Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/166628/isi-denpasar-jamu-peserta-jambore-fotografi-indonesia
Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mendapatkan kehormatan menjamu ratusan peserta Jambore Fotografi Mahasiswa Indonesia (JFMI) XII Tahun 2019 yang dipusatkan di Bali dari 18-29 Oktober 2019.
“Kita patut berbangga karena Bali dipilih sebagai tuan rumah. Istimewanya lagi, ISI Denpasar dipercaya menjadi tempat pembukaan JMFI XII ini. Hal ini membuktikan, fotografi di ISI Denpasar telah dikenal baik di kancah nasional,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, di Denpasar, Senin.
Terkait dengan JMFI kali ini yang mengusung tema “Melali ke Bali”, lanjut Seramasara, jangan didefinisikan sebagai melancong semata, tetapi lebih kepada momentum eksplorasi kegiatan penelitian lewat fotografi. Para peserta juga diminta meningkatkan kebersamaan, bertukar pikiran dan manggali potensi yang ada untuk menyikapi perkembangan Teknologi 4.0.
Menurut Seramasara, fotografer sesungguhnya adalah peneliti yang tangguh, namun jarang disadari. Sebab, karya yang mereka hasilkan memberikan informasi penting ke publik terkait isu politik, sosial dan budaya.
“Saya baru menyadari bahwa begitu pentingnya makna sebuah foto. Bisa dibayangkan jika suatu informasi tidak dilengkapi dengan foto, tidak akan menjadi daya tarik publik,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia JMFI asal ISI Denpasar Adi Rizky Ramdhani Prastyo mengatakan tema JMFI “Melali ke Bali” bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan tempat berbagi pengalaman antar-mahasiswa fotografi se-Tanah Air. “Pada dasarnya, kami ingin mempererat tali silaturahmi dengan pecinta fotografi se-Indonesia,” ujar Adi Rizky.
Ia berharap JMFI menjadi wadah kegiatan fotografi mahasiswa sehingga mampu menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan teknologi kekinian tanpa meninggalkan norma sosial khas Nusantara dan norma agama.
JMFI dirangkaikan pula dengan seminar fotografi, “hunting” di kawasan heritage street foto Kota Denpasar, camp di Baturiti, Tabanan, “hunting” fotgrafi model scape, bedah karya hasil workshop fotografi dan ditutup dengan penentuan tuan rumah JMFI ke-XIII tahun 2020.
“Pelaksanaannya memang digilir. Kemarin (2018) tuan rumahnya Jember, Jawa Timur, sekarang Bali dan kita tentukan tuan rumah berikut saat penutupan,” ucapnya.
Sementara itu, Empu Ageng Fotografi Indonesia Oscar Matuloh juga berpendapat bahwa fotografer masih menjadi profesi menjanjikan ke depan terlebih dengan berkembangnya market-market dalam jaringan.
“Memang dari segi ekonomis, harga sebuah foto beda jauh dengan lukisan. Karena lukisan dibuat satu, jika foto bisa dicetak berulang-ulang. Tapi bukan itu orientasi seorang fotografer sejati,” ujar Oscar.
Oscar tak menampik dewasa ini setiap orang memiliki ponsel cerdas yang dilengkapi kamera canggih. Hal ini membuat semua orang seolah-olah mampu menjadi fotografer. Namun seleksi alam akan berlaku. “Nanti alam sendiri yang menyeleksi mana karya fotografer yang kompeten dan mana yang bukan,” ucapnya.