusiasme peserta seminar sangat terlihat dalam sesi tanya jawab, hingga akhirnya sesi tersebut harus diperpanjang karena banyaknya pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh peserta. Salah satu perwakilan dari Ketua Suku mengungkapkan bahwa sangat mendukung didirikannya ISBI Papua ini, agar nantinya mampu mewadahi kesenian dan kebudyaan Papua yang sangat beragam dan bernilai.
Sebagai agenda terakhir adalah pembacaan hasil rumusan seminar oleh tim perumus salah satunya adalah pendirian ISBI Tanah Papua ingin mengembangkan sumber manusia cerdas, kreatif, dan inovatif, agar mampu menumbuhkan kreatifitas baru dalam mendorong keunggulan local sebagai sumber kesejahteraan masyarakat, sehingga mampu mencerdasan dan meningkatkan daya saing bangsa dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia.