Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS TV dan Film ISI Denpasar)
Foto: I Made Rai Kariasa, S.Sos
Denpasar- Kesuksesan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar dalam penyelenggaraan program pertukaran kebudayaan yang dikenal dengan International Studio for Arts and Culture FSRD-ALVA (ISACFA) berbuah manis. Kini kegiatan ini menjadi agenda rutin bahkan diselenggarakan setahun dua kali yaitu bulan Januari dan Juni. Kegiatan ini sebagai realisasi dari Memorandum of Understanding (MoU) antara University of Western Australia (UWA) dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berupa pertukaran kebudayaan kali ini berlangsung untuk yang keempat kalinya.
Pembukaan ISACFA berlangsung kemarin Senin (6/01) bertempat di gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Sebanyak 17 Mahasiswa UWA akan belajar selama 3 minggu di ISI Denpasar, yang dimulai dari 6 Januari hingga 24 Januari 2014. Menurut panitia ISACFA Ni Kadek Dwiyani, S.S., M.Hum dari 17 mahasiswa terdapat 1 mahasiswa yang berasal dari luar UWA yaitu dari Curtin University. “Ini berarti minat mahasiswa asing untuk belajar di ISI Denpasar cukup tinggi, apalagi seleksi untuk bisa lolos dalam program ini terbilang sangat ketat, sehingga mahasiswa yang datang ke ISI Denpasar merupakan orang-orang pilihan” ungkap Dwiyani.
Pembukaan ISACFA yang ke-4 ini dibuka secara resmi oleh Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar.,M.Hum. Dalam sambutannya beliau mengucapkan selamat datang kepada rombongan UWA yang akan mengikuti program di ISI Denpasar, beliau juga berharap usai mengikuti kegiatan ini, mahasiswa dari UWA mampu memahami mengenai budaya Bali tidak saja dipermukaan tapi lebih mendalami.
Pada kesempatan tersebut Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa selama 3 minggu di Bali mereka akan mempelajari Bahasa Indonesia, Bali Art and Culture, Photography, Drawing/Painting, Graphic Art, religi, serta site visit. Kunjungan atau site visit terpilih beberapa objek yang terkait dengan budaya dan seni, kemudian dalam waktu 3 hari mereka akan menyelami kehidupan masyaratkat asli Bali sekaligus mempelajari kesenian daerah Penglipuran Bangli dan mempelajari lukisan Kamasan di Klungkung, dibawah instruktur seniman asli daerah Klungkung.
Rombongan mahasiswa ini dipimpin oleh Prof. Paul Trinidad selaku koordinator ISACFA dari UWA. “Kegiatan pertukaran kebudayaan ini telah berlangsung untuk yang keempatkalinya, minat mahasiswa dari UWA untuk mengikuti program ini sangat besar’ ungkap Paul. Paul juga menambahkan bahwa kerjasama ini berlangsung secara kontinyu dan telah berkembang setiap tahunnya ke arah yang lebih positif.
Program ini juga melibatkan mahasiswa ISI Denpasar dalam seluruh kegiatan, sehingga mampu memperluas jaringan persahabatan bersamaan dengan pertukaran kebudayaan dari masing-masing daerahnya. Usai program berlangsung selama 3 minggu ini akan diselenggarakan pameran hasil karya pada 24 Januari 2014 yang juga akan mengundang dosen-dosen untuk turut serta dalam pameran.