Dari Workshop Foto Prawedding Prodi Fotografi ISI Denpasar: Hobby (Motret) Menjadi Bisnis

Dari Workshop Foto Prawedding Prodi Fotografi ISI Denpasar: Hobby (Motret) Menjadi Bisnis

Kiriman : Hery Budiana, A.Md

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar tak pernah henti dalam berbagai kegiatan. Salahsatunya Program Studi Fotografi FSRD ISI Denpasar yang beberapa waktu lalu Selasa, 27 Oktober 2015 menggelar acara “Workshop Foto Prewedding” bertempat di Gedung Citta Kelangen Lantai II ISI Denpasar. Dalam sambutannya Ketua Pelaksana I Made Saryana, S.Sn., M.Sn mengungkapkan bahwa sebanyak 60 mahasiswa Prodi Fotografi terlibat dalam acara ini. Pada kesempatan tersebut menghadirkan narasumber dari seorang pemilik usaha fotografi yaitu InfocusBali Photography yaitu Putu Bayu Gunadharma. Narasumber juga seorang graphic designer PT. Djarum dan Hard Rock Café Bali. Acara dibuka oleh Rektor ISI Denpasar yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Pembantu Rektor III ISI Denpasar, Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn. Dalam sambutannya PR III menyambut baik kegiatan ini dan berharap bahwa mahasiswa dapat mengikuti workshop dengan tertip dan menyimak materi dengan baik, karena era saat ini adalah era dokumen semua membutuhkan fotografi untuk dapat mendokumentasikan acara, produk hingga yang rutin berkembang adalah foto prewedding. Sementara Pembantu Dekan I FSRD ISI Denpasar, Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn yang mewakili Dekan FSRD tak dapat menyembunyikan rasa bangga karena mahasiswa dan alumni fotografi kini sangat berperan di Bali dalam dunia dokumentasi. “Setiap saya menghadiri acara, ada sie dokumentasi, saya bertanya dari mana? Selalu mengatakan mahasiswa ataupun alumni ISI Denpasar” uangkap Olih. Sehingga peran mahasiswa dan alumsi Fotografi ISI Denpasar sangat berperan di Bali.

Dalam kesempatan tersebut workshop terbagi menajdi 2 sesi yaitu sesi ceramah dan praktek. Untuk sesi ceramah dimodetarori oleh salah satu dosen fotografi ISI Denpasar I Made Bayu Pramana, S.Sn. Dalam ceramah terungkap bahwa Bayu Gunadarma dalam menjalanjan bisnis fotografi diawali dari hobi, ketika pekerjaan ditekuni dengan senang hati maka akan mampu menghasilkan karya terbaik sehingga berbanding lurus dengan keuntungan dari segi materi. Bayu Gunadarma menambahkan untuk merebut bisnis tersebut yang diperlukan adalah mental, corporate identity, team work, network dan sosial media serta modal, teman dan refrensi. Selain itu hal terpenting lainnya yang wajib diperhatikan adalah etika, penapilan serta komunikasi. Bayu memberi pesan kepada mahasiswa ISI Denpasar untuk membangun benteng bisnis yang kuat serta melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh karena semuanya akan indah oleh kesungguhanmu itu.

Usai kegiatan ceramah dilanjutkan dengan sesi praktek foto yang menghadirkan objek pasangan pengantin untuk foto prewedding.

ISI Denpasar akan pamerkan dan pentaskan 13 karya penciptaan dosen

ISI Denpasar akan pamerkan dan pentaskan 13 karya penciptaan dosen

Kiriman : Nyoman Lia Susanthi, SS., MA (Dosen PS Film Televisi ISI Denpasar)

logoGuna mempertanggungjawabkan hibah penciptaan dosen ISI Denpasar tahun 2015, maka pada tanggal 2 November 2015 akan dilaksanakan pembukaan pameran dan pagelaran karya penciptaan dosen ISI Denpasar. Menurut Ketua Panitia Drs. Anak Agung Gde Ngurah TY, M.Si pameran dan pagelaran ini adalah realisasi dari proposal yang dibiayai dengan Dana DIPA ISI Denpasar tahun 2015. Adapun proses penciptaan karya seni ini telah melalui beberapa tahapan yaitu pengajuan proposal pada bulan Februari 2015. Pada tahap ini terdapat 20 proposal yang diusulkan. Dilanjutkan dengan pemaparan/ presentasi proposal Penciptaan Karya Seni tanggal 16-17 April 2015. Pada tanggal 27 Mei 2015 ditetapkan pemenang Penciptaan Karya sebanyak 13 pemenang dari 20 usulan yaitu dari FSP memenangkan 6 proposal penciptaan, dari FSRD memenangkan 7 proposal penciptaan. Dilanjutkan dengan penandatanganan surat perjanjian penciptaan oleh 13 pemenang, tanggal 3 Agustus 2015, monitoring dan Evaluasi Penciptaan laporan 70% tanggal 16 Oktober 2015, dan tanggal 2 November 2015 adalah pameran dan pegelaran Hasil Penciptaan Karya Seni. Pertanggungjawaban akhir nanti dikumpulkan tanggal 9 November 2015 dalam bentuk laporan Penciptaan Karya Seni. Drs. Anak Agung Gde Ngurah TY, M.Si menambahkan bahwa kegiatan ini untuk memotivasi para dosen dalam berkreatifitas agar lebih produktif, inovatif, dan kopetitif dengan kualitas penciptaan yang optimal, serta untuk mendapat saran dan kritik dari pengamat dan masyarakat umum.

Hasil karya penciptaan karya seni yang diselenggarakan hari ini terdiri dari 6 karya penciptaan pagelaran dari FSP yang diselenggarakan selama 2 kali pertunjukan, yaitu tanggal 2 dan 3 November 2015 bertempat di gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Serta 35 karya dari FSRD dengan jumlah hasil karya 5 buah per pemenang yang dipamerkan dari tanggal 2 s.d 6 November 2015 bertempat di gedung Kriya Hasta Mandala ISI Denpasar.

Acara rencananya akan dibuka oleh Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum.

Prodi Film dan Tv ISI Denpasar Gelar Workshop Produksi Film Pendek

Prodi Film dan Tv ISI Denpasar Gelar Workshop Produksi Film Pendek


Workshop diadakan di kampus ISI Denpasar yaitu di gedung Cita Kelangen yang diprakarsai oleh Prodi Film Televisi Fakultas seni Rupa dan Desain ISI Denpasar. Workshop dihadiri oleh 60 peserta yang berasal dan 3 angkatan yang ada di lingkungan Prodi Film & Televisi.

Acara diawali dengan sambutan Kepala Prodi Film dan Tv, Dr. I Komang Arba Wirawan, M.Si yang memotivasi para mahasiswa untuk serius dalam mengikuti workshop dan nantinya sebagai bekal untuk mengikuti berbagai festival-festival film yang ada. Hal senada juga disampaikan Dekan FSRD ISI Denpasar, Dra. Ni Made Rinu, M.Si yang sangat mengapresiasi workshop produksi film pendek ini dan berharap kegiatan semacam ini dapat secara rutin digelar untuk menambah skill mahasiswa ISI Denpasar. Selanjutnya Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiatha, S.SKar., M.Hum ditengah kesibukannya menyempatkan untuk menghadiri workshop dan membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya Rektor sangat menyambut baik kegiatan ini untuk melatih mahasiswa memiliki skill agar mereka siap terjun di masyarakat.

Workshop ini  diisi oleh 2 narasumber yaitu yang pertama Samsul Hadi berasal dari Malang, Jawa Timur yang merupakan lulusan dari IKJ (Institut Kesenian Jakarta), beliau merupakan praktisi pembuat film yang sudah lama malang melintang di Bali. Dalam workshop ini beliau memaparkan tentang bentuk film melalui konsep penceritaanya. Dan signifikasi bentuk film beliau memberikan konsep bentuk film sebagai sistem, bentuk film yang merupakan isi film, konvensi dan pengalaman dalam sebuah film, sebuah pengharapan dalam bentuk film, bentuk film dan rasa dan film itu sendiri, hubungan antara bentuk dan makna film dan yang terakhir evaluasi dan sebuah film. Dan narasumber yang kedua adalah Agung Yuda Kesuma Putra yang merupakan lulusan dan Universitas Udayana Fakultas Seni dan Budaya yang sudah membuat lebih dari 40 film dari tahun 2005, selain sebagai narasumber, beliau juga sebagai pengajar di ISI Denpasar matakuliah film Dokumenter. Pada workshop ini beliau memfokuskan tentang tata cara menghidupkan imajinasi. Imanijasi yang dihidupkan melalui riset atau juga pengalaman hidup yang merupakan bekal dalam menyusun sebuah cerita yang singkatnya terdiri dan awal, tengah dan akhir. Pada awal cerita dipaparkan tentang deskripsi wilayah/geografis, pengenalan tokoh dan awal dan persoalan yang ada di film. Sedangkan pada tengahnya cerita dipaparkan tentang penajaman persoalan, konflik, perkembangan konflik dan bagaimana proses tokoh menghadapi konflik. Dan yang terakhir untuk mndapatkan ending dari cerita ini dipaparkan kesimpulan atau resolusi dan keseluruhan, pesan yang ingin disampaikan dalam film, harapan yang akan dicapai pada akhir pembuatan film dan di selipkan juga beberapa pertanyaan—pertanyaan yang berhubungan dengan film itu sendiri. Dan workshop dipimpin oleh moderator Gusti Made Ari yang merupakan lulusan IKJ yang mengambil mayor penyutradaraan, beliau aktif dalam pembuatan film- film yang ada di Bali. Dalam workshop ini beliau menjadi moderator sekaligus menambahkan dan materi-materi yang disampaikan oleh kedua narasumber.

OLIMPIADE SENI BUDAYA II ISI DENPASAR

OLIMPIADE SENI BUDAYA II ISI DENPASAR

Sumber : https://www.balitv.tv/

Institut Seni Indonesia, ISI DENPASAR, resmi membuka Olimpiade Seni  Budaya Kedua (II) divkampus setempat, yang diikuti siswa SMA, SMK se BALI. Olimpiade ini diharapkan mampu mampu meningkatkan kemampuan akademik dan memperluas wawasan siswa, untuk lebih mencintai bidang seni budaya.

Foto dari Rai Kariasa S.Sos (ISI Denpasar)

Promosi Doktor, I Wayan Mudana: ” TRANSFORMASI SENI LUKIS WAYANG KAMASAN PADA ERA POSTMODERN DI KLUNGKUNG BALI “

Promosi Doktor, I Wayan Mudana: ” TRANSFORMASI SENI LUKIS WAYANG KAMASAN PADA ERA POSTMODERN DI KLUNGKUNG BALI “

Sumber : https://www.pps.unud.ac.id/

Senin, 19 Oktober 2015. Program Pascasarjana kembali mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Promovendus Drs. I Wayan Mudana, M.Par., dari Program Doktor Kajian Budaya dengan disertasinya yang berjudul TRANSFORMASI SENI LUKIS WAYANG KAMASAN PADA ERA POSTMODERN DI KLUNGKUNG BALI. Acara sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).

Dalam disertasinya dinyatakan bahwa Seni Lukis Wayang Kamasan (SLWK) merupakan karya seni tradisi yang tumbuh dan berkembang sangat subur di Desa Kamasan Klungkung Bali, memiliki identitas sangat khas dan unik digunakan sebagai pelengkap sarana ritual agama Hindu. Proses pengerjaannya sangat terikat oleh pakem, norma, dengan ketentuan-ketentuan yang bersifat mengikat dan baku, dikerjakan secara kolektif dan komunal. Bahan dan peralatan yang digunakan diambil dari alam serta diolah dengan teknik tradisi. Secara visual SLWK mengandung estetika sangat artistik didalamnya terkandung nilai-nilai filsafat yang bersifat simbolik sering digunakan sebagai pencerahan dan bayangan dalam kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat. Pada era modern SLWK dikomersialkan sebagai profesi dijadikan sandaran untuk menghidupi keluarga. Semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Desa Kamasan pada era postmodem, disertai dengan permintaan terhadap produk souvenir maka SLWK dikomodifikasi menjadi produk penunjang pariwisata. Fairclough mengatakan, komodifikasi merupakan ciri dari postmodern yang diasumsikan kapitalisme yang memiliki kemampuan mengubah obyek, kualitas dan tanda menjadi komoditas untuk didistribusikan ke pasar (Barker, 2005: 517). Wacana yang berkembang SLWK di Klungkung, Bali pada era postmodern sudah mengalami transformasi yang berimplikasi perubahan. Giddens (2005: 49) dalam “Refleksivitas Modernitas” mengatakan; tradisi tidak sepenuhnya statis, tradisi tidak terlalu melawan perubahan. Sedangkan Kayam (1989: 1) menyatakan; transformasi merupakan suatu proses pengalihan total dari suatu bentuk ke sosok bentuk yang baru yang mapan melalui suatu tahapan yang memerlukan waktu lama. Transformasi mesti dipahami lewat suatu ideal typemasyarakat yang sengaja diciptakan sebagai suatu model dan paradigma kapitalisme. Max Weber menyimpulkan transformasi masyarakat Eropa menjadi masyarakat kapitalis karena didalam tubuh budaya masyarakat Eropa, sudah terkandung “bumbu-bumbu” (ingredients), budaya yang akan melahirkan semangat kapitalis (Sachari, 2002: 68). Ciri-ciri transformasi menurut Tabrani (2006: 260) merupakan manifestasi pribadi korperatif (gabungan kritis, fleksibel, dan bebas). Bila kelayakan estetis belum berani melewati batas- batas, maka transformasi justru berani melakukannya demi terciptanya sesuatu yang baru, yang bukan hanya iseng, baru atau layak tetapi mencapai sesuatu yang integral dan jujur (truth).Transformasi tidak lagi tunduk pada norma, atau situasi dan kondisi, mengintegrasikan beberapa norma sesuai dengan fleksibelitas dan kebebasan yang mendukung.Secara umum penelitian 101 untuk mengkaji, membongkar dan memahami transformasi SLWK di Klungkung, Bali dalam persfektif Kajian Budaya antara kelompok elite mengusung tradisi lama sehingga menimbulkan transformasi yang berimplikasi perubahan. Tujuan khusus penelitian ini, adalah (1) mengkaji, memahami, dan menjelaskan latar belakang transformasi SLWK, (2) Mengkaji, memahami, dan menjelaskan bentuk transformasi SLWK pada era postmodern, (3) mengkaji, memahami dan menjelaskan implikasi dari transformasi SLWK pada era postmodern di Klungkung, Bali. (pps.unud/IT)

Seminar Regional “Makna Berkesenian Bali dalam Kebudayaan dan Pariwisata” Berjalan Sukses

Seminar Regional “Makna Berkesenian Bali dalam Kebudayaan dan Pariwisata” Berjalan Sukses

Sumber : Suwastika Kadek (FB)

Agenda Senat Mahasiswa – Bidang Penalaran, Penelitian dan Keilmuan – ISI Denpasar. Menyelenggarakan : Seminar Regional “Makna Berkesenian Bali dalam Kebudayaan dan Pariwisata”, mendatangkan narasumber berkompeten di bidangnya : Dra.Ida Ayu Putri Masyeni,M.Si. ( Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ) dan Dr. I Made Adi Surya Pradnya,S.Ag.,M.Fil.H ( IHDN Denpasar ) pada jum’at 25 september 2015 di Gd.Natya Mandala ISI Denpasar , akhirnya berjalan lancar dan sukses, terimakasih untuk semua pihak yg telah membantu.

Loading...