sumber : bali.antaranews.com
Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memusatkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2019 di Kabupaten Gianyar, Bali, yakni 20 desa di kabupaten yang dikenal dengan kekayaan seni dan budayanya itu.
“KKN ini sangat penting bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan masyarakat. Ketika berinteraksi dengan masyarakat itu, banyak hal bisa didapatkan mahasiswa,” kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum di Denpasar, Minggu.
Selama KKN, ia menjelaskan, mahasiswa tidak saja dapat melatih masyarakat untuk menabuh gamelan dan menari tetapi bisa menggali sumber-sumber penelitian berkenaan dengan seni dan budaya.
“Dengan berinteraksi, mahasiswa bisa mendapatkan sesuatu yang unik dan sesuatu yang baru. Take and give inilah yang menyebabkan KKN masih konsisten dilakukan, bahkan ditingkatkan pelaksanaannya,” katanya.
Guru besar seni karawitan itu menambahkan, KKN ISI Denpasar setiap tahun dipusatkan di satu kabupaten. Tahun ini pusatnya di Kabupaten Gianyar. Pembukaannya dilaksanakan pada 1 Agustus di Desa Sebatu.
“Beberapa waktu lalu kami sudah menandatangani MoU dengan Pemkab Gianyar dan juga memang ada permintaan dari para perbekel (kepala desa),” ujar Prof Arya.
Sementara itu, Ketua Panitia KKN ISI Drs I Ketut Muka MSi mengatakan kegiatan KKN diharapkan dapat menimbulkan gagasan baru serta inovasi dalam usaha mendata, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya yang tersebar di Kabupaten Gianyar.
Koordinator Pusat Pengabdian kepada Masyarakat ISI Denpasar itu mengemukakan, sebelum mahasiswa diterjunkan ke lapangan menuju desa lokasi KKN, mereka telah diberi pembekalan.
Peserta KKN ISI Denpasar tahun ini berjumlah 376 orang yang berasal dari 12 program studi. Peserta KKN meliputi 347 peserta KKN Reguler, 24 peserta KKN Non-Reguler 24, dan lima peserta KKN Kebangsaan.
Khusus untuk KKN Kebangsaan, pelaksanaannya di Kota Ternate dan Tidore, Maluku Utara. Pesertanya sudah diberangkatkan 18 Juli dan kegiatan akan berakhir 22 Agustus 2019.
“KKN Kebangsaan merupakan program terpadu dari seluruh PTN di Indonesia yang bertujuan untuk membangun dan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan sebangsa dan setanah air Indonesia,” ucap Muka.
Sedangkan KKN Reguler dan Non-Reguler merupakan proses pembelajaran di tengah masyarakat berbasis keilmuan dengan harapan mahasiswa mampu menyinergikan kebutuhan dan pembangunan di pedesaan secara berkelanjutan.
“Melalui kedua model KKN tahun ini di Kabupaten Gianyar akan dilaksanakan sejumlah program di lapangan selama satu bulan penuh dengan output pemetaan seni budaya, laporan kelompok, video durasi lima menit, serta mampu menyelesaikan program unggulan yang tengah dirancang oleh masing-masing desa dalam bentuk maskot desa,” katanya.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada ISI Denpasar karena telah memilih Gianyar sebagai tempat KKN. Dia meminta para camat dan kepala desa membantu pelaksanaan KKN.