Jakarta–Dirjen Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso dihadapan lebih dari 90 pendidik dan tenaga kependidikan yang hadir dalam acara pembukaan Pemilihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Berprestasi 2013 di Jakarta, Jumat (5/7), mengungkapkan betapa pentingnya pengelolaan yang baik dalam menjalankan sistem perguruan tinggi, menurutnya tanpa pengelolaan yang baik tidak mungkin perguruan tinggi tersebut dapat berkualitas.
“Setidaknya ada tiga komponen penting dalam mengelola perguruan tinggi yang berkualitas, satu adalah individunya baik dosen maupun tenaga kependidikannya, kedua adalah pengelolanya seperti kepala program studi, dekan hingga rektornya, dan yang ketiga adalah sistem dalam institusinya itu sendiri. Kalau ketiga aspek tersebut terkelola dan berjalan dengan baik, saya yakin perguruan tinggi itu pasti top dan berkualitas” jelas Djoko.
Standar atau ukuran dalam pengelolaan perguruan tinggi pun dibutuhkan, tanpa standar atau ukuran, bagi Djoko mustahil pendidikan tinggi secara luas dapat terkelola dengan baik. Djoko mencontohkan perubahan standar pengelolaan perguruan tinggi yang berkorelasi dengan peningkatan kualitas perguruan tinggi tersebut, ketika dirinya masih tercatat sebagai mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada dasawarsa 70-an, jumlah mahasiswa yang tercatat adalah 3000 orang, angka ini kemudian berkembang ketika Djoko menjabat sebagai PR 2 di perguruan tinggi tersebut, tercatat jumlah mahasiswa saat itu sekitar 18.000 orang dan hari ini jumlah mahasiswa di ITB sudah lebih dari 21.000 orang, “kalau pengelolaannya tetap seperti waktu jumlah mahasiswanya 3.000, tentu saya yakin tidak akan seperti sekarang, oleh karena itu standar pengelolaan pasti berubah dan yang sekarang tentu lebih canggih lagi”.
Standar dan ukuran ini tentunya harus berkembang mengikuti perubahan waktu atau jamannya, khusus dalam pengembangan pendidikan, kurikulum pun harus turut berkembang dan berubah. “Kalau di ITB, paling tidak kurikulum harus berubah 5 tahun sekali, dan wajib dimulai dengan kompetensi yang dituju, menggunakan konsep ASK yaitu Atittude, Skill and Knowledge dan nanti ujungnya adalah proses perkuliahannya” jelas Djoko.
Djoko pada kesempatan tersebut juga menghimbau agar para pendidik dan tenaga kependidikan yang berprestasi untuk terus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan sistem pengelolaan pekerjaan khususnya dalam lingkungan adminstrasi yang efektif, cepat dan efisien, oleh karenanya Djoko menyebutkan agar setiap dosen harus memiliki academic curiosity dan tenaga kependidikan memiliki administration curiosity untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Acara Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi merupakan cara yang digelar setiap tahunnya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Gelaran yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada insan perguruan tinggi ini, memiliki enam katagori yang diperebutkan yaitu dosen, ketua program studi (kaprodi), pustakawan, tenaga administrasi akademik, tenaga pengelola keuangan, dan laboran.
Proses pemilihan pemenang sendiri akan melalui seleksi yang ketat, para nominasi akan presentasi mengenai karya dan inovasinya di hadapan dewan juri yang terdiri dari beberapa pemenang tahun sebelumnya, jajaran pimpinan perguruan tinggi, tim pakar hingga asesor pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). (YH/FH)
Sumber : Dikti