by tik ISi | Oct 7, 2019 | Berita
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/1092930/rektor-isi-seniman-jadi-panglima-teknologi-hadapi-era-40
Rektor Internet Seminar Indonesia Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiarta, S.SKar., M.Hum., mengingatkan dalam penciptaan karya seni di tengah era Revolusi industri 4.0, seniman dan lulusan kampus setempat harus menjadi panglima yang mengatur teknologi, bukan malah sebaliknya teknologi yang …. Baca Selanjutnya
by tik ISi | Oct 7, 2019 | Berita
Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/164106/isi-denpasar-ngaturang-ayah-di-pura-puseh-pujungan-tabanan
Tabanan (ANTARA) – Sekitar 250 orang civitas akademika Internet Seminar Indonesia Denpasar “ngaturang ayah” dalam rangkaian ritual Ngenteg Linggih dan Mapedudusan Menawa Ratna di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Adat Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan.
“ISI Denpasar dari jauh-jauh hari diminta berpartisipasi menyukseskan karya agung tersebut. Pada penampilan pertamanya, ISI Denpasar membawa 2 kloter seniman yang mementaskan tarian wali (topeng, wayang dan baris gede) berikut penabuh gamelan. Selain itu, saat malam hari, pihaknya juga menyuguhkan sendratari bertajuk Jayaprana,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar, I Ketut Garwa, MSn, di Denpasar, Selasa.
Hingga puncak karya agung pada 13 Oktober 2019 mendatang, seniman ISI Denpasar akan tampil beberapa kali di desa asal Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha tersebut.
ISI Denpasar memang memiliki program “ngayah” ke seluruh desa adat se-Bali, asalkan ada permohonan atau usulan dari masyarakat sesuai prosedur.
Dalam setahun, perguruan tinggi seni negeri itu menganggarkan enam kali kegiatan. “Awalnya harus ada usulan dari masyarakat yang ditandatangani prajuru banjar, desa, hingga camat. Lalu kita seleksi. Program ‘ngayah’ di Desa Adat Pujungan ini merupakan agenda terakhir di tahun anggaran 2019,” ujar Garwa.
Selain kewajiban institusi, lanjut Garwa, “ngayah” juga bertujuan untuk membangun sinergi dengan masyarakat untuk menyosialisasikan teknik berkesinan yang baik sesuai teori akademis.
“Selain mempromosikan lembaga, kegiatan tersebut menjadi momentum edukasi masyarakat tentang bagaimana teknik ‘megambel’ atau menabuh dan menari yang benar,” katanya.
Garwa mengapresiasi sambutan dan semangat warga Pujungan yang luar biasa dan pihaknya turut berdoa semoga karya agung tersebut berjalan lancar hingga puncak karya, sehingga Bali pada umumnya dianugerahi kesejahteraan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Bendesa Pujungan Jro I Wayan Sedana, mengatakan pada Sabtu (28/9) memang digelar upacara Tawur Balik Sumpah Menawa Ratna sebagai salah satu rangkaian awal karya agung tersebut.
Ia mewakili warga Pujungan mengucapkan terimakasih dan apresiasi pada civitas akademika ISI Denpasar yang dengan suka rela selama 24 jam mempersembahkan tari wali hingga tetabuhan gong.
by tik ISi | Oct 7, 2019 | Berita
Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/163596/isi-denpasar-undang-pakar-untuk-berbagi-ilmu-desain-pameran
Denpasar (ANTARA) – Internet Seminar Indonesia Denpasar mendatangkan dua pakar desain pameran untuk berbagi ilmu dan pengalaman pada ratusan mahasiswa di kampus seni negeri satu-satunya di Pulau Dewata itu.
“Kegiatan pelatihan ini sangat diperlukan untuk lebih menguatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap dunia desain pameran (exhibition design),” kata Made Wangga Suryadiva, Wakil Ketua Panitia ‘Kuliah Umum dan Workshop Exhibition Design’ dalam acara tersebut, di Kampus ISI Denpasar, Jumat.
Pihaknya berharap dari kegiatan tersebut juga dapat menambah wawasan dan keilmuan, serta keterampilan mahasiswa dalam proses penciptaan karya desain interior, khususnya untuk desain pameran.
“Di samping itu, Desain Pameran atau Eksibisi ini merupakan salah satu cabang dari keilmuan desain untuk membantu meningkatkan kompetensi lulusan,” ujar Suryadiva.
Dua pakar sekaligus praktisi desain pameran yang didapuk sebagai narasumber yakni I Made Gede Sumayasa dan Agus Iswahyudi. Sumayasa atau yang akrab dipanggil De Mangku dari Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) cabang NTB dan Bali ini telah banyak menggarap proyek-proyek desain pameran di berbagai hotel bintang lima di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung hingga berbagai desain pameran kelas internasional.
Sedangkan Agus Iswahyudi seorang exhibition designer, karya-karyanya telah banyak yang dibukukan dan disponsori oleh Kementerian Pariwisata. Agus juga telah menjadi langganan desainer pameran untuk acara-acara kenegaraan, di samping menjadi pengajar pada sekolah desain interior di Jakarta.
Gede Sumayasa dalam acara workshop yang dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar Ni Made Purnami Utami itu mengatakan banyak peluang kerja yang sesungguhnya bisa diambil mahasiswa dari prodi desain interior.
“Banyak cabang di desain interior yang hingga saat ini belum diisi atau istilahnya belum ada ‘spesialistnya’, contohnya saja desain pameran (exhibition design),” ucapnya.
Peluang yang bisa digarap tidak saja untuk pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti Pesta Kesenian Bali dan Pameran Pembangunan, namun tidak sedikit pameran yang diselenggarakan untuk kegiatan promosi pariwisata.
“Apalagi Bali memang memiliki potensi untuk wisata MICE. Itu baru untuk promosi pariwisata, belum lagi ada promo UKM, kerajinan hingga desain untuk acara wedding yang tidak putus-putus. Adik-adik yang menekuni desain, bisa mengambil peluang itu,” kata pria yang akrab dipanggil De Mangku itu.
by tik ISi | Oct 7, 2019 | Berita
Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/163258/24-28-september-isi-denpasar-adakan-festival-art-untuk-sosialisasikan-penelitian
Gianyar (ANTARA) – Internet Seminar Indonesia Denpasar menyosialisasikan hasil penelitian, penciptaan, dan pengabdian kepada masyarakat lewat ajang Festival of Indonesianity in the Art/FIA yang diadakan di Bentara Budaya Bali, Kabupaten Gianyar pada 24-28 September 2019.
“Kegiatan ini penting untuk dilakukan secara rutin karena karya penelitian, penciptaan dan karya pengabdian pada masyarakat itu harus diterjemahkan atau diseminasikan pada masyarakat agar diketahui target-target apa yang sudah dicapai ISI Denpasar,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa MSn, saat membuka FIA#2, di Gianyar, Selasa malam.
Pihaknya mengapresiasi penyelenggaraan FIA yang digelar untuk kedua kalinya yang bertajuk “Pengembangan Kreativitas Seni dalam Memaknai Peradaban Air Menuju Era Disrupsi” tersebut. Apalagi kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan penyelenggaraan sarasehan.
“Melihat perkembangan era saat ini yang sangat kompetitif, tantangannya sangat tinggi, kita (akademisi-red) tentu harus melakukan langkah-langkah yang betul-betul untuk menyikapi perkembangan saat ini,” ucapnya.
Oleh karena itu, para akademisi harus siap “bermigrasi” dari tantangan dunia nyata ke dunia maya akibat digitalisasi karena akan membawa konsekuensi yang luar biasa.
“Mau tidak mau, suka tidak suka, perguruan tinggi harus mengikuti perkembangan itu. Era disrupsi ini telah membawa tantangan sekaligus peluang untuk para dosen ISI melakukan langkah positif terkait perkembangan seni,” ujarnya.
Bahkan saat berkunjung ke Tiongkok belum lama ini, Garwa mengatakan di Negeri Tirai Bambu itu ada satu kegiatan yang mengundang semua profesor, pencipta dan pakar-pakar seni untuk duduk bersama melakukan pemetaan-pemetaan terkait perkembangan saat ini yang sudah luar biasa.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Diseminasi, Dr I Nyoman Larry Julianto SSn, MDs mengatakan kegiatan tersebut ditujukan untuk memfasilitasi hasil penelitian dari dosen-dosen ISI Denpasar, sehingga dapat diapresiasi, kemudian dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Hasil penelitian bukan saja sesuatu yang untuk diketahui lingkungan ISI Denpasar, namun hendaknya dapat diketahui masyarakat luas, sehingga hasil penelitian bisa dimanfaatkan, dielaborasi, dan diterapkan di lingkungan masyarakat, baik di Bali maupun Indonesia,” ujarnya.
Dalam diseminasi tersebut diperkenalkan sebanyak 14 hasil penelitian dan penciptaan seni, 14 penelitian yang dibiayai Kemenristekdikti dan tiga judul dari pengabdian masyarakat yang juga dibiayai Kemenristekdikti.
“Terkait tema yang diangkat dalam FIA kali ini dilatarbelakangi filosofi air yang memiliki kekekalan abadi, direlasikan dengan nilai seni tradisi, kemudian berkembang dan dipadukan dengan teknologi, sehingga tema ini sangat relevan dalam menghadapi era disrupsi,” ucap Larry.
Rangkaian diseminasi diawali sarasehan, dengan mengundang Prof Ignatius Bambang Sugiharto dari Universitas Katolik Parahyangan-Bandung, Dr Djuli Djatiprambudi dari Universitas Negeri Surabaya, dan perwakilan media lokal di Bali. “Harapan kami kegiatan ini bisa berjalan secara kontinyu,” ujarnya.
Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) Dr Ni Made Arshiniwati SST, MSi mengatakan melalui diseminasi ini ISI Denpasar ingin memperlihatkan ke-Indonesiaan lewat seni yang dikaitkan dengan filosofi air.
“Air itu ‘kan lembut, menyejukkan, bisa diarahkan kemana-mana. Namun, kadang bisa keras juga. Begitulah seni persis seperti air,” ujarnya.
Para dosen ISI Denpasar sebelum menciptakan karya selalu diawali dengan kajian supaya apa yang diciptakan itu bermanfaat bagi publik.
by tik ISi | Oct 7, 2019 | Berita
Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/163266/isi-denpasar-dan-petchaburi-university-thailand-mantapkan-kerja-sama
Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memantapkan kerja sama pendidikan dengan Petchaburi Rajabhat University Thailand melalui kunjungan dan sejumlah kegiatan akademik bersama, ke salah satu perguruan tinggi seni di Negeri Gajah Putih itu.
“Di sana, kami melaksanakan sejumlah workshop berkaitan dengan seni serta diskusi-diskusi terkait yang bisa dilanjutkan dengan penandatanganan MoU,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Drs I Nyoman Artayasa, MKes, di Denpasar, Rabu.
Dalam kunjungan ke kampus seni di Thailand itu belum lama ini, Artayasa juga didampingi Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, Wakil Dekan 3 Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dosen Karawitan dan Kasubag Kerjasama Humas dan sejumlah dosen ISI Denpasar lainnya.
Dalam diskusi dengan Presiden Petchaburi Rajabhat University (PBRU) Thailand dan sejumlah dosen di sana, di antaranya dibahas pengembangan kerja sama Petchaburi Rajabhat University Thailand yang bermaksud mengirimkan 1 orang dosen Thai Music untuk belajar S3 di ISI Denpasar dan akan diikuti oleh 1 dosen Thai Dance.
“Jadi nanti akan ada dua dosen dari kampus seni di Thailand itu yang akan kuliah di ISI Denpasar. Mudah-mudahan urusan surat-menyurat bisa lancar sehingga tahun depan dua dosen tersebut sudah bisa mulai kuliah di ISI Denpasar,” ujar Artayasa.
Dari pihak PBRU, lanjut dia, juga mengharapkan dosen ISI Denpasar bisa mengambil pendidikan bidang-bidang seni di kampus setempat. “Apalagi memang ada kesamaan seni yang dikelola ISI Denpasar dengan PBRU,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum menambahkan, dalam lawatan tersebut ISI Denpasar diterima oleh President Phetchaburi Rajabhat University, Vice President, Assisten President: Kitsada Thungcawal (Joe), Dean Humanities and Sccience dan beberapa pejabat beserta dosen lainnya.
ISI Denpasar juga disambut dengan musik traditional Thailand oleh mahasiswa PBRU dan ISI Denpasar menampilkan tiga tarian yakni tari Kebyar Duduk, Truna Jaya dan Oleg Tamulingan yang disaksikan oleh ratusan mahasiswa dan dosen PBRU.
Setelah acara seremoni sebagai ucapan selamat datang dilanjutkan dengan “public lecture” atau kuliah umum oleh dosen ISI Denpasar Ni Kadek Dwiyani, SS. MHum, dengan judul “Representation Balinese Art and Culture Values on the Perspective Documentary Film”.
Kuliah umum tersebut cukup menarik perhatian para dosen dan mahasiswa PBRU, apalagi ditambah dengan pemutaran tiga buah Film Trailer.
“Mereka menerima kami dengan sangat bagus, Mudah-mudahan kerja sama dalam pertukaran dosen dan lainnya bisa berlanjut dan terus terpelihara,” kata Seramasara.
by tik ISi | Sep 24, 2019 | Berita
Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/162462/praktik-melukis-tubuh-diikuti-puluhan-mahasiswa-isi-denpasar
Denpasar (ANTARA) – Praktik body painting atau seni melukis tubuh mahasiswa diikuti puluhan mahasiswa Internet Seminar Indonesia Denpasar untuk mengasah kemampuan melukis sekaligus mempererat tali persaudaraan antarmahasiswa.
“Kegiatan workshop dan praktik body painting ini merupakan rangkaian Pameran Evaluasi Pembelajaran yang telah digelar pada 16 Agustus 2019 di Denpasar Art Space. Praktik ini diikuti mahasiswa semester IV Jurusan Seni Rupa Murni,” kata Ketua Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, Gunawan, di sela-sela workshop tersebut, di kampus setempat, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya berharap dari kegiatan tersebut sekaligus mempererat tali persaudaraan antarmahasiswa karena model yang digunakan adalah mahasiswi hampir dari semua jurusan yang ada di kampus seni negeri di bilangan Nusa Indah, Denpasar itu.
Pada kesempatan yang sama, dosen Seni Rupa Murni, Nengah Wirakesuma menambahkan, yang terpenting dari workshop ini adalah merevolusi mental mahasiswa agar terbiasa berhadapan dengan model yang berlawanan jenis kelamin.
“Tujuan utama kita agar mahasiswa terbiasa dengan profesi lukis tubuh ini, sehingga tidak ada getaran, grogi atau rasa canggung ketika melukis model yang berbeda jenis kelamin,” ujar Wirakesuma.
Body painting, kata dia, jangan dikaitkan dengan pornografi, karena dunia seni memiliki pandangan berbeda.
Ia mencontohkan relief-relief Kamasutra pada candi-candi Hindu yang dengan jelas menggambarkan hubungan seksual, namun esensi relief tersebut adalah pendidikan seks yang baik.
Demikian pula para mahasiswa yang notabene calon seniman body painting, diyakini akan bekerja secara profesional. Walaupun mereka harus melukis pada tubuh model yang relatif menarik karena mental mahasiswanya sudah teruji melalui praktik.
Ngurah Gde Surya Buana, narasumber workshop menambahkan, bagian yang dilukis oleh mahasiswa adalah dari perut ke atas, tangan dan wajah.
“Praktik ini menjadi tantangan besar bagi mahasiswa, sebab selama ini mereka terbiasa melukis dengan media kanvas. Mereka harus mengubah sesuatu yang telah indah menjadi lebih indah lagi,” kata Surya Buana.
Sedangkan bahan untuk mewarnai dipilih cat tembok karena mengandung laktesis tinggi agar mudah mengelupas serta pigmen sablon yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia.