Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Pengembangan Pendidikan (LPPMPP) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr. I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si. dan Koordinator Pusat Urusan International Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. menyelenggarakan acara serah terima empat orang mahasiswa asing yang berasal dari negara Brazil, Ukraina, Jepang dan India sebagai peserta Program Global-Bali Arts Short Course (G-BASC) TA Ganjil 2022/2023 kepada Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr. I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn yang selanjutnya diserahkan kepada Koordinator Prodi. Tari dan Koordinator Prodi. Karawitan, serta serah terima kepada Koordinator Prodi. Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain pada Kamis 1/8/2022 di Ruang Sidang, Lt. II Gd. Rektorat ISI Denpasar. Keesokan harinya dilaksanakan penyerahan sertifikat bagi mahasiswa asing yang lulus program G-BASC Semester Genap T.A. 2021/2022. Program G-BASC sebagai aktualisasi moto baru ISI Denpasar “Global Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BACCH)”. @G-BACCHISIDenpasar
Seminar Nasional Bali-Dipantara Waskita II merupakan rangkaian dari progran Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara II Tahun 2022 sebagai ajang penguatan inovasi Tri Dharma Intitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Seminar Nasional sebagai ruang diseminasi berbagai karya tulis dan pemikiran-pemikiran akademik seni budaya bagi para maestro, seniman, budayawan, akademisi, pekerja kreatif dan mahasiswa bertalenta. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat tanggal 29 Juli 2022, yang dibuka Rektor ISI Denpasar Prof. Dr Wayan Adnyana, S.Sn., M. Sn.
Dalam sambutannya Rektor ISI Denpasar menyampaikan bahwa Seminar Nasional Bali-Dwipantara Waskita II bertajuk “Tirtha-Rakta-Sastra” menunjuk pemaknaan kekuatan air sebagai daya cipta seni dan susastra. Air dalam konteks denotatif, konotatif, dan simbolik senantiasa hadir menyatu dalam lelaku budaya Nusantara. Air sebagai elemen alam, mengalami kondisi krisis; kelangkaan air bersih, pencemaran, dan kekeringan menjadi isu global, merupakan salah satu bagian dari 17 sasaran pembangunan berkelanjutan. Air dengan seperangkat idiom kultural, etik tradisi, dan imajinasi persona-komunal diwariskan dari generasi ke generasi. Air bahkan, secara simbolik terbangun menjadi entitas relegi dengan berbagai manifestasi ritualnya. Berbagai ritus air di Bali, seperti: Malukat, Banyu Pinaruh, Siat Yeh, dan Magpag Toya menjadi orientasi pemuliaan hidup manusia dalam harmoni diri dengan alam semesta. Orientasi pemuliaan ini menjadi muasal rekacipta mahalango; keserbanekaan mahakarya.
Dalam sambutannya Rektor menyampaikan ucapan terimakasi kepada seluruh penyaji yang telah berkenan membagi pengalaman, pengetahuan, dan sekaligus membagi spirit positif untuk perkembangan dunia seni dan desain di Indonesia melalui kegiatan Seminar Nasional ini. Harapanya Seminar Nasional Bali Dwipantara Wasikta II secara nyata menjadi ruang diseminasi berbagai karya tulis dan pemikiran-pemikiran akademik yang bertajuk Tirtha-Rakta-Sastra. Seminar Nasional juga sebagai ruang aktualisasi akademik bagi seluruh insan akademisi yang berpadu dengan para tokoh, para aktivis sekaligus maestro seni dan desain di Indonesia. Dalam kegiatan ini mengundang Bapak Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D sebagai Pembicara Kunci, serta delapan tokoh bereputasi sebagai Pembicara Undangan yang terdiri dari seniman, desainer, tokoh inspiratif, dan aktifis penggerak bidang seni budaya di tingkat nasional. Pembicara Undangan yang dimaksud meliputi: 1) tokoh peremuan inspiratif Ibu Anne Avantie; 2) tokoh sepritual yang disegani di Bali dan di Indonesia Jero Gede Batur Alitan; 3) tokoh atau akativis pluralisme Romo Benny Soesatyo; 4) tokoh nasional dan sekaligus pembina BRAIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D; 5) Restu Iman Sari Kusumaningrum sebagai seniman sekaligus katalisator seni; 6) Tosin Himawan sebagai Kolektor Seni Rupa dan mantan Presiden Komisaris Astra Internasional, serta menjadi sumber inspirasi bagi kolektor muda di Indonesia; 7) Dr. A. A. Gede Rai Remawa, M.SN sebagai Doktor Ilmu Desain lulusan Institut Teknologi Bandung ; dan 8) Dr. Ni Made Arshiniwati sebagai Doktor Kajian Budaya dan juga Ketua Senat Intitut Seni Indonesia Denpasar. Selain itu, Seminar Nasional ini juga diisi oleh Narasumber Call for Paper dari berbagai perguruan tinggi Seni dan Desain di Indonesia. Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D sebagai Pemakalah Kunci sangat menyambut baik kegiatan Seminar ini. Baginya pilihan tajuk seminar (Tirtha- Rakta- Sastra) memiliki makna yang sangat dalam. Seni merupakan wujud ekspresi diri dan karakter bangsa dan sekaligus adalah pemersatu, perekat bangsa dalam keragaman. Keragaman yang dimaksud yaitu keragaman budaya, bahasa, suku bangsa, keyakinan dan berbagai macam keragaman yang secara alamiah hadir di Bumi Nusantara. Kenyataan ini dapa terjadi karena seni merupakan bahasa universeal yang dapat mengekpresikan rasa kemanusiaan. Olehkarena itu seni seharusnya selalu didengungkan dan dibangun perannya melalui berbagai karya cipta. Seni sebagai daya hidup masyarakat mengandung pemahaman bahwa masyarakat tanpa sentuhan seni bagaikan robot-robot yang hidup di era yang penuh dengan destrupsi dan individualisme. Kehadiran seni sebagai daya hidup yang menghantarkan lingkungan lebih manusiawi. Dalam makalahnya Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi juga mengharapkan kampus-kampus Perguruan Tinggi Seni tidak hanya menjadi tempat kajian seni dan budaya, namun juga menjadi salah satu simpul dalam membangun seni sebagai energi dalam membangun kemanusiaan di setiap daerah. Berbagai Festival Seni yang hadir ditengah masyarakat sangat bermanfaat dalam membangun karakter bangsa yang menyadarkan dan mengingatkan bahwa keragaman seni dan budaya adalah kekuatan yang paling dasyat yang dimiliki bangsa Indonesia. Indonesi dikaruniai keragaman biodeviersitas, kekayaan alam, ragam hayati, ragam lautan, keragaman adat, berbagai pulau yang dipisahkan oleh air. Olehkarena itu Institut Seni dapat menjadi perajut ragam budaya tersebut, sehingga dapat menghadirkan daya cipta bangsa, menjadi contoh bagi dunia, menjadi inspirasi bagi dunia, yang membuktikan keragaman itu menjadi kekuatan dalam kehidupan sosial, kekuatan dalam pembangunan, kemajuan, dan kesejahteraan bangsa. Kehadiran Institut Seni tidak hanya sebagai tempat kajian seni, tapi dapat menjadi padepokan, konservatorium seni dan sekaligus sebagai penghasil kreator-kreator yang dapat menggelorakan seni ini bagi masyarakat luas. Seminar hari ini dapat menjadi area, ajang dalam mencurahkan gagasan, membangunkan seni dan budaya Nusantara menjadi daya hidup bagi bangsa.
Masing-masing penyaji dalam Seminar Nasional ini mengelaborasi tajuk “Tirtha-Rakta-Sastra” ke dalam topik beragam, diantaranya: ” Tirtha Ulun Danu Batur; Air dalam Pembangunan Berkelanjutan; Tirtha-Rakta-Sastra Dalam Entitas Relegius dan Representasi Air Pada Karya seni; Fusi Seni dan Teknologi; Kelembutan Air Kekuatan Seni; Air Sebagai Sumber Inspirasi Rekacipta Seni Pertunjukkan; Air dan Api: Paradigma; Revolusi Mental bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara; Pendidikan Karakter dalam Perebutan Tirta Amerta pada Pemutaran Gunung Mandara; Air Medium Berkarya Seni Cetak Saring Berwawasan Lingkungan; Estetika Air: Ritual Barong Wae Etnik Manggarai Di Flores; dan berbagai topik yang dapat mewakili keragaman kultural, etik tradisi, dan imajinasi masyarakat di berbagai daerah Nusantara.
Kunjungan Rektor Telkom University, Bandung Prof. Dr. Adiwijaya, S.Si., M.Si beserta jajaran ke Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Jumat, 19 Agustus 2022 diterima oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana beserta jajaran di R. Sidang, Lt. II Gd. Rektorat ISI Denpasar. Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin kerja sama dengan ISI Denpasar yang diawali dengan diskusi hangat berbagi informasi terkait program pembelajaran serta program lainnya yang dapat dikerjasamakan antara ISI Denpasar dan Telkom University. Sebagai wujud kesepakatan kedua belah pihak, hari ini ditandatangani Nota Kesepahaman guna Pengembangan Sumber Daya Institusi. (ISIDps/Humas)
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA Ke-77 Th. 17 Agustus 2022. “Bangkit Lebih Cepat Tumbuh Lebih Kuat”
Seluruh Civitas Akademika ISI Denpasar merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 dengan melaksanakan Upacara Bendera. Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memakai busana adat Bali bernuansa merah putih sebagai simbol semangat Kemerdekaan. Merdeka!! Jaya Negeriku?? (ISIDps/Humas)
Pembukaan Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di lingkungan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Senin, 15/8/2022 di Gedung Parkir Lab. Media Rekam ISI Denpasar yang dilaksanakan secara Hybrid (Luring dan Daring) diawali dengan Laporan Ketua Panitia yakni Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Dr. Anak Agung Gede Rai Remawa yang menyampaikan bahwa peserta PKKMB tahun ini terdiri dari 713 orang mahasiswa baru yang lolos melalui Jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Jalur Mandiri.
Kegiatan PKKMB dibuka oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana yang sekaligus menyematkan tanda pengenal bagi perwakilan mahasiswa baru. PKKMB akan dilaksanakan selama 4 hari (15-18 Agustus 2022) yang akan diisi oleh beberapa Narasumber dari BNN, PKP Prov. Bali, Korem 163/WSA, Polda Bali serta beberapa narasumber lain yang tentunya akan memberikan pembekalan bagi seluruh peserta PKKMB ISI Denpasar Tahun Akademik 2022/2023. Tumbuh generasi unggul yang cerdas dan kreatif. (ISIDps/Humas)
Penyajian Hasil Pembinaan Gambang Munggu | Sumber: Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2022
Gamelan Gambang yang tergolong musik ritual masa lampau, berperan penting hingga kini. Gamelan Gambang difungsikan pada ritual Pitra Yadnya, salah satu gamelan sakral dan dihormati (Yudarta I. G., 2009, p. 52).
Gamelan Gambang yang ada di Banjar Gambang, Desa Munggu memiliki historis tinggi. Gamelan ini memiliki nilai sejarah akan keberadaan Banjar Gambang Munggu. Gambang Munggu merupakan seperangkat gamelan Gambang warisan dari perjalanan I Gusti Ngurah Sukahet dari Sukahet, Karangasem ngungsi Munggu, dan selanjutnya nyineb wangsa meninggalkan gelar Gustinya di Munggu.
Gamelan Gambang yang diwarisi kini di Munggu, sangat mengkawatirkan. Tidak ada satupun pewarisnya yang mampu memainkan gamelan ini. Generasi terakhir yang masih diingat dan mampu memainkan Gambang ini bernama I Gede Patra (alm) yang memainkan Gambang pada tahun 1938. (wawancara, I Nyoman Nikanaya: 65 tahun). Untuk membangkitkan dan menjaga eksistensi kaderisasi, diperlukan pembinaan terhadap penerus Gambang Munggu.
Pembinaan dan pelatihan gamelan Gambang kepada Sekaa Gambang Munggu sangat perlu dilakukan sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk mencentak regenerasi pemain Gambang Munggu dengan menuangkan gending Gambang Labdha gaya Gambang Kwanji Sempidi. Kegiatan ini diharapkan mampu membangkitkan kembali kesenian Gambang di Banjar Gambang Munggu dan eksistensinya.
Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat (PKM) ini terdiri dari beberapa langkah kegiatan, meliputi: pengecekan alat gamelan, pengenalan Gending Labdha, pembacaan notasi, permainan melodi dasar lagu, pelatihan keterampilan dengan demontrasi teknik dasar bermain gamelan Gambang.
Tahap pertama dari proses pembinaan gending Labdha pada Gambang Munggu dilakukan dengan pengenalan sistim notasi Gambang yang ada. Para pemain Gambang Munggu diajarkan membaca notasi Gambang. Metode ini selain memberikan pemahaman secara teoritis, pemain Gambang diharapkan mampu membedakan symbol-simbol notasi yang sedikit berbeda dengan symbol-simbol notasi pada umumnya yang dipergunakan dalam penulisan lagu dalam karawitan Bali.
Gambar 1. Proses Kaderisasi Gambang Munggu| Sumber: Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2022
Tahap kedua, dilakukan pengenalan nada-nada dasar dalam masing-masing instrument Gambang. Nada Gambang didesain sedemikian rupa membentuk pola harmoni. Sebagaimana dijelaskan Djelantik, keutuhan dalam keanekaragaman yang menunjang estetik dalam karya seni didukung oleh tiga faktor utama, yakni: simetri, ritme, keselarasan/Harmoni, (Djelantik, 1999, p. 43). Harmoni adalah keselarasan yang ditimbulkan akibat interaksi bunyi yang berjalan bersama (chord) seperti nada-nada kempyung dan oktaf yang dipukul bersama menghasilkan bunyi yang menarik dan indah didengar.
Tahap ketiga pemberian atau pengenalan pola teknik masing-masing instrumen. Pola permainan/teknik pukulan Gambang yang satu dengan Gambang yang lainnya tetap mengacu mengikuti jalannya pokok melodi/gending yang dimainkan oleh Gangsa.
Selanjutnya pengenalan pola teknik nyading. Pada penyajian gending-gending Gambang Kwanji pola ritme sangat jelas terdengar dan terlihat pada teknik pukulan nyading. Pada pukulan nyading terdapat pola ritme yang dimulai dari pola ritme 2/4, menuju ke pola ritme ¾, dan kembali ke pola ritme 2/4. Pada permainan melodi lagu yang dimainkan oleh instrumen gangsa Gambang, sesungguhnya terjadi pola ritme 2/4.
Kesatuan unsur musikal melalui pengolahan teknik bermain Gambang yang tepat, membentuk kaderisasi pemain Gambang Munggu sebagai penerus “waris” yang bertanggung jawab mengemban, melestarikan, dan mengembangkannya dari generasi ke generasi. Program PKM dari ISI Denpasar sangat membantu sebagai fasilitasi membangkitkan kejayaan Gamelan Gambang sebagai gamelan Bali yang langka. Upaya ini sejalan dengan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Gambar 2. Penyajian Hasil Pembinaan Gambang Munggu | Sumber: Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2022
Mari maknai bersama, bahwa apa yang kita anggap waris sebenarnya bukan harta semata, melainkan kewajiban, tugas, dan tanggung jawab menjaga, mengemban amanah sebagai penerus. Sejauh mana kita mampu untuk itu? Pahami dan lakukan tugasmu! Semangatkan selalu, iklaskan, leluhur menyertai. Bangkitkan Gambang!