Bali Post, 18 November 2016
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tahun 2016 kembali berpartisipasi dalam Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke-9 tahun 2016 di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Acara tersebut berlangsung dari 8 hingga 10 November 2016.
Acara ini dilaksanakan dua tahun sekali oleh Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKSPTSI). Pesta kesenian ini menampilkan beberapa karya unggulan seperti pawai budaya, pentas seni pertunjukan, pameran seni rupa, pameran seni media rekam dan seminar internasional. Pelaksana FKI setiap dua tahun sekali ini dilakukan secara bergilir oleh Perguruan Tinggi Seni di seluruh Indonesia secara bergantian.
ISI Denpasar tahun ini dikuti 46 orang mahasiswa dan dosen sesuai dengan pembagian tugas masing-masing. Para peserta merupakan mahasiswa dan dosen pilihan yang sudah diseleksi secara ketat dan kompetitif di tingkat prodi dan fakultas. Dalam kegiatan tersebut Rektor ISI Denpasar sebagai penangung jawab kegiatan memimpin secara langsung rombongan dengan didampingi oleh para wakil rektor serta kedua dekan.
Di sela-sela keberangkatan, Sabtu (5/11) lalu, Koordinator Umum I Ketut Garwa, S.Sn. M.Sn, selaku Wakil Rektor di bidang Kerjasama mengatakan secara prinsip ISI Denpasar telah siap segalanya hingga rombongan berangkat 7 November 2016. Pada saat itu juga dilaksanakan gladi bersih pementasan seni pertunjukan serta pengarahan terakhir dari Rektor ISI Denpasar.
Rektor ISI Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S. Sn., M.Hum. menekankan bahwa FKI selaku perhelatan akbar dua tahunan merupakan ajang penampilan program unggulan yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Lebih lanjut dalam pelaksanaannya, kualitas dan mutu harus diraih dan dipertahankan serta soliditas baik kedalam maupun keluar untuk dapat mengibarkan panji ISI Denpasar di kancah nasional.
Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan dimulai 8 November diawali dengan pawai budaya dari kantor wali kota menuju ISI Padangpanjang dan dilepas langsung oleh wali kota yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Padangpanjang. Setelah acara pembukaan yang dibuka oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta dihadiri Gubernur Sumatera Barat dilakukan pameran seni rupa dan media rekam. ISI Denpasar pada peran tersbut membawa 14 karya yang merupakan karya dari beberapa program studi, diantaranya: DKV, Fotografi, Seni Murni (lukis dan patung), Desain Interior, Televisi dan Film, Desain Mode. Secara berturut-turut pada dua malam selanjutnya ditampilkan seni pertunjukan unggulan masing-masing kontingen seperti “Pluntur Kasangan” dari ISI Surakarta, “Membingkai masa, Merajut Asa, Menyulam Asa” dari ISBI Bandung, “Menembus Kegelapan XI” dari ISBI Papua, “Sarumpun Ayuak Salambaian” dari ISI Padang Panjang, “Balada Telor Bebek” dari IKJ, “Jabang Tetuka” dari ISI Yogyakarta, “Seblang Tiron” dari STKW Surabaya, dan “Batu Durhaka” dari ISI Denpasar
Pementasan dua malam tersebut sangat dijejali penonton bahkan sampai tidak tertampung di gedung pertunjukan Hoejirah Adam. Pada 9 November dilaksanakan seminar internasional dengan beberapa pembicara, antara lain Diane Butler (USA), Dr. Morgan Erica Cillins (New Zealand), Prof. Dr. I Wayan Rai, S, M.A, (Indonesia), Surasak Jamnongsam (Thailand), Dr. Joe Petersburg (Singapura) yang dimoderatori oleh Prof Dr Nursyirwan Effendi.
FKI ke-9 tahun 2016, menjadi salah satu program dua tahunan dari BKS-PTSI. Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan ikhtiar besar yang menyangkut banyak aspek, baik pemanfaatan sumber daya manusia, sarana, pembiayaan, maupun capaian program festival kesenian itu sendiri. FKI juga menjadi salah satu program unggulan yang diharapkan memiliki implikasi luas terhadap pencapaian kualitas kreativitas dan hasil karya seni Indonesia sehingga mampu bergaung dalam lingkup internasional. Setelah melewati delapan kali pelaksanaannya, maka FKI pada akhirnya menjadi ajang utama dalam melahirkan konsep dan karya cipta bidang seni yang mampu melahirkan karya-karya cipta seni di setiap kurun waktu pelaksanaannya.