by tik ISi | Aug 26, 2019 | Berita
Sumber : bali.antaranews.com
Denpasar (ANTARA) – Jajaran Dekanat ISI Denpasar memberi dukungan mahasiswa Program Studi Desain Interior mengikuti ajang Temu Karya Mahasiswa Desain Interior Indonesia (TKMDII), di Lapangan Puputan Badung, Kamis, yang ditandai dengan peluncuran dan peletakan karya public facility kepada masyarakat Denpasar dalam Pra Event TKMDII.
“Melalui pihak Dekanat itu pasti mendukung kegiatan mahasiswa apalagi ini ditampilkan di luar kampus jadi alangkah baiknya ditampilkan dulu Public Facility nya di luar kampus atau di tempat umum untuk mengetahui masukan-masukan dari luar, agar nantinya dapat dijadikan referensi dan mampu mengembangkan tidak hanya bersaing di lokal, dan nasional tetapi juga di internasional,” kata Wakil Dekan I Bidang Akademik ISI Denpasar, I Nengah Sudika Negara.
Ia menjelaskan karya seni dari mahasiswa ISI Denpasar sendiri memiliki ciri khas seperti penggunaan bahannya yang sederhana, dan dapat diperoleh di Bali. Selain itu, dalam karya desain interior ini juga mengadopsi tradisi dan arsitektur Bali, serta dalam konstruksinya juga diberikan sentuhan yang berbeda.
“Tentunya dalam ajang TKMDII ini, dengan menghasilkan desain yang siap pakai tentu mahasiswa juga mendapat dukungan penuh dan saat ini mahasiswa didorong untuk melakukan pameran sendiri, mencari tempat pameran sendiri dan memamerkan karyanya sendiri dan mengelola pameran itu sendiri,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Jurusan/Program Studi Desain Interior, ISI Denpasar, I Kadek Dwi Noorwatha mengemukakan manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti ajang TKMDII adalah menjadi lebih memahami perkembangan desain interior dari seluruh kampus di Indonesia.
Selain itu, dapat menumbuhkan keberanian untuk menunjukkan karyanya di tingkat nasional, dan juga sebagai cara untuk memperkenalkan ISI Denpasar sebagai kampus dengan jurusan desain interior beridentias budaya.
“Melalui pelaksanaan TKMDII ke XIV ini, ya berharap agar keilmuan desain interior lebih dikenal masyarakat dan juga bagi mahasiswa agar lebih dan selalu kreatif serta berani menonjolkan karya desainnya dengan latar belakang budaya Bali dalam ranah modern sesuai dengan visi dan misi Program Studi,” jelas I Kadek Dwi Noorwatha.
by tik ISi | Aug 26, 2019 | Berita
Sumber : bali.antaranews.com
Denpasar (ANTARA) – Civitas akademika Internet Seminar Indonesia Denpasar menghadirkan Gopal Dodeja, ahli filsafat dari Indian Institute of Technology Mumbay, India, untuk memberikan kuliah umum mengenai filsafat seni kepada mahasiswa kampus setempat.
“Selain mahasiswa kami mendapatkan pengetahuan dari dosen-dosennya di kampus. Dengan kuliah umum seperti ini juga bisa mendapatkan ilmu dari narasumber-narasumber yang memang ahli di bidangnya, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa,” kata Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar Dr AA Gede Bagus Udayana, di sela-sela membuka kuliah umum tersebut, di kampus setempat, di Denpasar, Jumat.
Kuliah umum tersebut juga terkait dengan mata kuliah Filsafat Seni yang harus ditempuh oleh mahasiswa semester IV di ISI Denpasar.
“Kuliah umum tentang seni, spiritualitas, ilmu dan ilmu pengetahuan ini kaitannya dengan mata kuliah filsafat di fakultas kami. Mahasiswa mempelajari bagaimana filsafat seni yang memang memberikan kita pengetahuan seni itu sendiri. Dari pengetahuan itulah bisa tersusun sebuah ilmu pengetahuan,” ujar Udayana.
Dengan menghadirkan ahli filsafat dari India diharapkan dapat memberikan pencerahan mengenai spiritualitas dan ilmu filsafat. “Jadi, kaitan benang merah antara spiritualitas, filsafat yang di dalamnya ada ilmu dan ilmu pengetahuan tentang seni,” ucapnya.
ISI Denpasar, lanjut Udayana, setiap tahun memang telah rutin mengagendakan kuliah umum dengan menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri, disesuaikan dengan hal-hal yang ingin digali.
Sementara itu, Gopal Dodeja, ahli filsafat dari Indian Institute of Technology Mumbay, India, mengatakan karya seni yang dihasilkan seniman, seringkali merupakan kombinasi antara apa yang terlintas di pikirannya dengan pengalaman yang diterima.
Gopal mencontohkan untuk menghasilkan karya seni bertajuk “gunung emas” misalnya, mungkin saja seniman tersebut tidak pernah melihat gunung emas.
“Tetapi dari pengalamannya, mungkin dia pernah melihat sebongkah emas, atau gunung di sana. Kemudian seniman mengombinasikan kedua hal ini dan dihasilkanlah karya seni sebuah gunung emas itu,” ucapnya.
Selain itu, Gopal juga menyatakan kekagumannya akan keindahan Pulau Dewata. Dikaitkan dengan seni, Bali, menurut dia, juga karya seni yang luar biasa.
“Sehingga akan muncul pertanyaan siapakah seniman yang menciptakan Bali yang begitu indah? Jawabannya, yang menciptakan Bali dan juga seni di dunia ini, adalah Beliau Tuhan yang Maha Tertinggi,” ujarnya.
Tuhan, lanjut Gopal, menciptakan dunia yang begitu indah inipun diinspirasikan dari tempat Beliau sendiri, yakni dunia spiritual. Meskipun Tuhan memiliki sebutan berbeda-beda sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, tetapi sesungguhnya adalah satu.(*)
by tik ISi | Aug 26, 2019 | Berita
Sumber : bali.antaranews.com
Denpasar (ANTARA) – Senat Mahasiswa Internet Seminar Indonesia Denpasar menjaring talenta-talenta penyanyi pop di Pulau Dewata melalui Lomba Menyanyi Lagu Pop se-Bali, baik lagu pop Indonesia, pop Barat, maupun pop Bali, yang memperebutkan hadiah uang tunai, piala dan piagam penghargaan.
“Melalui lomba rutin tahunan ini, sekaligus kami ingin membuka wadah bagi masyarakat umum untuk lebih mengenal kampus ISI Denpasar,” kata Wakil Ketua Senat ISI Denpasar, Ayu Dwara, di sela-sela membuka lomba tersebut, di kampus setempat, di Denpasar, Minggu.
Lomba yang digelar untuk kelima kalinya ini dengan tiga kategori yakni Lagu Pop Bali, Pop Indonesia dan Pop Barat tersebut, menurut Ayu, juga sangat terkait dengan Program Studi Musik yang dimiliki ISI Denpasar.
Prodi Musik merupakan salah satu program studi anyar yang dimiliki perguruan tinggi seni negeri satu-satunya di Pulau Dewata itu.
“Karena kami kampus seni, tentu kegiatan-kegiatan yang kami selenggarakan tidak bisa dilepaskan dari kesenian. Kami sangat mengapresiasi ternyata antusiasme masyarakat dan khususnya pelajar mengikuti lomba ini cukup tinggi,” ucap Ayu.
Dari target 25 peserta untuk masing-masing kategori, lanjut dia, sudah terpenuhi semua. Jumlah pendaftar yang sebelumnya dijaring lewat pendaftaran “online” dan “offline” bahkan ada yang terpaksa harus digugurkan karena keterlambatan melengkapi berkas persyaratan.
“Seluruh dana kegiatan bersumber dari dana kampus dan kepada peserta tidak dipungut biaya alias gratis,” ujar Ayu.
Ketua Panita Lomba, Ricardo Yohannes Tampubolon, menambahkan, untuk menjaring peserta lomba, panitia selain menginformasikan melalui berbagai media sosial, juga mengirimkan undangan ke berbagai SMA/SMK dan kampus se-Bali.
“Peserta lomba tahun ini meningkat jumlahnya jika dibandingkan lomba tahun 2018 sehingga target yang kami tetapkan bisa terpenuhi,” ucapnya yang juga Anggota Divisi I Program Kerja, Senat ISI Denpasar itu.
Rangkaian persiapan acara Lomba Lagu Pop se-Bali sudah dimulai sejak dua bulan terakhir, dan sebelum puncak acara hari ini sudah dilaksanakan pertemuan teknis (technical meeting) pada 27 April lalu.
“Kami berharap, para pelajar maupun mahasiswa yang memiliki bakat di bidang tarik suara, lewat lomba ini lebih mengembangkan bakat dan talentanya,” ujar Ricardo.
Lomba yang mayoritas diikuti pelajar dari berbagai kabupaten/kota se-Bali itu menghadirkan tiga orang juri untuk Lagu Pop Barat yakni Keke Adiba (penyanyi peraih juara III Karaoke World Championship, Stockholm, Sweden 2014), Arya Nugraha (wakil Bali dalam KDI 2 Tahun 2005), dan Heny Janawati (satu-satunya penyanyi opera asal Bali yang menerima pelatihan opera secara formal di Amerika Utara).
Sementara itu, dari hasil penjurian terhadap 75 peserta Lomba Lagu Pop Se-Bali 2019 itu, yang terpilih sebagai pemenang Lagu Pop Barat Juara 1: Valentina Karla Olinda Juara 2: Ni Putu Marshella Shanika Juara 3: Kadek Nita Purnama Sari. Harapan 1: M. Syarifuddin Jihansyah Harapan 2: Resa Wilona Rahma Harapan 3: Kadek Ayu Rista Pradnyani .
Untuk Lagu Pop Indonesia Juara 1: I Made Dhima Franshima Juara 2: Ni Putu Ayu Ananda Indira Dewi Juara 3: Ni Putu Nia Kharisma Dewi. Harapan 1: Ni Kadek Ayu Mari astuti Harapan 2: Luh Putu Sri Dewi Damayanti Harapan 3: Ni Nyoman Ayu Putri Winandari.
Sedangkan Lagu Pop Bali Juara 1: Ni Putu Kiera Putri Iza Winata Juara 2: Ni Komang Suriantari Juara 3: Made Dini Virginia Nugraha Putri. Sedangkan Harapan 1: Padma Wahini Harapan 2: I Made Adi Sumarjaya Putra Harapan 3: Cokorda G.A Deo Sukma Prawira.
by tik ISi | Aug 26, 2019 | Berita
Sumber : bali.antaranews.com
Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memantapkan wawasan mahasiswa mengenai perkembangan tipografi digital melalui lokakarya dengan menghadirkan narasumber kalangan profesional pada 16-17 Mei 2019.
“Dengan kegiatan ini, selain menambah wawasan mahasiswa terhadap perkembangan tipografi (ilmu mengenai huruf dan abjad, red.) digital, sekaligus menambah ‘skill’ atau kemampuan mahasiswa dalam membuat huruf, serta bagaimana memasarkan karya yang telah dihasilkan secara ‘online’,” kata ketua panitia kegiatan itu, Ida Bagus Trinawindu, di Denpasar, Kamis.
Lokakarya diikuti 50 mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar bertempat di laboratorium komputer kampus setempat.
“Lulusan DKV mempunyai jangkauan kerja yang sangat luas karena dibutuhkan di setiap instansi dan perusahaan, serta yang paling membanggakan berpeluang membuka lapangan kerja sendiri seperti sebagian besar alumnus DKV,” ujarnya.
Trinawindu mengemukakan tidak ada alasan lulusan Jurusan DKV menganggur.
“Kemarin saja Polda Bali meminta lulusan kami bekerja di sana, tugasnya ya mendesain spanduk dan yang berhubungan dengan dunia seni desain font,” ucapnya.
Dia mencontohkan dalam membuat spanduk imbauan dan pengumuman saja, ada rumus tersendiri yang hanya dipahami mereka yang bergelut di DKV.
“Ada hitung-hitungan atau rumus untuk menentukan tinggi huruf dengan jarak baca. Jadi tidak sembarangan,” kata Trinawindu.
Alit Suarnegara, seorang narasumber dalam lokakarya yang juga seorang “font maker” asal Kabupaten Gianyar, mengatakan tipografi bisa didefinisikan seni cetak atau tata yang merupakan suatu kesenian dan teknik memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, guna kenyamanan membaca seoptimal mungkin, sedangkan “font maker” profesi menciptakan huruf.
Alit mengaku sejak lima tahun berhasil menciptakan 30 jenis huruf yang telah terjual laris di pasaran. Bahkan, acara dengan “rating” tinggi di salah satu televisi nasional juga menggunakan huruf ciptaannya.
“Belum banyak yang tahu prospek ‘font maker’. Di Bali saja jumlahnya tidak lebih dari 10 orang,” ucapnya.
Menurut alumnus DKV ISI Denpasar itu, pada era digital dewasa ini, seorang “font maker” lebih mudah menjual karyanya memalui internet/website. Karya-karya Alit dapat dilihat di www.alitdesign.net
Eric Kurniawan, narasumber dari Jakarta, yang telah menciptakan puluhan jenis font itu, mengaku di Indonesia jumlah “font maker” berkisar 800 orang, sedangkan kebutuhan cukup banyak.
“Jadi belum seimbang antara produsen dengan konsumen,” ujarnya
Karya Eric juga telah digunakan oleh sejumlah perusahaan fesyen internasional, grup band, penulis buku, serta para “youtuber”. Ac
“Semua perusahaan memerlukan seni anatomi huruf demi menarik minat konsumen, tak terkecuali perusahaan pers,” katanya.
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar Dr AA Bagus Udayana berharap, setelah lokakarya itu, peserta didiknya mendapatkan pencerahan dan motivasi sebagai bekal mengarungi masa depan.
“Terlebih menghadapi era Revolusi Industri 4.0, ‘font maker’ adalah profesi yang sangat relevan karena dalam proses produksinya tidak terikat ruang dan waktu,” ucapnya.
Udayana juga mengajak mahasiswanya untuk memanfaatkan pasar di dunia maya karena ada banyak peluang menghasilkan pundi-pundi rupiah di tempat itu.
“Tipografi ini adalah salah satu elemen DKV. Bayangkan satu elemen saja bisa menghasilkan banyak sekali sesuatu, belum lagi elemen lain. Yang dibutuhkan hanya kreativitas dan inovasi, lalu jadilah anda wirausaha yang sukses di masa depan,” ujarnya.
by tik ISi | Aug 26, 2019 | Berita
Sumber : nusabali.com
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tahun ini untuk ketiga kalinya ikut dalam sistem penerimaan mahasiswa baru secara nasional yakni program Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), serta jalur mandiri.
DENPASAR, NusaBali
Sejalan dengan pelaksanaan tersebut, minat pendaftar masuk ke ISI Denpasar makin meningkat. Kali ini, prodi Desain Interior dan Desain Visual jadi favorit.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar, Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa MKes mengatakan, minat masuk ke perguruan tinggi di ISI Denpasar terus meningkat. Bahkan, dibanding tahun lalu jumlah pendaftar mengalami peningkatan dua kali lipat. Termasuk peminat dari berbagai daerah juga bertambah.
“Sejak kita bergabung dalam seleksi ini, sekarang mahasiswa kita hampir datang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan sekarang merata dari luar daerah, mulai dari Lombok, Jatim, sekarang sudah ada dari Lampung, NTT, Sumatra, Sulawesi dan beberapa daerah lain,” ungkapnya, Rabu (27/3), didamping Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama, I Gusti Bagus Priatmika MM, panitia sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN ISI Denpasar, I Ketut Adi Sugita SSos MM, dan Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama SE MM.
Menariknya lagi, kata Prof Artayasa, umumnya para pendaftar adalah kalangan siswa yang baru lulus dari SMA/SMK atau fresh graduate dari sekolah-sekolah favorit. “Kalau dulu banyak juga yang fresh graduate, tapi cukup berimbang dengan pendaftar lulusan lama. Nah, sekarang yang fresh graduate ini lebih banyak,” katanya.
Dari hasil seleksi nasional, sebanyak 58 peserta dari 109 peserta dinyatakan lulus dalam SNMPTN. Sejauh ini prodi yang paling diminati adalah program studi Desain Interior dan Prodi Desain Komunikasi Visual. Dari total portofolio yang masuk, Desain Interior 28 pendaftar, Desain Komunikasi Visual 34 pendaftar, Fotografi 10 pendaftar, Musik 7 pendaftar, Pendidikan Seni Tari dan Musik 11 pendaftar, Seni Murni 7 pendaftar dan Tari 3 pendaftar. Sedangkan prodi Seni Karawitan yang tahun lalu memenuhi kuota SNMPTN, tahun ini justru kosong pendaftar.
Ditambahkan oleh Kabiro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama, I Gusti Bagus Priatmika, masih saja pandangan calon mahasiswa khususnya di Bali yang menunggu jalur mandiri. Padahal sejak awal sudah ada seleksi secara nasional diberlakukan baik SNMPTN maupun SBMPTN. “Biasanya akan membludak saat pendaftaran jalur mandiri. Sehingga kami berharap kepada calon pendaftar untuk ikut di jalur SNMPTN atau di seleksi SBMPTN,” katanya.
Adapun SBMPTN akan dilaksanakan 10-24 Juni 2019 mendatang. Sebelum SBMPTN, ISI Denpasar kembali akan mengikuti jadwal tes Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang akan berlangsung 13 April-26 Mei 2019. *ind
by tik ISi | Aug 26, 2019 | Berita
Sumber : atnews.id
Denpasar, 30/6 (Atnews) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
menampilkan lima garapan karya seni pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI.PKB XLI “Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin” dan program Gubernur Wayan Koster “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana untuk menuju Bali Era Baru.
Dengan menampilkan Tari Siwanataraja sebagai maskot PKB yang diiringi ensamble Ketug Bhumi, Orcestra program studi (Prodi Musik), Tari Pendet Asti Kumara dan Oratorium Bali Padma Bhuwana pada pembukaan PKB XLI tahun 2019.
Sedangkan pendamping parade gong kebyar Wanita “Bungan Dedari” pentas mebarung dengan duta Kabupaten Gianyar 23 Juni.
“Sungguh proses produksi yang sangat butuh konsentrasi, usaha dan kerjasama serta tanggungjawab yang tinggi dalam kualitas garapan yang dinanti-nantikan masyarakat,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa M.Sn di Denpasar, Minggu (30/6).
Kelima penampilan itu melibatkan sekitar 715 orang yang terdiri dari Ketug Bhumi (250 orang), Oratorium (300 orang) Orkestra (65 orang), Pendet (20 orang) dan Bungan Dedari (85 orang).
“Keterlibatan garapan dari sebelumnya memang PKB tahun ini paling banyak terlibat, biasanya rata-rata 500 orang,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa merupaka proses pembelajaran (edukasi) yang nantinya dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dalam memantapkan tata kelola/managemen kesenian yang sangat berharga selanjutnya.
Sedangkan hasil yang dicapai tentu sangat relatif karena pandangan dan penilaian masyarakat tentu berbeda.
Disamping adanya apresiasi diterima ada pula audien dan penikmat seni dapat memberikan masukan obyektif sehingga dijadikan evaluasi demi peningkatan selanjutnya.
Sedangkan dosen dan mahasiswa telah “all out” berusaha membangun kreativitas sesuai tema PKB. (ART/02)