ISI DENPASAR GELAR SEMINAR HASIL PENELITIAN 2015

ISI DENPASAR GELAR SEMINAR HASIL PENELITIAN 2015

Kiriman : Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S.,M.Hum

Di hari pertama bulan September, Selasa, 1 September 2015, LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar   menggelar seminar hasil penelitian Desentralisasi dan Kompetitif Nasional 2015. Acara pembukaan yang bertempat di  Gedung Citta Kelangen kampus seni ini, dihadiri oleh Rektor ISI yang diwakili oleh PR I, hadir pula PR II, PR III, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, Dekan  Fakultas Seni Rupa dan Desain,  Ketua Prodi di Lingkungan ISI Denpasar, serta para peneliti pemenang hibah dan undangan dosen serta mahasiswa.

Kapuslit LP2M ISI Denpasar, Drs. I Wayan Mudra, M.Sn. dalam laporannya menyampaikan ucapkan terimakasih kepada seluruh civitas akademika ISI Denpasar yang telah mendukung acara seminar tersebut. Mudra mengatakan, seminar ini merupakan seminar hasil penelitian dosen ISI Denpasar yang didanani tahun 2015 baik penelitian Desentralisasi maupun Kompetitif Nasional. Seminar diikuti oleh 30 peneliti yang  terdiri dari 1 MP3EI, 8 Hibah Bersaing, 6 Fundamental, 2 Penelitian Disertasi Doktor, 13 Dosen Muda. Seminar ini akan dilanjutkan dengan pameran hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dirancang pada bulan Desember 2015.

Rektor ISI Denpasar, yang diwakili oleh Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes. dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga akan keberhasilan dosen ISI Denpasar dalam bidang penelitian. Kiranya di tahun-tahun mendatang, jumlah penelitian semakin meningkat, dan kualitasnya pun makin baik, dengan tema yang mengacu pada visi dan misi ISI Denpasar, sehingga ISI Denpasar terus menjadi pusat unggulan (center of excellence). “Hibah penelitian tidak hanya menguntungkan dosen dalam hal financial, namun juga menjadi catatan pada CV yang akan menjadi penentu untuk kenaikan pangkat,” ujar Artayasa sebelum membuka acara seminar secara resmi.

Tujuan dari pelaksanaan seminar ini adalah untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab ilmiah peneliti tehadap lembaga ISI Denpasar tentang  proses penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai. Selain itu seminar ini adalah wadah untuk mendiskusikan hasil-hasil penelitian yang telah dicapai untuk mendapat masukan-masukan sebagai bahan penyempurnaan hasil penelitian. Seminar ini juga diharapkan mampu menggugah minat dosen lainnya untuk mengajukan proposal penelitian pada tahun berikutnya, disamping sebagai persiapan peneliti menghadapi monev eksternal dari DP2M Dikti, yang deperkirakan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Seminar ini juga dimaksudkan untuk mendukung ISI Denpasar sebagai Centre of Excellence.

ISI DENPASAR MASUK OCTOFINAL & RAIH “BEST SPEAKER” DI NUDC PONTIANAK

ISI DENPASAR MASUK OCTOFINAL & RAIH “BEST SPEAKER” DI NUDC PONTIANAK

Kiriman : Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S.,M.Hum

Tim debat Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berhasil melaju ke tingkat nasional pada lomba National University Debating Championship (NUDC) 2015. Setelah meraih kemenangan di tingkat regional kopertis wilayah VIII pada lomba yang diselenggarakan di kampus Universitas Dhyana Pura dari tanggal 29-30 Juli 2015, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar bersama tujuh universitas lainnya, yaitu UNUD, Undiknas, Stikes Bali, PNB, Stiba Saraswati, Universitas Nusa Cendana, dan Universitas Mataram mewakili Kopertis wilayah VIII melaju ke NUDC tingkat nasional yang diselenggarakan di  Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak. Lomba Debat Bahasa Inggris tingkat nasional tersebut diadakan pada tanggal 19-24 Agustus 2015.

Lomba debat  ini diikuti 336 orang peserta mahasiswa dari 110 kampus pemenang, perwakilan 14 wilayah Indonesia. Jika ditotal peserta termasuk para official , pembina dan pendamping tim juri maka ada 500 orang yang bertandang di Bumi Khatulistiwa pada NUDC 2015 di kampus Untan. Berangkat ke Pontianak dari ISI Denpasar, debater ISI Denpasar Nita Ayu Kartika Sari dan Muliawati Moeliono  serta  Paramita Hariswari sebagai adjudicator, dengan pendamping dosen Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S.,M.Hum.  Para debater berjuang dalam tujuh rounds  selama lima  hari, hingga berhasil masuk babak octofinal (babak perdelapan besar) dalam peringkat 32 besar dengan posisi ke-25. Prestasi gemilang ini tentu merupakan kebanggaan bagi ISI Denpasar, dengan peringkat ke 25 dari 110 universitas dari seluruh Indonesia.

Selain meraih peringkat 25, ISI Denpasar dengan debater Muliawati Moeliono juga masuk sebagai salah satu dari the  best 10 novice speakers, dengan membawa pulang piagam dan medali. Keberhasilan tim ISI Denpasar ini mendapat apresiasi dari Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum. Tim debater didampingi Pembantu Rektor bidang kemahasiswaan diterima Rektor di ruang kerjanya pada hari Kamis, 27 Agustus yang lalu. “Keberhasilan tim debat ISI Denpasar merupakan kebanggaan bagi kita, dan terima kasih atas kerja kerasnya selama di NUDC Pontianak. Kita akan bentuk UKM Debat Bahasa Inggris, dan tim debat ini bisa mengajarkan pada mahasiswa lainnya, untuk meneruskan keberhasilan kalian,” ujar Rektor ISI.

Muliawati sangat berterima kasih kepada semua civitas akademika ISI Denpasar yang telah membantu dan mendoakan agar ia dan timnya memperoleh yang terbaik. Sementara itu, Nita Kartika anggota tim debat serta Paramitha adjudicator mengaku senang dan bangga karena mendapat kesempatan mengikuti lomba sampai di tingkat Nasional.

Garapan Seni Rupa Pertunjukan: Gerhana Bulan Merah  oleh ISI Denpasar Mendapat Sambutan Meriah Penonton

Garapan Seni Rupa Pertunjukan: Gerhana Bulan Merah oleh ISI Denpasar Mendapat Sambutan Meriah Penonton

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A

Dalam ajang bergengsi yang digelar tahunan oleh pemerintah Provinsi Bali dalam bidang seni yaitu Bali Mandara Mahalango, ISI Denpasar sukses menampilkan sebuah tontonan baru yang menggabungkan seni pertunjukkan dan seni rupa menjadi garapan seni rupa pertunjukkan. Garapan yang digagas oleh konseptor Sujana Suklu dan Cok Ratna Cora (dosen ISI Denpasar) berdurasi 45 menit. Keunikan garapan ini terletak pada kombinasi antara tontonan pertunjukkan dan instalasi seni rupa yang digabungkan secara apik, sehingga instalasi seni rupa juga bagian dari pertunjukan yang dieksplorasi oleh seni pertunjukan. Garapan ini telah tampil sukses dan menarik penonton pada tanggal 23 Agustus 2015 di Panggung Terbuka, Ardha Candra, Art Center Denpasar. Gubernur Bali, Mangku Pastika didampingi Rektor ISI Denpasar juga sangat antusias menyaksikan pementasan tersebut.

Garapan ini dibuka dengan narasi yang mengungkapkan bahwa gerhana bulan merah merupakan energi dasyat ke bumi yang tidak mengenal dualisme. Dilanjutkan dengan video mapping oleh mahasiswa Film dan Tv ISI Denpasar dengan diiringi illustrasi musik karya I Ketut Sumarjana (dosen musik ISI Denpasar).

Dilanjutkan dengan garapan tari yang merespon istalasi bambu karya I Gede Oka Surya Negara, S.ST., M.Sn (dosen Tari ISI Denpasar) dan diiringi oleh musik garapan I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn (dosen Karawitan ISI Denpasar).

Gerhana bulan merah yang terjadi setiap 100 tahun sekali merupakan fenomena dunia. Dalam garapan ini direkostruksi kisah-kisah yang terjadi diberbagai belahan dunia. Kisah Kala Rau di Bali, Kisah Naga Memakan Bulan terjadi di China, Gerhana Bulan Penyebar Virus di Jepang, Refleksi Perbuatan oleh Suku Indian Navajo, dan kisah cerita tipu daya Columbus dengan Suku Indian yang menyatakan bahwa gerhana bulan merah adalah kemarahan Tuhan, sehingga suku Indian takut pada Columbus, sehingga Columbus mampu menaklukkan suku Indian.

Garapan ini memberi pesan bahwa apapun kisah-kisah yang terjadi di berbagai belahan dunia akibat gerhana bulan merah, merupakan tugas manusia sendiri untuk memilih serta memilah berbagai energi yang bergerak guna dimaknai secara positif. Selain itu mengingatkan kita bahwa fenomena besar tersebut akan terjadi pada tanggal 28 September 2015.

I Komang Arba Wirawan: ” DARI KONFLIK DESA KE LAYAR KACA: ANALISIS WACANA LIPUTAN BALI TV DALAM KASUS KEMONING-BUDAGA, KLUNGKUNG, BALI “

I Komang Arba Wirawan: ” DARI KONFLIK DESA KE LAYAR KACA: ANALISIS WACANA LIPUTAN BALI TV DALAM KASUS KEMONING-BUDAGA, KLUNGKUNG, BALI “

Sumber : https://www.pps.unud.ac.id/

Kamis, 20  Agustus 2015. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si, dari Program Doktor Kajian Budaya dengan disertasinya yang berjudul DARI KONFLIK DESA KE LAYAR KACA: ANALISIS WACANA LIPUTAN BALI TV DALAM KASUS KEMONING-BUDAGA, KLUNGKUNG, BALI “. Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

Promovendus foto bersama dengan Pimpinan Sidang, Promotor, Kopromotor dan Tim Penguji setelah sidang selesai

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wacana liputan Bali TVkasus Kemoning-Budaga, Klungkung, Bali, sebuah konflik yang meletus 17 September 2011 yang menimbulkan wacana pembubaran desa pakraman. Liputan kasus ini memojokkan Gubernur Made Mangku Pastika, dikabarkan seolah-olah dia mengatakan hendak membubarkan desa pakraman di Bali. Sementara Bali TV dan Bali Post yang berada dalam naungan Kelompok Media Bali Post (KMB) terus mengeksploitasi wacana pembubaran desa pakraman secara subjektif, Gubernur Made Mangku Pastika tidak bisa menerima sehingga melakukan somasi bahkan menuntut Bali Post secara perdata di Pengadilan Negeri Denpasar. Hubungan antara Gubernur Made Mangku Pastika dan KMB yang pada awalnya baik kemudian menjadi konflik yang serius. Wacana pemberitaan Bali TV yang ikut memperuncing konflik ini menarik diteliti untuk mengetahui agenda subjektif di balik politik penayangan berita dan wacana tanding yang menanggapinya. Data utama penelitian ini berupa wacana pemberitaanBali TV mengenai kasus Kemoning-Budaga yang berupa dokumentasi dari materi yang pemah ditayangkan. Teori yang dipergunakan adalah teori wacana, agenda setting, jraming, dan semiotika. Keempat teori ini diaplikasikan secara eklektik untuk menganalisis secara kritis proses pembentukan wacana dan wacana tanding dalam kasus Kemoning-Budaga. Hasil analisis menunjukkan bahwa wacana liputan kasus bentrok Kemoning-Budaga di Bali TV merupakan perpanjangan dari wacana media cetakBali Post yang dikelola dengan agenda setting yang jelas untuk kepentingan sosial, politik, dan  ideologiAjeg Bali KMB. Pada saat yang sama Gubernur Made Mangku Pastika memanfaatkan lembaga kehumasan Pemprov Bali dan media di luar KMB seperti TVR! Bali dan Radar Bali untuk melancarkan wacana tanding. Wacana kasus Kemoning-Budaga menunjukkan contoh nyata bagaimana media massa mengabaikan objektitivitas untuk kepentingan-kepentingan kekuasaan. (pps.unud/IT)

Guna Merekam Jejak Perjalanan Perkuliahan, FSRD ISI Denpasar Gelar Pameran dan Sarasehan.

Guna Merekam Jejak Perjalanan Perkuliahan, FSRD ISI Denpasar Gelar Pameran dan Sarasehan.

Kiriman: Ketut Hery Budiyana, A.Md

Guna merekam proses studi mahasiswa, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar menggelar pameran hasil studi mahasiswa dan sarasehan/ seminar dengan tema “ Journey (perjalanan) Awal Sampai Akhir Perkuliahan” yang digelar pada tanggal 25 Agustus 2015. Kegiatan diawali dengan pembukaan pameran hasil studi oleh Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum bertempat di areal gedung Kriya Hasta Mandala. Dalam sambutannya Rektor menyampaikan bahwa pentingnya menggelar pameran hasil studi mahasiswa untuk evaluasi external serta membuka ruang imaji, kontemplasi, ilusi, harapan, diskusi, respon dan apresiasi publik untuk memberi masukan, kritikan kepada ISI Denpasar yang nantinya dijadikan cambuk menuju kearah yang lebih baik. Terutama dalam mewujudkan visi ISI Denpasar sebagai pusat unggulan, maka proses pendidikan ini harus lebih berkwalitas, serta berani menampilkan seni gaya baru sebagai hasil kolaborasi dari berbagai prodi, seperti garapan seni rupa pertunjukkan yang tampil beberapa waktu lalu saat Bali Mandara Mahalango yang mendapat apresiasi bagus dari penonton. Pada kesempatan tersebut Rektor juga menyampaikan selamat datang kepada para narasumber yang nantinya akan memberikan wawasan baru dalam acara sarasehan.

Sementara Ketua Panitia Pameran dan Sarasehan, Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn dalam laporannya menyampikan bahwa pameran dan sarasehan diikuti oleh seluruh program studi yang ada di FSRD ISI Denpasar yaitu 7 prodi, Seni Rupa Murni, Seni Kriya, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Desain Fashion serta Film dan tv. Karya hasil studi mahasiswa ISI Denpasar diseleksi yang terbaik sehingga menghasilkan karya-karya yang dipamerkan pada hari ini. Seperti tertuang dalam tema yaitu Journey adalah proses perjalanan mahasiswa selama studi di FSRD ISI Denpasar yang dimulai dari semester 1 hingga semester 8.

Kebanggaan juga terpancar dari Dekan FSRD ISI Denpasar, Dra. Ni Made Rinu, M.Si saat menyampaikan sambutannya. Pihaknya menyampaikan bahwa pengalaman mahasiswa belajar di ISI Denpasar adalah hal yang sangat penting diungkapkan. Sehingga pendidikan di FSRD ISI Denpasar adalah proses yang dimaknai dengan ikon atau simbul pameran. Uangkapan terimakasih juga disampiakan dekan kepada lembaga ISI Denpasar yang telah memberi dukungan, perhatian kepada anak didiknya untuk terus berkarya, berproses lewat kegiatan praktikum. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam proses pasti ada suka dan duka, sehingga kami terbuka untuk menampung kekurangan, kritikan jika selama proses belajar ada hal-hal yang kurang berkenan.

Setelah pembukaan pameran dilanjutkan dengan peninjauan pameran dan sarasehan yang digelar di Gedung Citta Hasta Mandala ISI Denpasar. Adapun pembicara yang hadir adalah I Wayan Upadana, S.Sn (Seni Rupa Murni), I Wayan Sri Yoga Parta, S.Sn., M.Sn (Seni Kriya) dan I Kadek Sosiawan (Desain Interior). Sarasehan diikuti oleh mahasiswa dan dosen FSRD ISI Denpasar.

12 Tahun ISI Denpasar : Memaknai Kenangan Menggapai Harapan

 

Yth. Gubernur Provinsi Bali,

Yth. Para Konsul Jenderal Negara Sahabat

Yth. Para Bupati dan Walikota Se-Bali.

Yth. Anggota Dewan Penyantun,

Yth. Sekretaris dan Para Anggota Senat,

Yth. Para Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Se-Bali.

Yth. Pimpinan PT Seni Se- Indonesia.

Yth. Kordinator Kopertis Wilayah VIII (Bali, NTB, NTT)

Yth. Para Budayawan dan Seniman,

Yth. Para Pejabat di Lingkungan ISI Denpasar,

Yth. Seluruh Sivitas Akadeinika dan Alumni ISI Denpasar,

Yth. Para Wisudawan-Wisudawati beserta keluarga,

Yth. Para Tamu Undangan dan hadirin yang berbahagia,

Om Swastyastu

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh,

Salam Sejahtera,

Pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia yang diberikan sehingga pada hari ini kita dapat bertemu dalam keadaan sehat dan bahagia. Semoga pada hari – hari berikutnya kita senantiasa dalam lindungan dan kasih Hyang Widhi, diberi kekuatan lahir dan batin, pikiran jernih, dan kelapangan hati. Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya mengucapkan selamat datang di Kampus Budaya Mandala ISI Denpasar, diiringi ucapan terima kasih atas kesediaannya memenuhi undangan kami.

Hari ini, Selasa, tanggal 28 Juli 2015, Institut Seni Indonesia (IS1) Denpasar genap berusia 12 tahun. Namun jika direntang jauh ke belakang sesungguhnya lembaga ini telah berdiri 48 tahun yang lalu dengan nama Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Jurusan Bali, kemudian memperoleh peningkatan status menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar pada tahun 1988, dan akhirnya menjadi ISI Denpasar pada tahun 2003. Berkenaan dengan perjalanan sejarah yang sangat panjang ini saya ingin merekonstruksi berbagai peristiwa dan capaian yang pernah dialami di masa silam untuk dijadikan refleksi dalam rangka memproyeksikan masa depan yang diinginkan. Oleh sebab itulah pidato kali ini saya berjudul “12 Tahun ISI Denpasar: Memaknai Kenangan, Menggapai Harapan”. Judul ini terinspirasi dari salah satu kalimat bijak dalam pidato Bapak Gubernur Provinsi Bali, pada pembukaan Sarasehan Pesta Kesenian Bali XXXVII, tanggal 4 Juli 2015, di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, yang menyatakan sebagai berikut.

“untuk menjadi maju kita tidak harus terus menerus menoleh ke belakang, sebab yang kita hadapi dalam hidup ini adalah bukan masa lampau, melainkan masa depan. Masa lampau penting untuk dimaknai sebagai pedoman atau penunjuk jalan, namun yang sangat perlu dipersiapkan adalah bagaimana menghadapi masa depan agar kita selalu menjadi lebih baik”

Ungkapan ini saya pandang sangat tepat digunakan sebagai paradigma berfikir bagi seluruh sivitas akademika ISI Denpasar, karena berbagai tantangan telah menghadang di depan mata dan kitapun harus slap menghadapinya. Menjadi perguruan tinggi seni yang unggul dan berkualitas dunia, menghasilkan sarjana seni yang handal dan berkarakter, menghadapi masyarakat ASEAN 2015, dan kompleksitas perkembangan dunia seni adalah sederetan tuntutan dan harapan yang harus dapat kita capai sesegera dan semaksimal mungkin, agar ISI Denpasar dapat tampil dengan gagah di tengah kemajuan peradaban. Untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul kita harus bekerja keras, melakukan refleksi kritis atas apa yang telah dikerjakan para pendahulu di masa lampau, apa yang kita capai hari ini, kemudian mempersiapkan dan menghadapi masa depan dengan matang.

Sejarah telah mencatat bahwa cikal bakal ISI Denpasar bermula dan sebuah lembaga bernama Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Jurusan Bali, yang didirikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali, melalui Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBYA) pada tanggal 28 Januari 1967, bertepatan dengan hari suci Tumpek Wayang. Sebuah nama yang sangat cantik, ASTI selalu menjadi buah bibir tidak hanya karena kehadirannya menjadi latamahosadi (obat mujarab) untuk membangkitkan kembali gairah masyarakat Bali yang baru saja terkena dampak G3OS PKI, melainkan juga karena tugas mulianya menjadi “juru selamat” seni pertuniukan tradisional Bali dan kepunahan. Sejak berdiri tahun 1967, ASTI Jurusan Bali dibina dan dibiayai oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali, hingga pada tahun 1969 mendapat status negeri, sebagai salah satu jurusan dari ASTI Yogyakarta. Selama dua puluh satu tahun (1967-1988) ASTI jurusan Bali telah melahirkan Sarjana Muda Seni dan tiga jurusan (Tari, Karawitan, Pedalangan), menyelamatkan puluhan seni pertunjukan Bali dan kesenjangan dengan program rekonstruksi dan revitalisasi seni langka, melestarikan berbagai jenis seni klasik (Gambuh, Parwa, Arja, Topeng, Rejang, Telek), dan melakukan pembinaan serta pergelaran seni ke desa-desa.

Pada tahun 1988, dengan mencermati pengakuan dunia keilmuan terhadap bidang seni sebagai aktivitas akadeinik, juga berkat kerja keras para pimpinan ASTI ketika itu, serta dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, ASTI jurusan Bali memperoleh peningkatan status menjadi Sekolah Tinggi Seni indonesia (STSI) Denpasar. Peningkatan status ASTI menjadi STSI adalah sebuah babak baru, karena mulai saat itulah kompetensi akademik dipacu untuk mengimbangi vokasi, diikuti semaraknya kegiatan penelitian dan penciptaan seni. Dengan status sekolah tinggi, STSI Denpasar memiliki hak penuh untuk melahirkan Seniman Setingkat Sarjana dan Sarjana Seni dengan berbagai sebutan gelar, seperti SST, SSKar, SSP dan SSn. Lulusan STSI Denpasar memiliki kemampuan seimbang dalam bidang akademik dan vokasi, antara kemampuan teori dan praktek, dan antara pengkajian dan penciptaan. Secara perlahan namun pasti pergerakan STSI Denpasar mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitas dan tahun ke tahun. Proses pendidikan berjalan dan tertata dengan baik, lahirnya karya-karya seni kolosal dan monumental, seperti Oratorium Drap Persada Nusantara, Oratorium Pelangi Nusantara, Kecak Kolosal Gugurnya Subali, Konser Karawitan Merajut Tali Keragaman Seni Rupa Pertunjukan, dan penelitian Pemetaan Kesenian Bali, merupakan bukti nyata bahwa STSI Denpasar telah berkiprah dan menunjukkan dirinya sebagai lembaga pendidikan seni kebanggaan Indonesia Memasuki dekade tahun 2000-an dunia keilmuan seni berkembang sangat pesat. Ilmu seni tidak hanya menjadi sebuah monodisiplin, melainkan telah berinteraksi lintas bidang (trans dan interdisiplin), hal ini menjadikan daerah jelajah seni menjadi sangat luas dan hampir tak terbatas. Seni pada akhirnya tidak hanya menjadi persoalan olah rasa, melainkan telah menjadi bagian dan kegiatan intelektual yang dipengaruhi oleh akal atau logika. Hal ini sangat disadari oleh pimpinan, para tokoh, dan sivitas akademika STSI Denpasar, sehingga dipandang perlu mengembangkan lembaga ini menjadi lebih besar agar dapat mewadahi keragaman bidang ilmu seni dan mengakomodasi berbagai bentuk daya kreatif para peserta didik. Dengan dukungan penuh oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Nasional, dukungan Universitas Udayana dengan mengijinkan Proram Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) bergabung dengan STSI, dukungan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali agar lembaga pendidikan seni di Bali berintegrasi menjadi satu lembaga yang besar, STSI Denpasar akhirnya ditingkatkan statusnya dan diresmikan menjadi ISI Denpasar

pada tanggal 28 Juli 2003. Selama dua belas tahun (2003-2015) ISI Denpasar telah berkiprah, berjuang, melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mendidik generasi muda menjadi sarjana seni. Perjalanan isi Denpasar juga tidak lepas dan berbagai hambatan dan dinamika, namun semuanya dapat diatasi dengan balk.

Merefleksi keberhasilan masa lampau sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendiri, pimpinan, dan seluruh sivitas ASTI/STSI/ISI Denpasar, tugas ISI Denpasar ke depan tentu akan lebih berat. Salah satu wacana yang menjadi perhatian bersama adalah adanya kekhawatiran akan merosotnya karakter bangsa belakangan ini. Pemerintahan baru saat ini telah mencanangkan perlunya upaya revolusi mental untuk mengobati “penyakit kronis” yang cukup lama diderita bangsa Indonesia. Banyak pakar meyakini bahwa seni akan mampu menjadi penggerak utama dalam membangun karakter bangsa melalul schema “pondasi maya”, yaitu landasan yang tidak kasat mata tentang ideologi, filosofi, nilal-nilal luhur Bhinneka Tunggal Ika, namun terpatri dengan kokoh pada setiap warga negara Indonesia. Berdasarkan schema “pondasi maya” sebagaimana disebutkan di atas, ISI Denpasar memproyeksikan program pendidikan secara holistik untuk melahirkan sarjana seni yang meiniliki tiga kompetensi utama, yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kompetensi sikap menjadi yang terdepan, karena tanpa sikap yang baik, seorang pintar dan trampil belum tentu dapat berguna. Sikap berkaitan dengan sensibilitas atau kepekaan rasa untuk mengelola sifat-sifat positif dan negatif manusia. Pengetahuan adalah kemampuan atau kecerdasan yang dimiliki seseorang agar mereka bisa memecahkan berbagai persoalan dalam hidup. Sementara itu ketrampilan adalah kemampuan atau keahlian praktis yang dimiliki seseorang terhadap satu atau beberapa bidang profesi tertentu. Dengan ketrampilan yang dimiliki seseorang dipastikan dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk membantu orang lain.

Hadirin yang berbahagia,

Guna menggapai harapan sebagaimana disebutkan di atas, ISI Denpasar menetapkan visi “Menjadi Pusat Unggulan Seni Budaya, Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal”. Pusat Unggulan (centre of excellence) Seni Budaya, artinya ISI Denpasar menjadi pusat penciptaan, pengkajian, penyajian, dan pembinaan seni budaya yang unggul (terbaik, terdepan, terutama). Indikatornya dapat diamati dan 5 hal, yaitu melahirkan sarjana seni yang handal melahirkan penelitian yang berkualitas dan bernilai guna, melahirkan karya seni yang kreatif dan adaptif, melakukan pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat, menjadi Pusat Layanan data dan informasi seni budaya (Pusyandis). Berbasis Kearifan Lokal, artinya ISI Denpasar menggunakan kearifan lokal (pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional) sebagai basis pembelajaran dan pengembangan ilmu. Kearifan lokal sarat akan nilai dan makna yang dapat menuntun peserta didik menjadi sarjana seni yang berkarakter Indonesia. Berwawasan Universal, artinya pembelajaran dan pengembangan bidang ilmu di ISI Denpasar menganut berbagai paradigma yang dapat diterima secara universal oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Dalam kaitan ini ISI Denpasar menolak etnosentrisme melainkan menganut cara pandang relativitas, pluralitas, dan identitas terhadap kehadiran berbagai bentuk karya seni. Visi ini sesuai dengan tugas pokok ISI Denpasar sebagai pengemban dan pengembang seni budaya. Pengemban mengandung unsur penggalian (rekonstruksi revitalisasi) dan pelestarian sedangkan pengembang artinya selalu kreatif dalam menciptakan bentuk bentuk seni baru sesuai dengan perkembangan zaman.

Visi ISI Denpasar telah terjabarkan dalam misi Tri Dharma, Renstra lima tahunan dan program kegiatan setiap tahun. Selama satu tahun terakhir (juli 2014 s/d juli 2015) ISI Denpasar telah melaksanakan program-program rutin di bidang pendidikan penelitian, penciptaan, pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Pada kesempatan yang baik ini ijinkan saya menyampaikan beberapa pencapaian kinerja institut sebagai berikut.

Pertama, bidang akademik dan kemahasiswaan, pada tahun akademik 2014/2015 ini ISI Denpasar menenima 564 mahasiswa baru (D4, S1, dan S2), dan 36 orang mahasiswa asing dan 19 negara. Pada program ASEAN International Mobility for Students (AIMS) 2015, ISI Denpasar mengirim empat orang mahasiswa untuk menempuh pendidikan selama satu semester di Tammasat University, Thailand dan di University of Malaya, Malaysia. Dalam bidang kesejahteraan mahasiswa pada tahun 2015 ISI Denpasar memberikan 150 beasiswa Bidikmisi, 60 beasiswa PPA, 60 beasiswa BBP-PPA, 37 beasiswa Supersemar, dan 3 beasiswa PPA Unggulan. Pada tahun 2014/2015 ISI Denpasar juga memenangkan 17 hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), 46 Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), dan empat medali pada PEKSIMINAS XII.

Kedua, dalam bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, pada tahun 2015 ISI Denpasar memenangkan 20 hibah penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi, yang terdiri atas 1 MP3EI, 10 Hibah Bersaing, 4 Penelitian Fundamental, 2 Hibah Penelitian Doktor, dan 3 Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat. Selain itu ISI Denpasar juga menganggarkan 11 penelitian dosen muda yang dibiayai dan PNBP, Penelitian Pemetaan Kesenian Bali di Kabupaten Tabanan, Penelitian Rekonstruksi Tari Gambuh di desa Manggis Karangasem, dan Rekonstruksi Seni Prasi di Desa Tenganan, Karangasem. Pada tahun ini juga ISI Denpasar melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di 13 desa di Kabupaten Buleleng. Dalam bidang penciptaan, tahun 2015 telah lahir 4 karya seni kolosal monumental, yaitu Oratorium Bianglala Mahardika, Oratorium Bali Mandara, Gamelan Ketug Bumi, Oratorium Ayodya Kertanegara, Seni Rupa Pertunjukan, dan Pakeliran Layar Lebar Wibisana Murbeng Bumi.

Ketiga, dalam bidang kerjasama, ISI Denpasar tetap konsisten dengan Program “ngayah”ke desa-desa untuk membantu masyarakat dalam pembinaan dan pergelaran seni, berpartisipasi dalam kegiatan Pesona Budaya Bali di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Pesta Kesenian Bali XXXVII, Bali Mandara Mahalango II, HUT Pemda Bali 2015. Satu “berkah” kerjasama yang diperoleh ISI Denpasar pada tahun 2015 ini adalah Bapak Gubernur Bali telah mengijinkan penggunaan Taman Budaya sebagai akses masuk, tempat perkuliahan praktek, dan pergelaran serta pameran karya seni kepada ISI Denpasar. Dalam kesempatan yang sangat baik ini juga, atas nama keluarga besar ISI Denpasar saya menyampaikan terima kasih dan salam hormat yang setinggi-tingginya kepada Bapak Gubernur Provinsi Bali beserta jajarannya.

Dalam bidang Kerjasama luar negeri, kegiatan workshop kolaborasi telah dilakukan oleh mahasiswa ISI Denpasar dengan mahasiswa dan Suratani Rajabath University dan Nakorn Tamarat University di Thailand Selatan pada akhir 2014 yang lalu, workshop kolaborasi dengan mahasiswa Ochanomizu University, Jepang pada bulan Juni 2015. Pada bulan September 2014, 2 orang dosen ISI Denpasar berpartisipasi dalam Workshop Budhi’S Art di Bangkok, Thailand, dan pada akhir bulan Mei 2015 sebanyak 33 dosen dan mahasiswa ISI Denpasar mengikuti Festival The Spiritual Dimension of Rice Culture, di Bangkok, Thailand Pada bulan September 2015 yang akan datang 3 orang dosen ISI diundang sebagai pembicara pada Seminar Internasional yang diadakan oleh Centre for Archeology Princess Mahacakri Sirindhon, Thailand.

Bapak Gubernur, Hadirin yang saya muliakan,

Serangkaian dengan kegiatan Dies Natalis XII tahun 2015 ini, kami juga mengadakan Wisuda Sarjana Seni ke-14 sebagai salah satu pertanggungjawaban akademik lembaga ini kepada masyarakat. Sejumlah 177 orang Sarjana Seni S1 dan 22 orang Sarjana Seni S2 akan kami wisuda dihadapan hadirin yang terhormat pada hari ini. Dengan demikian jumlah alumni ISI Denpasar sejak tahun 2003 hingga 2015 adalah Sarjana S1 sejumlah 1927 orang dan Sarjana S2 sejumlah 91 orang. Tampil sebagai lulusan terbaik program S1 kali ini adalah I Putu Adi Septa Suweca Putra dan Program Studi Seni Karawitan dengan IPK 3,93, lulusan terbaik program S2 ada empat orang dengan IPK 3,92, yaitu I Ketut Muada, Ni Made Arini Hanindar Putri, Ni Made Sri Wahyuni Trisna, dan Ni Putu Yuda Jayanthi. Atas nama pimpinan lembaga saya mengucapkan selamat kepada para lulusan terbaik semoga anda dapat memaknai kesuksesan yang anda capai hari ini. Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya menyampaikan beberapa patah kata khusus kepada para wisudawan dan wisudawati ISI Denpasar 2015.

Saudara-Saudara para wisudawan dan wisudawati yang terpelajar, atas nama sivitas akademika ISI Denpasar kami mengucapkan selamat atas keberhasilan anda sekalian, semoga anda menjadi berkah bagi keluarga, masyarakat dan almamater. Kami juga mengucapkan selamat kepada orang tua/wali karena kini Ibu dan Bapak telah memiliki seorang Sarjana Seni, semoga dapat memberikan kebahagiaan bagi keluarga. Terima kasih yang besar-besarnya kami sampaikan karena telah memilih ISI Denpasar sebagai tempat menuntut ilmu dan berinteraksi dengan kami selama kurang lebih empat tahun. Dalam kurun waktu tersebut jika ada kesalahan fan keikhlafan dan kami, mohon dibukakan pintu maaf yang selebar lebarnya. Seusai upacara wisuda ini, anda akan kembali ke masyarakat mengabdikan ilmu pengetahuan yang telah anda peroleh selama ini. Jika nanti anda telah bergelimang sukses berkarier, mungkin lebih sukses dari pada guru-guru anda, janganlah lupa bahwa anda masih tetap keluarga kita, yang pernah menimba ilmu di ISI Denpasar.

Saudara Saudaraku para wisudawan dan wisudawati, ketahuilah bahwa keberhasilan anda hari ini tidak bisa dilepaskan dan peranan para orang tua/wali, suami ataupun istri, bahkan mungkin pacar anda yang selalu berjuang dan berdoa demi keberhasilan anda. Untuk itu, tundukkanlah kepala anda sejenak untuk mengucapkan tenima kasih sebagai balasan terhadap jasa-jasa yang mereka telah berikan kepada anda. Kami yakin bahwa tanpa dukungan dan bantuan itu anda tidak akan mungkin berhasil meraih gelar sarjana dan diwisuda pada hari ini.

Akhirnya kami ucapkan selamat jalan dan selamat berjuang semoga anda mencapai sukses di dalam menempuh karier anda masing-masing.

Bapak Gubernur dan hadirin yang saya muliakan,

Demikian, pidato dan laporan ini saya akhiri. Sebagai akhir kata izinkan kembali memanjatkan doa dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh panitia dan berbagai pihak yang telah menyiapkan acara wisuda ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada hadirin semuanya atas perhatian dan kesabarannya mengikuti acara ini. Tidak lupa saya mohon maaf yang sebesar besarnya jika dalam penyelenggaraan acara ini ada hal-hal yang kurang berkenan.

 

Sekian dan Terima Kasih

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

 

Rektor,

Dr. I Gede Arya Sugiartha,SSKar., M.Hum

Nip. 196612011991031003

Loading...