Teknologi 3D tingkatkan konsentrasi siswa

Teknologi 3D tingkatkan konsentrasi siswa

Jumat, 30 September 2011 16:58 WIB

London – Penggunaan instrumen pembelajaran berbasis teknologi 3D terbukti meningkatkan konsentrasi siswa di sekolah, demikian menurut sebuah penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Badan Penelitian Internasional (International Research Agency) menunjukkan penggunaan instrumen pembelajaran berbasis 3D meningkatkan nilai tes siswa sebanyak 17 persen.

Seperti yang diberitakan oleh BBC, penelitian tersebut dilakukan terhadap 740 siswa sekolah di Perancis, German, Italy, Belanda, Turki, Inggris dan Swedia.

Penggunaan teknologi 3D juga membuat siswa yang cenderung pemalu untuk berani berbicara di depan kelas.

Hanya beberapa sekolah di Inggris yang sudah menggunakan teknologi 3D, seperti proyektor 3D dan juga kacamata 3D, dalam proses pembelajaran.

Para siswa diuji sebelum dan sesudah pelajaran bersama satu kelompok kontrol siswa yang belajar menggunakan sumber pembelajaran sederhana.

Rata-rata 86 persen siswa yang diajar dengan metode pembelajaran 3D mempunyai hasil ujian yang meningkat. Sementara itu, hanya terdapat 52 persen siswa dari kelas yang diajar dengan metode pembelajaran tradisional yang menunjukkan peningkatan hasil ujian.

Penelitian tersebut juga menunjukkan tingkat konsentrasi siswa meningkat. Sebanyak 92 persen siswa memperhatikan pelajaran dengan teknologi 3D. Sementara itu, dalam kelas biasa, hanya 46 persen siswa memperhatikan selama pelajaran.

“Ini (penggunaan teknologi 3D) menarik perhatian siswa… teknologi ini seperti memicu ketertarikan dalam belajar yang terjaga hingga di akhir pelajaran,” kata pemimpin penelitian Prof. Anne Bamford.

Jumlah pertanyaan dari siswa juga meningkat dan para guru melaporkan bahwa mereka yang mengajukan pertanyaaan adalah siswa yang biasanya tidak mau atau jarang bertanya di kelas,” kata Bamford kepada BBC.

Para peneliti juga mengamati serangkaian pelajaran Biologi, dimana para siswa belajar mengenai fungsi tubuh.

“Siswa dapat melihat cara kerja tubuh. Mereka mempelajari jantung secara nyata, tidak statis, melihat secara langsung darah mengalir melalui katup jantung, melihat pergantian oksigen, memutar, memiringkan hingga memperbesar gambar jantung,” kata Prof. Bamford.

Guru Biologi Ros Johnson mengatakan pembelajaran bagian-bagian tubuh menggunakan proyektor 3D memberikan cara baru dalam belajar dan membaca di Abbey School

sumber : antaranews.com

BALĀDHIKĀ

BALĀDHIKĀ

Penata

Nama                     : Agus Ary Andika

NIM                      : 2007.02.008

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis       :

Pada zaman penjajahan colonial Belanda peperangan demi peperangan terjadi diseluruh wilayahIndonesia, tak terkecualiBalidan Khususnya di Kerajaan Badung. Sikap Raja Badung yang tidak menunjukan tanda-tanda menyerah, dan memicu perang Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906.

Semangat Puputan yang dimiliki oleh laskar Badung atau dikenal sebagai “Baladhika” yaitu pasukan perang yang gagah berani. Hal tersebut menhyentuh hasrat penata untuk mengungkapkan kedalam sebuah karya komposisi karawitan kreasi Beleganjur, Pelog Lima Nada, yang tetap berpedoman pada unsur-unsur tradisi seperti kawitan, pengawak, pengecet, atau pekaad. Dalam proses penggarapan ditonjolkan berbagai variasi pukulan seperti geguletan kendang, aksen-aksen kendang belik, gong bheri dan rebana yang ritmis, namun tetap berpijak pada unsur melodi dengan cita rasa yang harmonis, dan pukulan yang mantap, menggambarkan puputan Badung

Pendukung Karawitan  :

Mahasiswa Jurusan Karawitan ISI Denpasar dan   Sanggar Rare Angon SMP N 2 Abiansemal  Desa Sedang, Badung.

 

 

 

 

GRUNYAM

GRUNYAM

Penata

Nama                   : I Wayan Suwintara

NIM                      : 2007.02.007

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis :

Manusia terlahir kedunia memiliki garis-garis kehidupan sesuai dengan kehendak Hyang Maha Kuasa. Manusia sebagai mahkluk Tuhan, memiliki kelebihan dalam menyikapi segala fenomena yang terjadi. Garis kehidupan penuh dengan warna-warni, sifat-sifat sebagai pemeran dalam drama universal. Grunyam, mewakili sifat anak manusia yang selalu ingin tahu, dinamis, enerjik, apatis, dalam menatap masa depan.

Pendukung Karawitan       : Sekaa Gong Dhama Kusuma, Br. Pinda,Saba, Blahbatuh, Gianyar

MENORI

MENORI

Penata

Nama                     : Ni Luh Sylvia Rostina Sudira

Nim                       : 200701005

Program Studi       : Seni Tari

Sinopsis :

Menggambarkan keindahan Bunga Menori dengan pancaran putih kemilau, tumbuh di semesta ibu pertiwi, bagaikan keagungan Dewa Dewi, menjadi kembang penghias Puspalingga.

Penata Karawitan   : I Gede Suweca, S.Sn

Pendukung Tari                :

1. Ni Luh Gede Dita Rini Rahayu (Mahasiswi UNDIKNAS University)

2. Kadek Yuning Meila Kesari     (Siswi SMPN 2 Kuta Selatan)

3. Putu Mustika Saraswati         (Alumni Politeknik Negeri Bali Jimbaran)

4. Herlina Arisetyani                 (Siswi SMAN 1 Kuta Selatan)

Pendukung Karawitan       : Sanggar Nara Iswara

NGUMBANG

NGUMBANG

Penata

Nama                    : I Nyoman Sukarnata

NIM                      : 2006.02.040

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis       :

“Ngumbang” berarti mengembara, merupakan suatu proses pencarian jati diri penggarap dengan menggunakan daya imajinasinya untuk mengembara, menjelajahi setiap untaian nada-nada dari gamelan Gong Kebyar guna menemukan hal-hal yang baru. Sehingga terciptalah garapan yang memadukan unsur-unsur musik dengan permainan melodi, tempo, dinamika dan penyiasatan nada-nada dalam bingkai gamelan Gong Kebyar dengan wujud Tabuh Kreasi Pepanggulan.

Pendukung Karawitan       : Sekaha “ Dharma Kusuma “ Br. Pinda, Saba, Blahbatuh, Gianyar.

 

 

 

 

 

Loading...