Kiriman : Nyoman Lia Susanthi,S.S., MA (Dosen PS TV dan Film ISI Denpasar)
Foto : Ketut Hery Budiyana, A.Md
The Third Symposium of Internasional Council for Traditional Music’s Study Group on the Performing Arts of Southeast Asia (ICTM-PASEA) diselenggarakan di ISI Denpasar selama 7 hari dari tanggal 14 Juni hingga 20 juni 2014. Kegiatan berlangsung di gedung Citta Kelangen ISI Denpasar dan dibuka oleh Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum. Dr. Arya dalam sambutannya menghaturkan terima kasih atas dipilihnya ISI Denpasar sebagai tuan rumah seminar bertaraf internasional ini. Diharapkan lewat seminar ini dapat menjadi sumbang pikiran untuk kemajuan seni pertunjukan di Asia Tenggara, yang nantinya akan berdampak pada seni pertunjukan di Bali dan di ISI Denpasar. Rektor juga menyampaikan usaha yang telah dibangun ISI Denpasar selama ini yaitu ISI Denpasar selalu mengembangkan program studi seni sebagai interaksi budaya secara harmonis. Selanjutnya kurikulum pada fakultas seni pertunjukan tidak hanya mengajarkan mahasiswa tentang pertunjukan Bali, tapi juga kurikulum tentang seni nusantara Indonesia. Ini mampu menghantarkan ISI Denpasar sering diundang untuk tampil di berbagai belahan dunia untuk membawa misi nusantara. Disamping itu pendekatan dengan seniman lokal juga telah dibangun baik dalam bentuk kegiatan workshop, diskusi dan pementasan bersama. Didampingi para pembantu rektor, Dekan FSP, Dekan FSRD serta Kepala LP2M ISI Denpasar, Rektor ISI Denpasar menyambut hangat kehadiran para peserta dengan menyuguhkan tari pembukaan Selat Segara. Gemuruh tepuk tangan pun menghujani usai tari pembukaan tersebut dipentaskan oleh mahasiswa Jurusan Tari dan Sendratsik ISI Denpasar yang diiringi oleh gamelan dari mahasiswa Jurusan Karawitan ISI Denpasar. “Digelarnya seminar di ISI Denpasar akan juga membawa dampak postif bagi lembaga, karena kegiatan ini dapat menjadi media promosi untuk ISI Denpasar dikancah dunia internasional, mengingat peserta dari berbagai negara seperti USA, Australia, Malaysia, Singapura, Cina, Jepang, Austria, Taiwan, Brunai dan Thailand” ujar Dr. Arya.
Sementara ICTM-PASEA Chairperson, Patricia Matusky menghaturkan terimakasih kepada segenap civitas akademika ISI Denpasar yang sudah memberi ruang kepada panitia ICTM-PASEA untuk menggelar seminar di pulau dewata tepatnya di ISI Denpasar, sebagai gudangnya para akademisi seni yang mengkhusus pada seni Bali.
Sekitar 74 peserta akan tampil membawakan berbagai materi tentang seni dan budaya nusantara. Diantaranya dari ISI Denpasar yaitu Prof. I Wayan Dibia dengan presentasi berjudul “Producing Kecak in Other Asian Countries”, Dr. I Komang Sudirga dengan judul “Recontextualizing Pesantian: From Elitist Religious Chant to Mainstream Balinese Vocal Music in Post-New Order Indonesia”, dan I Nyoman Cerita dengan makalah berjudul “The Existence of Traditional Dance as a Point of Departure for the Choreography of Tari Kreasi Baru in Bali”.