by dwigunawati | Nov 22, 2011 | Berita, Galeri
Bali menjadi daerah favorit tujuan wisata dunia, khususnya di daerah Selatan Bali yaitu Canggu. Persaingan bisnis kuliner menengah cukup menjamur di daerah ini. Hal ini dikarenakan peluang menuai untung terbilang sangat menjanjikan. Hal ini didorong oleh salah satu sifat konsumtif manusia dalam kebutuhan pangan yaitu restaurant. Di era ini, restaurant bukan hanya berfungsi sebagai tempat makan di kala lapar, namun juga sebagai tempat bertemu, berbisnis dan berbagai hal lainnya. Bisnis ini seolah tiada habisnya. Hal ini dikarenakan permintaan pasar yang cukup besar. Di daerah Canggu terkenal akan daerahnya yang terdiri dari hamparan sawah hijau yang luas dan suasananya yang tenang. Hal ini mengakibatkan pengusaha tertarik untuk membuka peluang dalam bisnis yang yaitu restaurant. Selain dari modal rasa yang nikmat, faktor desain perlu diperhatikan sehingga menjadi daya jual dan daya tarik tersendiri. Oleh karena itu Snapper Corner yang terletak di daerah Canggu memerlukan media promo untuk memperkenal Snapper Corner lebih luas lagi. Berdasarkan uraian tersebut, didapat permasalahan bagaimana merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif dan media apa saja yang tepat untuk mempromosikan Snapper Corner? Data – data yang diperoleh dari observasi, data wawancara dan data teoritis diolah melalui analisis dan sintesa sehingga dapat diciptakan media komunikasi visual yang tepat, efisien dan memenuhi kriteria untuk mempromosikan Snapper Corner. Maka didapat simpulan, dalam merancang media komunikasi visual perlu dipertimbangkan teori-teori desain, teori sosial prinsip desain, kriteria desain, serta mempertimbangkan demografis, psikografis, dan behaviora. Dan media komunikasi yang akan dirancang untuk mempromosikan Snapper Corner antara lain Flyer, Iklan media cetak (majalah), brosur, website, web banner, sign system, tabletop banner, buku menu, dan T-Shirt.
Kata Kunci: Restaurant, Snapper Corner, promosi, media komunikasi visual, DKV
by dwigunawati | Nov 21, 2011 | Berita, Galeri
Salah satu aspek desain komunikasi visual adalah melestarikan aset budaya dan kesenian, kampanye melalui media komunikasi visual. Kesenian yang semakin tua yang perlu dilestarikan seperti Gong Saron yang berada di desa Singapadu Gianyar, mengingat media kampanye sebagai prasarana pelestaraian kesenian ini tidak ada. Maka timbul pertanyaan bagaimana membuat Gambelan Gong Saron di Desa Singapadu Gianyar lebih dikenal atau diketahui masyarakat melalui pecancangan media komunikasi visual yang sesuai dengan kreteria desain? melalui media komunikasi visual yang dirancang masyarakat akan lebih mengenal keberadaan Gong Saron Di Desa Singapadu dan ikut serta dalam menyukseskan kampanye pelestarian Gambelan Gong Saron.
Metode yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan metode pengumpulan data pengumpulan data yang terdiri dari metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Media yang dibuat untuk melestarikan Gambelan Gong Saron terdiri dari Flyer, Jam, Bros, Poster, Kalender, X-Banner, T-shirt, Stiker, Cover Cd dan Katalog. Dengan konsep dasar perancangan yaitu “Realis Ornamental” menonjolkan Pesan unsur ajakan dan warna-warna yang alami obyek yang ditonjolkan . Melalui media kampanye diharapkan menimbulkan daya tarik terhadap Masyarakat dalam meningkatkan pelestarian gambelan Gong saron.
Kata Kunci : Desain, Media Komunikasi Visual, Pelestarian, Gambelan Gong Saron.
by dwigunawati | Nov 20, 2011 | Berita, Galeri
“Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Promosi Anantara Seminyak Resort & Spa Di Seminyak Kuta” merupakan sebuah Skripsi Tugas Akhir yang mencoba memaparkan sebuah proses perancangan media untuk menginformasikan suatu pesan berkenaan dengan upaya promosi sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pariwisata yaitu Anantara Seminyak Resort & Spa yang terletak di Seminyak Kuta. Pemilihan Anantara Seminyak Resort & Spa sebagai studi kasus dalam Tugas Akhir ini didasari atas pertimbangan bahwa perusahaan ini memiliki potensi yang besar untuk bersaing dengan perusahaan jasa sejenis lainnya yang bergerak di bidang jasa pariwisata. Hampir seluruh wilayah Kuta berdiri perusahaan penginapan dan spa yang menawarkan fasilitas yang sama membuat persaingan semakin sulit. Perusahaan yang telah lama berdiri benar-benar harus pandai dalam menarik pelanggan agar perusahaan tersebut tetap aktif seiring dengan banyaknya perusahaan baru yang berdiri. Desain Komunikasi Visual merupakan sebuah sarana promosi yang tepat dalam membangun identitas diri dari Anantara Seminyak Resort & Spa untuk dapat bersaing dan memiliki citra yang baik dikalangan wisatawan.
Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah kesederhanaan/ simplicity. Makin simpel ide yang kita punya, makin mudah di mengerti dan diterima audience. Konsep ini merupakan konsep yang bergaya sederhana namun mampu menarik perhatian. Dalam penerapannya pada Anantara Seminyak Resort & Spa banyak menggunakan ilustrasi fotografi dan elemen ruang kosong (white space) dan tidak menggunakan terlalu banyak unsur-unsur aksesoris, seperlunya saja. Dari segi warna menggunakan sedikit warna, warna biru dan putih sebagai warna utama dengan warna tertentu sebagai nilai kontras. warna latar belakang pucat (terang) jika menggunakan teks utama dengan warna gelap, warna latar belakang gelap jika teks utama dengan warna terang. menggunakan huruf yang mudah dibaca jenis san serif dan tidak menggunakan jenis font yang ornamental.
Melihat kondisi dan permasalahan, pencipta berupaya untuk merancang suatu desain komunikasi visual yang dapat berfungsi efektif dan variatif, adapun media- media tersebut adalah iklan majalah, poster, x-banner, brosur, billboard, pin, t-shirt, paper bag, mug dan katalog.
Kata kunci: Desain, Promosi, Kesederhanaan, Anantara Seminyak Resort & Spa.
by dwigunawati | Nov 19, 2011 | Berita, Galeri
Pada mulanya hotel diciptakan untuk meladeni keperluan / kebutuhan masyarakat. Di Indonesia, kata hotel selalu dikonotasikan sebagai bangunan penginapan yang relatif mahal. Umumnya di Indonesia dikenal istilah hotel berbintang, hotel melati yang tarifnya cukup terjangkau namun hanya menyediakan tempat menginap dan sarapan pagi, serta guest house baik yang dikelola sebagai usaha swasta (seperti halnya hotel melati) ataupun mess yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan sebagai tempat menginap bagi para tamu yang ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan perusahaan. Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan, hotel-hotel tersebut menambahkan beberapa fasilitas dengan menyesuaikan teknologi yang mulai masuk di Indonesia. Bali sendiri memiliki ribuan hotel berbintang yang menawarkan fasilitas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat membedakan masing-masing hotel tersebut. Salah satunya adalah POP Harris Hotel yang terletak di Jalan Teuku Umar Denpasar. Hotel ini lebih diutamakan untuk para pebisnis yang melakukan mobile bisnis dari satu kota-ke kota lain, atau untuk menginap atau melakukan rapat atau meeting, (karena POP Harris hotel memiliki paket Meeting Room dengan berbagai fasilitasnya yang berbeda). Pebisnis dapat melakukan meeting tanpa mengkhawatirkan tempat menginap, karena hotel ini memiliki 150 kamar dengan fasilitas dan paket yang ada di dalamnya.
Target pasar yang diincar oleh POP Harris hotel tidak hanya dari kalangan pebisnis saja melainkan wisatawan lokal maupun mancanegara yang menginginkan menginap di pusat kota, karena lokasi hotel ini sangat strategis untuk melakukan perjalanan menuju ke tempat-tempat wisata di Bali sehingga mudah untuk dijangkau. Namun tingkat hunian POP Harris Hotel akhir-akhir ini mengalami penurunan dikarenakan mulai banyaknya hotel yang berdiri di pusat kota dan minimnya media promosi yang dimiliki. Oleh karena itu perlunya suatu perancangan media promosi guna mengembalikan stabilitas POP Harris Hotel tersebut serta menggunakan teknologi secara baik dan ramah lingkungan sehingga konsumen dapat menikmati fasilitas-fasilitas yang ada.
Kata kunci : perancangan, tingkat hunian, ecofriendly, POP Harris Hotel
by dwigunawati | Nov 18, 2011 | Berita, Galeri
Aspek dalam diri manusia yang penting adalah peran jenis kelamin. Keberhasilan individu dalam membentuk identitas jenis kelamin ditentukan oleh individu tersebut dalam menerima dan memahami perilaku sesuai dengan peran jenis kelaminnya. Jika individu gagal dalam menerima dan memahami peran jenis kelaminnya maka individu tersebut akan mengalami konflik dan penyimpangan seksual. Waria merupakan contoh individu yang gagal dalam menerima dan memahami peran jenis kelaminnya (transeksual).
Eksplorasi terhadap obyek waria ini dilakukan dalam bentuk rekaman aktivitas obyek waria secara candid dengan sengaja menonjolkan tingkah laku serta bentuk fisik waria dengan berbagai riasan dan aksesoris kewanitaannya yang mereka gunakan untuk menutupi sisi kelelakiannya. Proses observasi penciptaan karya ini dilakukan dengan cara mengamati obyek terkait dengan pembuatan foto essay. Selain itu pendekatan kepada waria mutlak diperlukan, mengingat waria sering merasa tidak nyaman bila dihadapkan dengan kamera. Pada tahap pemotretan, dilakukan juga pencatatan sudut pengambilan gambar/sudut kamera terhadap obyek dan sudut cahaya terhadap obyek. Sehingga foto yang dihasilkan memiliki nilai akurasi dari segi teknis.
Kehidupan waria di jalan Tantular Barat (jalan baru) Renon sangat menarik bila dijadikan karya fotografi essay, karena selama ini masyarakat cenderung memiliki stigma negatif terhadap waria dan aktivitasnya, padahal hal itu belum sepenuhnya benar. Waria juga melakukan berbagai aktivitas positif di dalam komunitasnya, seperti menggelar pertunjukan dan arisan bersama. Mereka juga terorganisir dalam sebuah komunitas.
Kata kunci : Aktivitas, Waria, Fotografi Essay