GUNDAH

GUNDAH

Penata

Nama                         : I Gede Agus Prasastika Putra

NIM                            : 2007.02.020

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis                   :

Kekacuan……Bencana menghantam……Kesadisan dan kebengisan kaliyuga menyiksa alam raya dan makhluk penghuni Bumi memperparah keharmonisan alam raya, dengan ikut terseret gelapnya zaman kaliyuga. Gundah ……………………………, gundah menyikapi kenestapaan pertiwi yang kian merintih.

Melalui dayuan rebab, penata mencoba memeberikan cerminan dalam bahasa musical tentang disharmoni yang telah terjadi era ini. Tema gundah penata bahasakan lewat nada-nada mendayu rebab hasil gesekan penuh inspirasi. Inspirasi menata bait demi bait nada menjadi melodi yang syahdu membentuk sebuah garapan utuh dan memiliki jiwa yang sesuai tema Gundah, Gundah untuk menata pertiwi yang santhi dan jagadhita.

JŇĀPAKA

JŇĀPAKA

Penata

Nama                    : I Made Putra Wijaya

Nim                       : 200701031

Program Studi  : Seni Tari

Sinopsis :

Jnapaka berasal dari bahasa Jawa Kuna yang berarti memberi tahu dan mengajari. Harmonisasi antara guru dan murid harus terjalin layaknya bunga dan kumbang yang saling membutuhkan satu sama lain. Ketulusan dan kesungguhan , merupakan modal utama untuk melahirkan sebuah keharmonisan. Hal ini diungkapkan kedalam sebuah garapan tari kreasi yang diambil dari cerita penyamaran Arjuna dengan nama Werhatnala ,menjadi seorang guru kesenian di kerajaan Wirata.

 Pendukung Tari      :

1. I Made Nova Antara              (Mahasiswa Smtr IV/T ISI Dps)

2. NI Wayan Sumantari             (Mahasiswi Smtr II/T ISI Dps)

3. Gusti Ayu Indra Mahyurani    (Mahasiswi Smt IV IKIP PGRIBali)

4. Ida Bagus Adi Prawira Utama (Siswa SMA Negeri 1 Ubud)

5. Dewa Ayu Eka Rismayanti      (Siswi SMK Negeri 4 Denpasar)

Penata Iringan       : I Wayan Sudiarsa, S.Sn

Pendukung Iringan  : Sanggar ARMA Kumara Sari, Pengosekan, Ubud

 

GEHGEAN

GEHGEAN

Penata     

Nama                     : I Gusti Putu Adi Putra

NIM                      : 2007.02.027

Program Studi   : Seni Karawitan

Sinopsis :

Gehgehan merupakan semacam penyakit yang mempunyai respon reflektif berupa perkataan dan perbuatan yang tidak terkendali yang terjadi ketika sesorang merasa kaget. Gehgean yang diderita oleh seseorang terkadang menjadi penghias dalam bergaul, dikarenakan gehgean mampu menghibur dan menimbulkan canda gurau yang membuat persahabtan menjadi semakin erat.

Suka cita serta canda gurau yang diakibatkan dari gehgean ini, kemudian dituangkan kedalam sebuah garapan tabuh kreasi dengan media ungkap gamelan Gong Kebyar yang berjudul “Gehgean”. Penataan  komposisinya dikemas sesuai dengan perkembangan serta tanpa meninggalkan unsur-unsur music seperti melodi, ritme, dinamika, tempo, harmoni dan aksentuasi-aksentuasinya  dikembangkan secara subyektif untuk menunjang nilai estetisnya.

 Pendukung Karawitan : Sekaa Gong Sanggar Candra Wiguna Bebalang, Bangli

Teknologi Tumpuan Selesaikan Masalah Bangsa

Teknologi Tumpuan Selesaikan Masalah Bangsa

Rabu, 10 Agustus 2011

Serpong, Banten – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan teknologi serta inovasi merupakan tumpuan utama untuk menyelesaikan berbagai masalah bangsa dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Negara dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Auditorium Graha Widya, Komplek Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi (Puspitek), Serpong, Tangerang, Banten, Rabu sore.
“Pertanyaan kemudian adalah inovasi dan teknologi seperti apa yang harus kita kembangkan. Saudara tentu sepakat bila pertanyaan seperti itu opsi sangat terbuka dan banyak pilihan yang terbuka, para ilmuwanlah yang berperan dan ini tantangan serta misi besar saudara semua,” kata Presiden.
Dalam uraiannya, Kepala Negara mengatakan, tantangan Indonesia di masa mendatang semakin berat, bukan hanya masalah yang dihadapi Indonesia namun juga oleh bangsa-bangsa di dunia.
“Sekarang jumlah penduduk dunia 7 milyar manusia dan kemudian 2045 menjadi 9 milyar jiwa. Saya sampaikan apa implikasinya dari kebutuhan paling asasi, food security dan energy security,” kata Presiden.
Ia mencontohkan tiga hal, terkait tantangan dalam keamanan pangan, tantangan dalam ketersediaan energi dan perubahan fundamental ekonomi dari ekonomi sumber daya alam menjadi ekonomi yang mengedepankan peningkatan kualitas dan nilai produk nasional.
“Konkritnya tahun mendatang, kita harus bisa percepat dan perluas terbangunnya industri bernilai tambah. Untuk itu semua, upaya besar solusi yang diharapkan kita harus percepat inovasi dan kontribusi ekonomi untuk kuasai itu,” katanya.
Berdampingan dengan program percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang telah dicanangkan pemerintah, Kepala Negara meminta agar inovasi dan pengembangan teknologi bisa memberi kontribusi pada pengembangan kekuatan ekonomi nasional.
“Ini tantangan, misi kita yang harus disukseskan. Saya ajak jangan kita sia-siakan peluang dan momentum yang kita miliki. Sasaran kita dalam MP3EI bisa dikatakan ambisius, tapi saya yakin itu bisa kita capai,” kata Presiden.
Dalam jangka waktu hingga 2025 mendatang, Presiden optimistis kondisi perekonomian Indonesia bisa mencapai kekuatan ekonomi dunia ke-12.
“MP3EI yang kita buat menentukan sasaran yang konservatif, sasaran 2025 yaitu GDP Rp4 triliun hingga Rp4,5 triliun, income percapita capai 14.000 dolar AS hingga 15.000 dolar AS dan kita berupaya capai peringkat nomor 12 dunia,” tegasnya.
Untuk mencapai itu, kata Presiden, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan, yaitu sebagai bangsa harus bersatu, mau bekerja bersama, mau bekerja keras, jangan lunak jangan asal-asalan, bersikap adaptif dan inovatif.
“Dan yang kelima, di era globalisasi ada ancaman ada peluang, menjadi bangsa yang cerdas dalam cari dan ciptakan peluang yang tersedia dimana-mana. Jika sasaran itu dicapai maka rakyat kita semakin sejahtera, kemiskinan bisa berkurang lebih signifikan, dan keadilan dimana-mana,” kata Presiden.
Dalam peringatan hari kebangkitan teknologi nasional ke-16 tersebut, hadir pula mantan Presiden BJ Habibie, para menteri kabinet Indonesia Bersatu, sejumlah duta besar negara sahabat dan para peneliti dari seluruh Indonesia.
Hari kebangkitan teknologi nasional diperingati setiap 10 Agustus. Tonggak peringatan diawali dengan penerbangan pertama pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia N-250 Gatotkaca pada 10 Agustus 1995 bertepatan dengan bulan peringatan 50 tahun kemerdekaan RI saat itu.
Peringatan Hakteknas 2011 diisi dengan sejumlah kegiatan termasuk sejumlah seminar bertemakan pengembangan inovasi dan teknologi.

sumber : antaranews.com

Menkominfo Resmikan Pusat Layananan Internet Kecamatan

Menkominfo Resmikan Pusat Layananan Internet Kecamatan

Senin, 8 Agustus 2011

Bandung – Kementerian Komunikasi dan Informatika meresmikan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) bergerak dan menyerahkan enam unit kendaraan PLIK kepada enam provinsi di Indonesia, di Halaman Gedung Sate Bandung, Senin.

Penyerahan tersebut dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring kepada enam, yaitu Gubernur Jawa Barat, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Jawa Timur, Gubernur Sulawesi Utara, Gubernur Sumatera Barat dan Gubernur Maluku Utara.

Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) itu berupa kendaraan roda empat yang di dalammnya terdapat lima unit komputer jinjing (Laptop) yang sudah terhubungan dengan layanan internet, televisi dan sambungan telepon.

Pusat Layanan Internet Kecamatan itu dirancangan agar masyarakat di daerah bisa menikmati akses internet seperti masyarakat perkotaan.

“Mudah-mudahan dengan adanya PLIK ini tidak ada kesenjangan informasi antara masyarakat di daerah dan perkotaan,” ujar Tifatul Sembiring.

sumber : antaranews.com

Loading...