Wisuda XIX ISI Denpasar

Wisuda XIX ISI Denpasar

Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tak henti-hentinya menebar senyum gembira, saking senangnya. Maklum, mereka sudah menyandang wisudawan sebagai bukti menyelesaikan perkuliahan. Para wisudawan ini diwisuda oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum. di Gedung Citta Kelangen, kampus setempat, Kamis (28/9). Wisudawan kali ini berjumlah 305 orang merupakan Sarjana Seni,

Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tak henti-hentinya menebar senyum gembira, saking senangnya. Maklum, mereka sudah menyandang wisudawan sebagai bukti menyelesaikan perkuliahan. Para wisudawan ini diwisuda oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum. di Gedung Citta Kelangen, kampus setempat, Kamis (28/9).

Wisudawan kali ini berjumlah 305 orang merupakan Sarjana Seni, D4, S1, dan S2. Mereka terdiri atas 96 orang dari Falkutas Seni Pertunjukan, 186 orang dari Falkutas Seni Rupa Dan Desain, 23 orang dari Program Pascasarjana. “Dengan diwisuda sarjana ini maka jumlah wisudawan dari tahun 2003 hingga 2016 ISI Denpasar mencetak 2.747 orang,” kata Rektor ISI Denpasar Prof.Dr. I Gede Arya Sugiarta, S.Kar. M.Hum.

Dalam wisuda kali ini juga, tampil sebagai lulusan terbaik untuk  program D4 Ni Luh Ayu Pradnyani  Utami Prodi Desain Mode IPK 3,87, Kadek Wira Dika Saskara Prodi Desain Mode IPK 3,81, Ni Made Diah Yuliantary  Prodi Desain Mode IPK 3, 78. Tiga lulusan terbaik SI adalah Komang Wira Adhi Mahardika  Prodi Seni Musik IPK 3, 97, I Wayan Gede Aditya Pratita Prodi Sendratasik IPK 3, 94, dan Ni Putu Wahyu Candra dari Prodi Sendratasik IPK 3,93.

Tiga lulusan terbaik pascasarjana S2  adalah Putu Setyartini IPK 3, 88, Putu Wahyuning Sri Purnami  IPK 3,88 dan Made Ayu Desiari IPK 3, 83. “Saya mengucapkan selamat dan sukses kepada para lulusan terbaik dan juga para wisudawan /wisudawati lainya semoga prestasi anda membawa berkah bagi keluarga , masyarakat maupun  almamater,” kata Prof. Arya.

Prof. Arya menambahkan, sesuai dengan visinya sebagai pusat unggulan seni budaya,  ISI Denpasar  terus menerus meningkatkan kinerja agar mampu melahirkan sarjana yang berkualitas  dan berdaya saing. “Banyak mahasiswa kami  setelah kita cek, memang  sudah banyak yang  mandiri. Misalnya mereka lulusan ISI banyak  membuat sanggar-sanggar, merancang pakaian, interior,  yang lebih banyak private,” ungkapnya.

Lulusan ISI Denpasar lebih banyak terserap seiring dengan materi pendidikan sekarang yang terus ditingkatkan. Model  pebelajaran juga menekankan pada keriwarausahaan dengan materi khusus. Misalnya materi  komposisi kerawitan yang diajarkan selalu kita selipkan kewirausahaan. “Lulusan ISI Denpasar sudah pasti memiliki lapangan pekerjaan baik itu sebagai seniman, wirausaha maupun aparat pemerintahan. Maka dari itu sikap baik berkaitan  dengan etika dan tata krama dalam pergaulan adalah tugas lembaga pendidikan untuk membentuk kepribadian mahasiswa,” ucapnya. 

THE 6TH INTERNATIONAL SEMINAR ON NUSANTARA HERITAGE (ISONH) 2017

THE 6TH INTERNATIONAL SEMINAR ON NUSANTARA HERITAGE (ISONH) 2017

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menjadi tuan rumah dalam kegiatan The 6th International seminar on Nusantara Heritage (ISONH) 2017 yang dilaksanakan pada Senin (25/09) kemarin. Pembukaan kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Natya Mandala kampus setempat yang diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan kemudian dilanjutkan dengan laporan kegiatan yang disampaikan oleh ketua panitia pelaksana (Dr. A.A. Rai Remawa). Acara kemudian dilanjutkan dengan ucapan selamat datang dari Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA sebagai perwakilan dari Dewan Komite sebelum dilanjutkan dengan ucapan selamat datang dari Rektor ISI Denpasar (Prof. Dr. Arya Sugiartha) yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan seminar internasional ini.

Pada kegiatan seminar ini diadakan seminar parallel yang dilaksanakan di beberapa ruang terpisah di Gedung Citta Kelangen kampus setempat dan dibagi sesuai dengan topik seminar diantaranya adalah performing arts, visual art & design, serta culture & literature. Kegiatan The 6th International seminar on Nusantara Heritage (ISONH) 2017 kali ini mendatangkan beberapa orang sebagai keynote speaker diantaranya adalah : Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA. (Indonesia); Dr. Diane Butler (USA); Dr. Jean Couteau (Perancis); Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA (Indonesia); Prof. Madya, Dr. Abdul Halim Husain (Malaysia);  dan Prof. Yamaguchi Shinobu, Ph.D (Jepang). Peserta seminar pada kali ini berjumlah lebih dari seratus peserta yang berasal dari beberapa negara.

ISI Denpasar Raih Akreditasi A

ISI Denpasar Raih Akreditasi A

Denpasar (Antara Bali) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar syukuran, karena perguruan tinggi seni itu meraih Akreditasi A.

“Keberhasilan meraih akreditasi A dengan nilai sempurna itu terdiri atas 11 Program Studi (Prodi) yang ada,” kata Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Arya Sugiartha, S.Kar. M.Hum, di kampus setempat (19/9). 

Prodi yang meraih akreditasi A adalah Desain Interior (S1), Desain Komunikasi Visual (S1), Kriya Seni (S1), Pendidikan Seni Drama (S1), Tari dan Musik (S1), Fotografi  (S1),  Seni Tari (S1), Desain Fashion D-IV, Seni Karawitan (S1), Seni Pedalangan (S1), Seni Rupa Murni (S1), Dan yang akreditas B yakni: Film dan Televisi D-IV, Penciptaan dan Pengajian Seni (S2)

Menurut dia, hal yang membanggakan itu menjadi bukti bahwa pihaknya benar-benar mengutamakan kesungguhan dalam mengelola institusi pendidikan seni itu agar bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

“Hasil ini juga menjadi tekad mewujudkan visi ISI Denpasar menjadi pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal yang berwawasan universal, selain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berdasarkan kebenaran, kejayaan, dan keindahan,” katanya.

Sementara itu, Pembantu Rektor I ISI Prof. Dr Nyoman Artayasa menambahkan, pihaknya semakin optimistis menjadi kampus terbaik dalam memberikan pendidikan kesenian sebagai pusat penciptaan, pengkajian, penyajian, dan pembinaan seni budaya yang unggul.

“Dengan mendapat akreditas A sebagai proses evaluasi dan penilaian mutu institusi atau program studi yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan standar mutu yang ditetapkan,” katanya.

Pihaknya bersama Rektor akan selalu mendorong setiap karya seni agar membuat deskripsinya, sehingga bisa dipublikasikan sekaligus menghindari pengklaiman orang lain. (*)

Loading...