by admin | May 30, 2016 | Berita
Kiriman : Nyoman Lia Susanthi, SS., MA ([email protected])
Kamis, 26 Mei 2016 digelar pembukaan pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa ISI Denpasar tahun akademik 2015/2016 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) bertempat di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar. Pembukaan dihadiri oleh Rektor ISI Denpasar, para Wakil Rektor, Dekan FSP dan FSRD beserta jajarannya, para pejabat struktural ISI Denpasar, dan para dosen pembimbing, serta seluruh mahasiswa peserta KKN ISI Denpasar.
Acara diawali dengan laporan dari Kepala Panitia Pelaksana KKN ISI Denpasar Ida Ayu Trisnawati, S.ST., M.Si yang menyampaikan bahwa KKN merupakan salah satu bentuk implementasi pengabdian kepada masyarakat yang menjadi unsur dalam tri darma perguruan tinggi, sehingga dikategorikan sebagai kegiatan yang bersifat intrakulikuler. KKN merupakan ketentuan wajib bagi mahasiswa dengan bobot 3 sks. Dan Tema KKN ISI Denpasar tahun 2016 adalah “Melalui KKN ISI Denpasar Tahun 2016 Kita Wujudkan Masyarakat Berkarakter, Santun, dan Inovatif Melalui Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal”. KKN tahun akademik 2015/2016 dilaksanakan di Kabupaten Klungkung di Kecamatan Nusa Penida yang tersebar di 16 desa yaitu Desa Batu Kandik, Batu Madeg, Batu Nunggul, Bunga Mekar, Jungut Batu, Kampung Toya Pakeh, Klumpu, Kutampi, Kutampi Kaler, Lembongan, Ped, Pejukutan, Sakti, Sekartaji, Suana dan Desa Tanglad.
Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum dalam sambutannya menyampaikan pesan bahwa mahasiswa di desa nantinya agar tidak menjadi beban di masyarakat, melainkan dapat memberikan bantuan serta memecahkan masalah di desa, khsusnya bidang seni. Rektor juga memberikan petuah untuk menerapkan 4 C yaitu creativity, critical thinking, communication, dan collaboration. Creativity adalah kreativitas yang harus dilahirkan dari mahasiswa untuk dapat segera mencari solusi, critical thinking yaitu mahasiswa ISI Denpasar harus memiliki pemikiran kritis yang positif dalam membangun desa, communication adalah point dimana mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik di desa serta collaboration adalah hal dimana mahasiswa wajib menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk dapat menyelesaikan masalah.
Jumlah mahasiswa yang mengikuti KKN pada periode ini meningkat dari tahun sebelumnya karena 2 prodi yaitu Musik dan Film TV pada tahun ajaran ini mulai mengikuti kegiatan KKN. Jumlah peserta adalah 334 dari FSRD sebanyak 215 dan dari FSP sebanyak 119. Dengan mengikuti KKN selama satu bulan maka diharapkan mencapai tujuan secara umum dari KKN yaitu: Memberikan pengalaman belajar langsung ke masyarakat untuk menemukan, merumuskan, menganalisa dan menanggulangi masalah pembangunan desa secara teknis serta pragmatis maupun interdisipliner; Menyumbangkan pemikiran atas dasar keilmuan, teknologi dan seni agar tumbuh kader-kader pemberdayaan pembangunan di desa; Mengupayakan peningkatan hubungan anatara PT dengan instansi terkait di Pemda dan masyarakat.
Untuk itu sebelum mahasiswa dapat merealisasikan tema tersebut maka mahasiswa akan diberikan pembekalan yang digelar selama 3 hari dari tanggal 26 hingga 28 Mei 2016. Pembekalan KKN mahasiswa ISI Denpasar akan diselenggarakan selama 3 (tiga) hari. Hari pertama tanggal 26 Mei 2016 diawali materi Pembangunan Desa oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa Kabupaten Klungkung, materi kedua tentang Menggali Potensi Seni dan Budaya Lokal oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung. Hari kedua tanggal 27 Mei 2016 pembekalan materi tentang Perkembangan KKN oleh Dr. Drs. I Gst Ngr Ardana, M.Erg (Ketua LP2M ISI Denpasar) serta Etika Pergaulan di Desa diberikan oleh Dr. Dra. Ni Luh Sustyawati, M.Pd. Usai pembekalan ini tanggal 28 Mei 2016 mahasiswa akan mengikuti ujian tertulis sebagai nilai KKN yang memiliki kontribusi 15%.
by admin | May 23, 2016 | Berita
Sumber : Humas ISI Denpasar ([email protected])
Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-108 yang jatuh pada tanggal 20 Mei 2016, Internet Seminar Indonesia Denpasar melaksanakan upacara bendera yang dihadiri oleh seluruh aparatur sipil negara di lingkungan Kemristekdikti. Petugas upacara dalam kegiatan ini adalah mahasiswa ISI Denpasar dan Rektor ISI Denpasar sebagai pembina upacara. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 08.00 pagi dan berlokasi di lapangan upacara kampus ISI Denpasar. Upacara bendera ini berlangsung dengan hikmat. Pengibaran bendera dilakukan oleh petugas upacara dan diiringi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada upacara tersebut, Rektor ISI Denpasar membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI. Berikut dilampirkan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika RI (download disini)

Pengibaran bendera oleh petugas upacara yang diiringi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya

Pelaksanaan upacara bendera berlangsung hikmat
by admin | May 23, 2016 | Berita
Sumber : Humas ISI Denpasar ([email protected])
Kamis, 19 Mei 2016 dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali (I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi) dengan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar, M.Hum) di Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali yang beralamat di Jl. Kapten Cok Agung Tresna Nomor 8, Denpasar. Selain dengan ISI Denpasar, KPU juga melakukan kerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri lainnya. Nota kesepahaman ini memiliki tujuan dan sasaran antara lain, meningkatkan partisipasi pemilih, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam seluruh proses penyelenggaraan pemilu, menjadikan Rumah Pintar Pemilu sebagai pusat informasi kepemiluan dan demokrasi, serta mendidik masyarakat akan pentingnya Pemilu dan demokrasi.
Pada saat yang bersamaan KPU juga melaksanakan peresmian Rumah Pintar Pemilu dan Pusat Pelayanan Informasi Publik yang diresmikan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Husni Kamil Manik, S.P. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Komisi Informasi Provinsi Bali, Ketua Ombudsman Perwakilan Bali, serta ketua DPD Pertuni Indonesia Provinsi Bali.
by admin | Apr 21, 2016 | Berita
Kiriman : Dwi Janata (Mahasiswa Seni Murni FSRD ISI Denpasar)
22 April 2016
Seni Rupa Pertunjukan Bayang Berbayang merupakan bentuk kolaborasi dari mahasiswa Program Studi Seni Murni dan Seni Tari ISI Denpasar yang melibatkan 11 perupa dan 15 penari. Kegiatan ini diadakan sebagai rangkaian acara Gelar seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya yang bertempat di area Madia Mandala, Art Centre, Denpasar.
Bayang Berbayang merupakan suatu perwujudan garapan seni yang mengajak masyarakat untuk berpetualang menelusuri ke dalam diri. Ide awal tercetusnya konsep ini adalah dari fenomena langka yang sempat terjadi di Indonesia 9 Maret lalu, yaitu Gerhana Matahari. Gerhana Matahari yang terjadi bulan lalu jika diperhatikan, menampilkan bayang-bayang yang sangat unik dan indah. Dari bayang-bayang inilah memunculkan ide untuk menciptakan sebuah pagelaran seni yang bertajuk Bayang Berbayang.
Jika ditelusuri lebih lanjut, bayang-bayang merupakan suatu fenomena dimana terhalangnya cahaya atau sinar oleh suatu benda yang menyebabkan sisi gelap pada benda tersebut. Secara metafora, sisi gelap ini juga ada dalam diri manusia, kegelapan yang kemudian memunculkan ketakutan-ketakutan yang membuat orang sering menghindari dan menutupi kegelapan tersebut. Padahal sebenarnya dengan mengenali kegelapan dalam diri, manusia akan mampu untuk mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya yang akan mampu menuntun dirinya ke jalan yang lebih baik. Oleh karena itu, Bayang Berbayang ini hadir untuk mengajak masyarakat kembali menelusuri kegelapan yang ada dalam dirinya sebagai upaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Dalam Seni Rupa Pertunjukan ini terdapat beberapa unsur seni yang terlibat meliputi unsur Rupa, Gerak (Kinestetik), Tata Suara, Tata Busana, dan Tata Cahaya. Unsur Rupa dalam acara ini menampilkan karya seni instalasi yang diciptakan oleh Mahasiswa Seni Murni ISI Denpasar dengan binaan dari I Wayan Sujana, S.Sn, M.Sn. Karya instalasi ini merupakan rangkaian bata-bata merah yang tersusun di sekitar area Madia Mandala yang terbagi ke dalam tiga bagian serta satu karya instalasi yang tersusun dari rangkaian klangsah yang berbentuk gunungan.
Unsur Gerak (Kinestetik) dalam acara ini menampilkan gerakan-gerakan lembut hingga keras serta mimik-mimik wajah ketakutan. Gerakan-gerakan ini dibuat dramatis sehingga penonton mampu merasakan apa yang ingin disampaikan dalam pertunjukan ini. Gerakan-gerakan ini tercipta dari Mahasiswa Seni Tari ISI Denpasar atas binaan dari I Wayan Adi Gunarta, S.Sn, M.Sn.
KARYA INSTALASI: DI BALIK BAYANG-BAYANG
Karya instalasi yang terdapat dalam acara ini menggunakan bata merah sebagai medium utama. Bata dipilih berdasarkan konsep bayang-bayang dimana bayang-bayang tercipta karena cahaya yang menerpa Bumi dan menampilkan bayang-bayang di tanah. Cahaya (api) dan tanah ini pula merupakan proses yang membentuk bata itu sendiri. selain itu bata ini juga terdiri dari lima unsur pembentukan yaitu api, tanah, air, udara, dan ruang.
Jumlah bata yang digunakan dalam karya ini yaitu 1549 dimana jumlah tersebut didapat dari penjumlahan masing-masing tiga digit kecepatan cahaya, yaitu 299.792.458 m/s. Karya ini kemudian dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan kecepatan cahaya tersebut. karya pertama berbentuk abstrak dengan jumlah bata 299 buah yang tersebar di sekitar area Madia Mandala, Art Centre. Abstrak ini merupakan representasi kegelapan yang pekat dimana manusia tidak mampu melihat sekelilingnya namun harus tetap waspada akan segala kemungkinan. Karya kedua, yang merupakan instalasi utama, terletak di tengah area yang membentuk lingkaran dengan jumlah bata 792. Bentuk lingkaran ini adalah representasi kegelapan yang abadi yang menjadi awal sekaligus akhir. Karya ketiga, dengan 458 bata tersusun di sepanjang anak tangga Arda Candra yang bertingkat tujuh. Tujuh tingkat ini merupakan simbol tujuh tingkatan langit dan spektrum cahaya, serta karya instalasi ini melambangkan penggapaian untuk menemukan cahaya sejati.
Terdapat satu karya lagi yang menggunakan klangsah sebagai medium yang ditempatkan di panggung Madia Mandala. Karya ini, dengan bentuk gunungan (kayon) merupakan simbol alam semesta yang luas dimana kegelapan dan cahaya tersebut saling menyeimbangkan satu sama lain.
by admin | Apr 15, 2016 | Berita
Denpasar (Bali Post) –
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dari tanggal 12-14 April 2016 kembali menerima kunjungan dari Okinawa Prefectural University Of Arts (OPUA) Jepang yang langsung dipimpin oleh presidennya yaitu Mr. Yasuharu Higa dan dua jajarannya yaitu Mr. Hirayama Hideki (Dean Of Arts and Crafts Departement) dan Prof. Okishige Maeshiro dari Fakulty Of Arts and Crafts. Kunjungan tersebut disambut langsung oleh Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M. Hum dan diikuti segenap civitas akademika ISI Denpasar dan menampilkan tiga tarian yaitu Tari Penyambutan Stuti Puja, Jauk Manis dan Tari Oleg Tamulilingan yang dilakoni oleh Jurusan Seni Tari dan Jurusan Seni Karawitan ISI Denpasar.
Kunjungan kali ini merupakan tonggak yang sangat penting, karena terjadinya perpanjangan perjanjian kesepahaman (MoU) yang sebelumnya telah terjadi semenjak Maret 2012 silam. Namun, di samping perpanjangan MoU dan MoA tingkat Institusi dan tingkat Fakultas (seni musik) yang telah berjalan baik dari tahun 2012, juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar dengan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Kriya OPUA Jepang dengan tujuan dapat meningkatkan kerjasama di bidang pengembangan dan penciptaan kesenian.
Selain program pokok, Presiden OPUA juga memberikan seminar dan workshop tentang musik Sanshin yaitu sebuah instrumen petik berlaras petog yang penampilannya dikemas dengan pengolahan vokal dan berkolaborasi dengan gamelan gong kebyar yang mampu meluluhkan para peserta seminar dan workshop untuk ikut menari. Tidak kalah menarik, Rektor ISI Denpasar juga ikut memainkan kendang dengan melakukan infrovisasi, sehingga menjadi sajian musik yang menarik.
Pada sesi kedua, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Kriya, Mr. Hirayama Hideki bersama Prof. Okishige Maeshiro juga memaparkan proses berkarya dan hasil seni rupa dan kriya OPUA dalam bentuk audio-visual melalui slide projektor yang mampu memberikan dampak positif (studi Comperative) kepada segenap civitas akademika ISI Denpasar. Dengan demikian, nantinya akan dapat dijadikan bahan apresiasi dan sumber kerja untuk meningkatkan pengetahuan, baik di bidang pengkajian maupun penciptaan.
Wakil Rektor IV ISI Denpasar, I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn., selaku koordinator kegiatan mengatakan semenjak kunjungannya pada tanggal 5-10 Oktober 2015 ke kampus OPUA mendampingi Rektor ISI Denpasar beserta rombongan berjumlah 20 orang, mampu bersinergi dengan baik terkait kegiatan/program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dikatakannya, banyak kesamaan yang dimiliki oleh kedua lembaga (ISI Denpasar dan OPUA Jepang-red) baik alam lingkungannya, musik, maupun keramah tamahan penduduknya. “Di Okinawa juga ada yang menyebutkaan bahwa, kalau di Indonesia ada Bali dan di Jepang ada Okinawa yaitu pulau kecil yang sangat indah dan menarik. Untuk itulah bapak Rektor ISI Denpasar sempat menaruh hati dan antusias untuk melakukan hubungan kerjasama yang nantinya dapat saling menguntungkan dan saling bermanfaat”, pungkasnya, Rabu (13/4).
Hal senada juga diungkapkan Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gde Arya Sugiartha. Dalam sambutannya ia menegaskan, hubungan ISI denpasar dengan OPUA Jepang telah berjalan baik sejak 2012. Terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi harus dituangkan melalui program-program nyata dan terimplementasi, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang semakin mengglobal. Selain itu, pihaknya juga berpesan kepada kedua dekan (FSP dan FSRD) untuk dapat merancang program apa saja yang bisa dilakukan sesuai payung hukum (MoA) yang telah ditanda tangani. “Saya berharap dengan adanya MoU ini dan program-program yang nyata mampu tercapai sesuai dengan visi ISI Denpasar yaitu kampus ISI Denpasar di tahun 2020 dapat menjadi pusat unggulan (Centre Of Exellent) berdasarkan kearifan lokal dan berwawasan universal,”tegas Sugiartha.
Sementara itu, Presiden OPUA Jepang, Yasuharu Higa sangat bersyukur mendapat kesempatan berkunjung ke ISI Denpasar. Ia mengatakan, kunjungannya kali ini ingin menyepakati kerjasama antara dua perguruan tinggi, yang diyakini mampu membawa pendidikan seni dari kedua belah pihak ke arah yang lebih baik. Dengan harapan mampu lebih mempererat hubungan dan mampu saling memahami seni dan budaya masing-masing, serta mampu mengarah pada perkembangan bagi pendidikan dan penciptaan seni bagi kedua belah pihak. “Sebenarnya sebelum tahun 2012, ISI Denpasar telah menrima mahasiswa dari universitas kami. Pada akhirny banyak yang menjadi dosen, peneliti, dan pemain musik gamelan pada kampus kami. Mantan mahasiswa di Bali, merupakan jembatan antara Bali dan Okinawa. Salah satu hasil tersebut adalah kami mampu membangun sebuah sanggar gamelan dan seni pertunjukkan Bali di kampus kami,”jelasnya. (winata/adv)
Ket. Foto : MoU – Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S. Skar., M.Hum., dan Presiden Okinawa Prefectural University Of Arts (OPUA) Jepang, Yasuharu Higa melakukan penandatanganan nota kesepahamaan (MoU) di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Rabu (13/4). MoU ini sebagai bentuk peningkatan kerjasama dibidang pengembangan dan penciptaan seni dan musik antara kedua lembaga.