Sebagai kampus seni satu-satunya di Bali, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpar mempunyai visi Menjadi Pusat Unggulan (Centre of Excellence) Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal. Untuk mewijudkan visi itu, salah satu upaya ISI Denpasar yakni memperluas kerja sama internasional dengan perguruan tinggi luar negeri.
Selasa (30/1), kemarin, rombongan dari Seoul Institute of The Arts, Korea Selatan yang dipimpin Ji-Young Kim, berkunjung ke kampus setempat untuk menjajagi kerja sama di bidang perkuliahan berbasis IT sehingga memungkinkan untuk membuka kelas perkuliahan jarak jauh antar-kedua perguruan tinggi seni beda negara itu.
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya dengan Seoul Institute of The Arts telah terjalin ikatan kerja sama yang cukup baik. Bahkan dirinya pernah melakukan kunjungan ke kampus itu. “Mereka di sana juga mengelola program studi (prodi) seni, sama seperti kita. Tapi kami akui teknologi mereka jauh lebih canggih. Kami ingin tiru teknologi mereka. Bagus khan kita tiru yang baik-baik,” sebutnya di sela menerima rombongan.
Arya berharap, kunjungan tersebut menghasilkan sesuatu sesuai harapan. Sehingga apa yang menjadi visi dan cita-cita lembaga tercapai. ISI Denpasar juga membuka peluang menerima mahasiswa baru dari luar negeri, termasuk Korea Selatan melalui jalur Dharma Siswa serta jalur mandiri di tahun ajaran baru 2018 ini.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes mengatakan hal senada. Menurut dia, para teknisi dari Seoul Insitute of The Arts langsung meninjau studio di masing-masing prodi di ISI Denpasar untuk memastikan kesiapan penggunaan teknologi atau berbasis IT.
Jika semua berjalan lancar, lanjut dia, semester depan diharapkan kerja sama yang dirancang bisa diimplementasikan. Ditambahkan Artayasa, kerja sama yang dibangun bisa bersifat jangka pendek, menegah dan panjang. “Ini sedang dibahas detail-detailnya. Bisa saja nanti pertukaran pelajar satu semester untuk jangka pendeknya. Namun kami tegaskan, itu semua membutuhkan anggaran. Jadi kami persiapkan dan perhitungkan dulu dengan matang,” ujar dia.
Associate Dean/Office of External Relations Seoul Institute of The Arts Ji-Young Kim memaparkan, antara ISI Denpasara dengan kampusnya terdapat banyak persamaan, di antaranya, jumlah mahasiswa, keprofesionalan, visi-misi, serta prodi yang dikelola. “Saya sangat terkesan dengan kebudayaan dan kesenian Bali. Terutama gaya arsitekturnya dan gemelannya,” akunya.
Disinggung mengenai isu erupsi Gunung Agung yang berkembang di Kota Seoul, Korea Selatan, dirinya mengaku warga di kotanya tidak terlalu khawatir. Pun demikian, ia mewakili rombongan sejatinya sudah mengetahui Gunung Agung di Bali mengalami erupsi, tapi ia mengaku tidak takut dan menikmati keindahan alam Bali. “Di negara mana pun tetap ada ancaman bencana. Kami santai saja,” pungkas dia.