ISI Denpasar Gelar Donor Darah di Bulan Kasih Sayang

ISI Denpasar Gelar Donor Darah di Bulan Kasih Sayang

Seluruh komponen masyarakat dan civitas akademik Insitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memaknai Hari Kasih Sayang dengan melakukan donor darah. Dari 58 orang terdaftar, hanya 33 orang yang lolos menyumbangkan darahnya. Mereka terdiri dari mahasiswa, dosen, masyarakat umum dan Rektor ISI Denpasar terlibat dalam aksi sosial itu. Donor darah kerjasama UKM Palang Merah Remaja (PMI) ISI

Seluruh komponen masyarakat dan civitas akademik Insitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memaknai Hari Kasih Sayang dengan melakukan donor darah. Dari 58 orang terdaftar, hanya 33 orang yang lolos menyumbangkan darahnya. Mereka terdiri dari mahasiswa, dosen, masyarakat umum dan Rektor ISI Denpasar terlibat dalam aksi sosial itu. Donor darah kerjasama UKM Palang Merah Remaja (PMI) ISI Denpasar dengan PMI Provinsi Bali itu berlangsung di kampus setempat, Selasa (27/2).

Rektor, Prof. Dr I Gede Arya Sugiartha mengatakan, kegiatan donor darah ini rutin digelar dalam setiap tahunnya. Dirinya mengaku sudah dua kali ikut kegiatan donor darah ini. “Donor darah itu sangat penting bagi kesehatan. Dengan ikut donor darah, secara tidak langsung akan diketahui kondisi atau kesehatan tubuh kita. Apakah dalam keadaan sakit atau sehat karena diawali dengan cek dulu,” ungkapnya.

Prof. Arya kemudian mengajak seluruh komponen di lingkungan kampus ikut donor darah sebagai bentuk peduli kepada masyarakat yang membutuhkan.“Setiap pemangku kepentingan di Senat Mahasiswa ISI Denpasar mesti mengoptimalkan program kerja. Program kerja seperti donor darah harus dilaksanakan secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Senat Mahasiswa ISI Denpasar akan mengadakan donor darah pada Dies Natalis ISI Denpasar pada Juni 2018 mendatang. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah mengundang masyarakat umum atau warga kampus.

Ketua Senat Mahasiswa ISI Denpasar, Ovika Aisanti mengatakan akan mengadakan donor darah pada Dies Natalis ISI Denpasar pada Juni 2018 mendatang. Targetnya 100 peserta dalam aksi donor darah Dies Natalis itu. Pihaknya berharap, seluruh warga kampus di ISI Denpasar dapat berpartisipasi. “Untuk tahun lalu pesertanya 50 orang termasuk tahun ini sekitar 50 orang lebih,” jelas Ovika.

ISI Denpasar bantu pemetaan kesenian Kabupaten Badung

ISI Denpasar bantu pemetaan kesenian Kabupaten Badung

Denpasar  – Internet Seminar Indonesia Denpasar menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Badung untuk melakukan penelitian dan memetakan kesenian di kabupaten terkaya di Pulau Bali itu.

“Nantinya dari hasil pemetaan itu akan dilanjutkan dengan pembuatan `blue print` pengembangan kesenian Kabupaten Badung, yang dapat dipakai sebagai pedoman bupati dalam merancang program pengembangan kesenian,” kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha usai penandatanganan kerja sama dengan Bupati Badung, di Kampus ISI Denpasar, Senin.

Menurut Prof Arya, secara umum kerja sama yang ditandatangani dengan Pemkab Badung menyangkut bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. 

Dia mencontohkan, sekitar bulan Juli-Agustus 2018 akan dilakukan kuliah kerja nyata (KKN) ISI Denpasar dalam pengembangan dan pembinaan kesenian.

“Keahlian yang kami miliki, itulah yang kami tawarkan, apalagi sejumlah infrastruktur pendukung kesenian juga sudah sangat baik di Kabupaten Badung seperti balai banjar dan perangkat gamelan, sekarang tinggal kami yang membantu untuk mengisi. Terlebih berbagai sanggar seni di sana, sebagian besar didirikan oleh alumni ISI Denpasar,” ucapnya.

Prof Arya menambahkan, pihaknya pun akan mendukung dalam pembuatan kurikulum karena ISI Denpasar berkomitmen lewat seni bisa membantu untuk meningkatkan kualitas tatanan masyarakat.

Terkait dengan pemetaan kesenian, lanjut dia, diantaranya dengan melihat apa saja potensi kesenian di Kabupaten Badung, termasuk kondisinya.

“Kan tidak jarang ada kesenian langka yang sumber nilainya berharga dan mau punah, sehingga kami petakan dulu. Kemudian jenis kesenian yang ada, mana yang sudah eksis dan belum. Untuk kesenian yang langka, akan direkonstruksi atau dibangkitkan kembali. Itu kami gunakan untuk blue print,” ujarnya.

Kabupaten Badung, tambah dia, sengaja dijadikan percontohan, karena dipandang bahwa Bupati Badung sangat merespons tawaran kerja sama ISI Denpasar. “Mudah-mudahan bupati yang lain juga begitu. Tetapi kalau bupatinya tidak mau, ya kami susah, intinya bupati harus merespons,” kata Prof Arya Sugiartha.

Sementara itu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyatakan juga siap untuk mendukung sepenuhnya kegiatan ISI Denpasar terkait dengan pembelajaran, penelitian, dan kemasyarakatan, termasuk jika dibutuhkan bantuan gong dan fasilitas gedung.

Giri Prasta mengatakan dukungan tersebut sejalan dengan komitmen awalnya semenjak menjadi calon bupati yang mengangkat pola pembangunan semesta berencana dengan konsep terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan, jaminan sosial tenaga kerja, dan penguatan adat, agama, tradisi, seni dan budaya.

“Adat, agama, tradisi, seni dan budaya juga harus terus dilestarikan dan dipertahankan,” ucapnya.

Di sisi lain, Giri Prasta mengatakan pihaknya rutin memberikan bantuan gong agar generasi muda tidak sampai terjerumus dengan penyalahgunaan narkotika dan ikut geng motor, karena aktivitasnya telah diarahkan pada kegiatan kesenian.

Mahasiswa ISI Peringkat I Furoshiki Design Competition

Mahasiswa ISI Peringkat I Furoshiki Design Competition

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tak hanya dikagumi dalam hal seni pertunjukan, tetapi juga diakui dalam karya desain. Buktinya, karya dari Mahasiswa Jurusan Desain Mode ISI Denpasar tampil membanggakan dalam ajang internasional. Pada ajang The 15th “Furoshiki” Design Competition 2017,  wakil ISI Denpasar berhasil meraih Juara I dari 26 sekolah atau perguruan tinggi dari berbagai negara.

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tak hanya dikagumi dalam hal seni pertunjukan, tetapi juga diakui dalam karya desain. Buktinya, karya dari Mahasiswa Jurusan Desain Mode ISI Denpasar tampil membanggakan dalam ajang internasional. Pada ajang The 15th “Furoshiki” Design Competition 2017,  wakil ISI Denpasar berhasil meraih Juara I dari 26 sekolah atau perguruan tinggi dari berbagai negara yang ikut dalam kompetisi itu.

Dalam ajang tersebut, ISI Denpasar mengirim 6 karya dalam satu kelompok yang terdiri dari lima orang mahasiswi Desain Mode. Dari total 110 desain yang berasal dari berbagai Negara itu mahasiswa ISI kemudian meraih peringkat I. Kompetisi yang diorganisasikan oleh yayasan Furoshiki (Japan Furoshiki Association), perusahaan kain furoshiki yang telah menyelenggarakan lomba ini sejak 2002 dengan membawa visi untuk menegaskan kembali penggunaan furoshiki dan meningkatkan nilainya sebagai kerajinan tradisional.

Mahasiswa ISI Denpasar yang tampil dalam lomba dengan tema “Rediscovery of Furoshiki” itu adalah Ni Pande Nyoman Ayu Trina Damayanti, Ni Putu Anggaraini Malika Sita, Ni Ketut Dewi Wisnahadi, Ni Putu Eka Yuniantari, dan Renata Dianitasari. “Untuk juara 16 besar mendapat kesempatan pameran karya digelar di dua kota, masing masing di Kyoto 11–23 November, dan Tokyo 2- 8 Desember 2017, juga meraih hadiah uang tunai sebesar 200.000 Yen untuk peringkat I,” kata Ni Pande Nyoman Ayu Trina Damayanti, Selasa (20/2).

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, sangat gembira atas prestasi yang diraih mahasiswanya. Lomba tingkat internasional ini digelar di Jepang dan diikuti sejumlah sekolah dari berbagai negara di dunia. “Kita apresiasi dan cukup senang dengan keberhasilan mahasiswa ISI Denpasar yang karyanya mendapat juara. Mereka membuktikan, ISI Denpasar mampu berbicara di ajang internasional,” ucapnya.

Prof. Arya menambahkan, ISI Denpasar memiliki dosen tamu yang salah satunya dari Jepang bernama Shigemi yang mengajar mata kuliah tekstil. Dosen ini merekomendasikan dan memfasilitasi mahasiswa ISI Denpasar untuk ikut berkompetisi. “Dosen tamu ini mengajar di ISI dibiayai sendiri atau mendapat sponsor. Kita hanya menjamin mereka berada di kampus, seperti keimigrasian dan sebagainya,” paparnya.

Dosen Desain Mode ISI Denpasar Dr.Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, S.Sn.,M.Si, mengaku, mahasiswa ISI Denpasar sudah ketiga kalinya mengikuti lomba desain di Jepang. Bahkan, beberapakali berhasil meraih juara. Dalam kompetisi ini anak-anak  kita mampu meraih juara 1. Sebelumnya, kita dua kali ikut serta sukses meraih juara lima besar yang peserta lomba diikuti di sekolah Jepang saja,” ujarnya.

Patung Empu Seni Karawitan I Wayan Beratha di ISI Denpasar

Patung Empu Seni Karawitan I Wayan Beratha di ISI Denpasar

Masih ingat dengan maestro ? Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha meresmikan patung Mpu Seni Karawitan Bali I Wayan Beratha di kampus setempat, Rabu (14/2). Sosok maestro seni karawitan itu sengaja diletakan di lobby sebuah studio karawitan, sehingga bisa dijadikan sumber inspirasi dalam mempelajari serta melestarikan kesenian Bali. Bahkan nama

Masih ingat dengan maestro ? Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha meresmikan patung Mpu Seni Karawitan Bali I Wayan Beratha di kampus setempat, Rabu (14/2). Sosok maestro seni karawitan itu sengaja diletakan di lobby sebuah studio karawitan, sehingga bisa dijadikan sumber inspirasi dalam mempelajari serta melestarikan kesenian Bali. Bahkan nama studio itupun di beri nama Studio Karawitan I Wayan Beratha.

Prof. Arya mengatakan, pada tahun 2012 ISI Denpasar menetapkan I Wayan Beratha sebagai Mpu Seni Karawitan Bali, seorang tokoh yang memiliki karya-karya mendumental, dedikasi serta melahirkan karya-karya seni yang menginspirasi. Sebagian besar dosen ISI Denpasar merupakan murid beliau, sehingga patut disyukuri. “Kami menyambut baik pembuatan patung ini sebagai bentuk penghargaan terhadap Bapak I Wayan Beratha yang telah banyak melahirkan karya-karya mendumental,” katanya.

elaku pimpinan lembaga, jelas Prof. Arya, dirinya merasa I Wayan Beratha adalah ahli dibidang ilmu seni pertunjukan khususnya dalam bidang seni tabuh, sehingga salah satu gedung itu diberi nama I Wayan Beratha. “Fakultas Seni Pertunjukan khususnya jurusan karawitan memiliki laboratorium yang presentatif sebanyak 4 lokal yang cukup canggih dengan alat peredam lengkap dengan fasilitas. Nh, di salah satu lobby gedung itulah patung I Wayan Beratha ditempatkan, sekaligus gedung ini diberi nama Gedung Karawitan I Wayan Beratha,” ucapnya.

Tujuannya, lanjut Prof. Arya, mahasiswa karawitan akan bergelut setiap hari disini. Baik belajar karawitan, pratek, dan sejarah karawitan maka tak bisa lepas dari sosok I Wayan Beratha. Demikian pula belajar komposisi, membuat komposisi karawitran, teori karawitan juga akan belajar dari sosok I Wayan Bertaha. “Mahasiswa sekarang banyak yang tak tahu sosok I Wayan Beratha, nah, lewat patung ini mereka bisa belajar,” paparnya.

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, MA, mengatakan, I Wayan Beratha sempat mendapat penghargaan Siwa Nataraja dan dikukuhkan sebagai Mpu Seni Karawitan Bali oleh ISI Denpasar. Disamping seorang maestro, maka memberikan penghargaan dengan memberi nama sudio ini I Wayan Beratha. “Anak-anak sekarang belum pernah melihat beliau, namun tahu karyanya, maka lewat patung ini mereka bisa mengetahui sosok Mpu Karawitan itu. Adanya patung ini tentu mereka akan mengetahui seperti inilah serniman alam, pekerja keras dan sangat disiplin itu. Jujur, idola saya adalah ayah saya,” terang putri I Wayan Beratha ini. 

Yudisium VIII Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar

Yudisium VIII Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar

I Made Bayu Pramana, fotografer yang juga dosen Insitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar meraih IPK tertinggi pada program Pengkajian Seni (S2) dengan nilai IPK 3.88. Hal tersebut terungkap pada acara Yudisium ke VIII Semester Ganjil Tahun Akademik 2017/2018 Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar, Selasa (13/2). Selain Bayu Permana, lulusan IPK terbaik

I Made Bayu Pramana, fotografer yang juga dosen Insitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar meraih IPK tertinggi pada program Pengkajian Seni (S2) dengan nilai IPK 3.88. Hal tersebut terungkap pada acara Yudisium ke VIII Semester Ganjil Tahun Akademik 2017/2018 Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni ISI Denpasar, Selasa (13/2).

Selain Bayu Permana, lulusan IPK terbaik juga diraih oleh Ni Putu Emilika Budi Lestari jurusan TV Film, dengan IpK 3.83, disusul I Wayan Adi Putra Yasa jurusan,  DKV dengan IPK 3.79. Kali ini, Program S2 Pasca Sarjana ISI Denpasar meluluskan 7 orang karya siswa dari tahun 2013-2018.

Ketua Program Pasca Sarjana S2 ISI Dr I Ketut Sariada mengatakan, yudisium tahun ini merupakan semester ganjil tahun 2018 diikuti oleh 7 orang karya siswa dari tahun 2013-2018 Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2). Mereka merupakan mahasiswa terbaik. Dengan begitu, Program Pascasarjana ISI Denpasar telah memiliki 161 Wisudawan. “Perkuliahan ini ditempuh minimal 4 Semester (2 Tahun) maksimal 8 Semester (4 Tahun),” ucapnya.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha mengatakan, yudisium adalah proses akademik yang menyangkut penerapan nilai dan kelulusan mahasiswa. Yudisium juga berarti pengumuman nilai kepada mahasiswa sebagai proses penilaian akhir dari seluruh matakuliah yang telah diambil mahasiswa. Dan penetapan nilai dalam bentuk transkrip akademik, serta memutuskan lulus atau tidaknya mahasiswa dalam menempuh studi selama jangka waktu tertentu. “Semua persyaratan Yudisium wajib ditaati oleh seluruh peserta Yudisium,” imbuhnya.

Dalam suasana sumringah itu, Bayu Permana mengaku bahagia dengan capaian itu. Hal itu juga menjadi tantangan sebagai seorang fotografer sekaligus dosen. Belajar dan belajar lagi terutama menulis seni yang menjadi keharusannya. “Saya akan lebih banyak belajar menulis tentang seni, fotografer seni, termasuk mengkritisi seni. Apalagi di Bali orang yang menekuni kritik seni sangat jarang, bahkan khususnya fotografi belum ada sama sekali menjadi kritik seni fotograger,” ucapnya.

Loading...