Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kini memiliki doktor Linguistik, karena dosen setempat Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., M.Hum., dinyatakan lulus ujian doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, Selasa 16 Agustus 2016 pada Ujian promosi doktor di kampus Jl.Sudirman, Denpasar.
Ia merupakan doktor ke-111 pada Program Studi Linguistik atau doktor ke-559 pada Program Pascasarjana Universitas Udayana setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Tipe-Tipe Majas dan Aspek Stilistika Dalam Teks Srimad Bhagavatam Kajian terjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia” dengan hasil cumlaude.
Sidang yang dipimpin direktur Pascasarjana Prof Dr AA Raka Sudewi Sp.S(K) itu beranggotakan Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S (Promotor), Prof. Dr. Drs. Ketut Artawa. M.A (Kompromorot I), Prof. Dr.Drs. I.B Putra Yadnya, M.A (Kopromotor II), Prof. Dr. I Nengah Sudipta, M.A., Prof. Drs I Made Suasta, Ph.D, Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A, Prof. Dr. I Dewa Komang Tantra, MSc., Ph.D. dan Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum.
Ni Ketut Dewi Yulianti mengatakan, majas merupakan bagian dari gaya bahasa memainkan peranan penting dalam penerjemahan, bahwa majas dimaksudkan untuk mengeksplorasi bahasa atau secara khusus menguraikan kreativitas penggunaan bahasa. Majas dapat memperkaya pandangan tentang bahasa karena majas memberikan aspek keindahan dalam penggunaan bahasa. Penggunaan majas dalam teks religi Srimad Bhagavatam juga dimaksudkan untuk tujuan yang sama, yakni memperoleh efek-efek tertentu yang membuat teks semakin indah. Analisis kualitas terjemahan teks Srimad Bhagavatam dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia pada disertasinya menggunakan teori Functional Grammar di samping teori-teori penerjemahan.
Ni Ketut Dewi Yulianti, dosen jurusan Karawitan ISI Denpasar itu menjelaskan, teks berbahasa Inggris yang menjadi sumber data penelitian bertemakan keberadaan dan karakteristik sang jiwa yang terperangkap dalam badan yang dipengaruhi oleh tiga sifat alam material (sattvam, rajas, dan tamas), khususnya mengenai kehidupan manusia yang sesungguhnya.
Hal itu juga dimaksudkan untuk mengerti Tuhan dan hubungan kajian terhadap teks tersebut merupakan sebuah kebutuhan dalam upaya membantu keberhasilan pendidikan nasional di Indonesia, yang tujuan utamanya adalah untuk pendidikan karakter.
Srimad Bhagavatam merupakan sumber tertinggi pengetahuan, sekaligus sastra tertinggi, yang menguraikan hubungan penyembah murni Tuhan dengan kepribadian Tuhan YME. Gaya bahasa yang diungkapakan ke dalam berbagai tipe majas dalam teks Srimad Bhagavatam menunjukkan realita bahwa kehidupan dunia material adalah pantulan terbalik dari kehidupan dunia rohani, karena segala sesuatu yang ada di dunia material sifatnya bertentangan dengan yang ada di dunia rohani. Kondisi tersebut menyebabkan segala sesuatu yang ada di dunia material menjadi sinisme dari pandangan dunia rohani, yang berdampak pada penerapan lebih banyak majas sinisme pada teks Srimad Bhagavatam.