by dwigunawati | Dec 2, 2011 | Berita, Galeri
Usaha-usaha seperti restoran, cafe, penjualan souvenir Bali sangatlah laku di pasaran. Bisa dilihat di beberapa daerah wisata Bali seperti di Kuta dan Jalan Legian, banyak orang membuka usaha di daerah tersebut seperti usaha café dan restoran di sepanjang jalannya. Salah satu contoh yang menarik di jalan Legian terdapat sebuah Café yang bernama Aromas Cafe. Dimana Café ini memiliki keunikan tersendiri yaitu merupakan sebuah Café sekaligus restoran vegetarian. Restoran vegetarian sangat jarang ditemukan di daerah Kuta. Apalagi restoran tersebut memiliki konsep romantic garden, dimana restoran tersebut sangat asri dan merupakan suatu ciri khas tersendiri dibandingkan dengan restoran lainnya di daerah Kuta. Maka dari itu desainer dituntut untuk mendesain media yang efektif serta sesuai dengan konsep dalam mempromosikan Aromas Café. Data-data yang diperoleh dari penelitian, data wawancara dan data teoretis diolah melalui analisis dan sintesa sehingga dapat diciptakan media komunikasi visual yang tepat, efesien, dan memenuhi kriteria yang ada untuk mempromosikan Aromas Café di Legian Kuta Bali yakni Spanduk, T-Shirt, Daftar Menu, Iklan majalah, Brosur, Poster, X-banner, Flyer, Mug.
Kata kunci : desain, media komunikasi visual, Aromas Cafe
by dwigunawati | Dec 1, 2011 | Berita, Galeri
Masa anak – anak merupakan masa yang tepat untuk mengembangkan bakat yang terdapat pada diri seseorang. Karena pada masa ini perkembangan otak dan daya tangkap akan hal – hal baru berada pada masa keemasan. Bakat yang dimiliki seorang anak hendaknya disadari sedini mungkin agar saat dewasa akan lebih mudah mengarahkan kemampuan yang sudah terasah tesebut. Pendidikan dasar di Indonesia dewasa ini mulai memberi perhatian lebih terhadap pengembangan bakat non akademis pada siswa sekolah dasar. Tidak hanya mengacu kepada pembinaan prestasi akademis, tetapi juga memberikan waktu dan wadah yang tepat guna menyalurkan potensi non akademis mereka. Namun hal tersebut belum merata terjadi diseluruh sekolah dasar,khususnya di Kota Denpasar. Karena pada kenyataannya, bakat non akademis jika diasah dengan baik akan menjadi alternatif prestasi yang bisa dibanggakan kedepannya. Untuk membantu memberi arahan dan penyadaran kepada siswa SD, guru, dan orang tua murid terhadap pentingnya pengembangan bakat non akademis tersebut perlu diadakan promosi secara masal dengan melakukan kampanye sosial. Berdasarkan uraian tersebut, didapat permasalahan bagaimana merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif dan media apa saja yang tepat untuk membantu kampanye pengembangan bakat non akademis bagi siswa sekolah dasar.
Data – data yang diperoleh dari observasi, data wawancara dan data teoritis diolah melalui analisis dan sintesa sehingga dapat diciptakan media komunikasi visual yang tepat, efisien dan memenuhi kriteria dsain. Maka didapat simpulan, dalam merancang media komunikasi visual perlu dipertimbangkan teori-teori desain,prinsip desain, kriteria desain, serta mempertimbangkan demografis, psikografis, dan behaviora. Dan media komunikasi yang akan dirancang untuk kampanye pengembangan bakat non akademis pada siswa sekolah dasar di denpasar antara lain poster, iklan majalah, tas , buku gambar, pin, t-shirt, , sticker, wadah minuman, x- banner, dan katalog.
Kata kunci : anak – anak , bakat, non akademis, media komunikasi visual
by dwigunawati | Nov 30, 2011 | Berita, Galeri
Ekosistem terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan obat-obatan bagi manusia di masa kini maupun di masa mendatang. Selain itu keindahannya juga menjadi daya tarik yang bisa menjadi sumber devisa bagi negara melalui kegiatan pariwisata khususnya wisata bahari. Meskipun memiliki nilai dan manfaat yang begitu penting, terumbu karang menghadapi bahaya yang sangat besar. Faktor seperti penangkapan ikan secara berlebihan dan penggunaan bahan berbahaya seperti bahan peledak dan sianida dan membangun terlalu dekat dengan garis pantai berperan dalam kerusakan terumbu karang. Ditambah lagi ancaman dari fenomena alam seperti perubahan iklim dan badai raksasa.
Dengan sebagaimana fungsi dari pada terumbu karang maka perlu diadakannya pelestarian terumbu karang melalui media komunikasi visual. Dimana media ini berguna untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian terumbu karang baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya.
Konsep dasar dalam merancang media komunikasi visual ini adalah ”imajinatif” dalam bentuk kartunal. Konsep ini digunakan karena desainer akan berusaha merancang suatu media yang tidak hanya mampu menarik khalayak, namun juga mampu membuat khalayak berimajinasi akan pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang. Untuk mewakili konsep ini maka desainer menampilkan ilustrasi teknik gabungan yaitu dengan gambar tangan dan komputer.
Kata kunci : desain, media komunikasi visual, ekosistem Terumbu karang.
by dwigunawati | Nov 29, 2011 | Berita, Galeri
Gelandangan dan pengemis (Gepeng) merupakan suatu masalah yang sangat sulit untuk ditanggulangi. Penyakit sosial yang tak kunjung berkurang ini juga terjadi di Kabupaten Gianyar. Para Gepeng ini biasanya berasal dari daerah Desa Pedahan dan Desa Munti Gunung yang terletak di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Bermula dari tradisi meurup-urup, dan tradisi ini berubah menjadi Gepeng setelah meletusnya Gunung Agung. Dan hingga sekarang Gepeng ini sangat sulit untuk di tanggulangi, khususnya di Kabupaten Gianyar.
Oleh karena itu untuk menanggulangi permasalahan Gepeng ini maka diperlukan media komunikasi visual yang tepat dan efektif untuk mewujudkan media komunikasi visual tersebut, masalahnya adalah bagaimana merancang media komunikasi visual yang efektif sebagai media kampanye penaggulangan Gepeng di Kabupaten Gianyar.
Media-media promosi yang akan dirancang meliputi poster, kalender, x-banner, flyer, iklan surat kabar, pin, t-shirt, baliho, stiker, dan katalog. Dengan konsep tegas dan mengingatkan sehingga masyarakat dapat memahami pesan yang di sampaikan.
Kata kunci : Perancangan, Gepeng, Kabupaten Gianyar, Konsep, Tegas dan Mengingatkan..
by dwigunawati | Nov 28, 2011 | Berita, Galeri
Dengan semakin banyaknya lahan hutan di Indonesia dibuka untuk untuk diambil sumber daya alamnya dan nantinya dirubah fungsikan menjadi industri pertanian, peternakan dan kelapa sawit, maka perlu dibuatkan buku-buku panduan yang memberikan langkah-langkah benar dalam pelaksanaannya. Salah satu dari langkah tersebut adalah upaya membuka lahan hutan gambut dengan cara tidak membakar hutan dan menutup/menabat kembali parit-parit yang dulu telah dibuat di lahan gambut yang berfungsi untuk memindahkan kayu hasil tebangan. Dengan ditutupnya parit-parit tersebut maka dapat mencegah kebakaran di lahan gambut pada musim kemarau, dan mencegah terjadinya banjir di daerah sekitar lahan gambut pada musim hujan.
Usaha Komunikasi Visual merupakan upaya untuk memberikan informasi secara visual kepada masyarakat untuk melakukan langakah-langkah yang benar dalam mengolah hutan atau lahan gambut dan menjaga lingkungan agar tidak merugikan pihak manapun.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dikumpulkan melalui berbagai karya tulis cetak dan yang berada di Internet, serta pengamatan langsung media-media yang sudah digunakan selama ini kemudian dibandingkan dengan teori-teori desain. Selanjutnya dianalisa dan ditarik kesimpulan. Kesimpulan ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam perancangan media komunikasi visual.
Dari hasil analisis dan sintesa penulis memilih untuk menggunakan konsep kartun atau ilustrasi di mana desain-desain tersebut nantinya dibuat dengan menggunakan unsur-unsur ilustrasi kartun agar dapat lebih menarik perhatian lebih banyak kalangan masyarakat dari anak-anak hingga dewasa. Media yang dibuat untuk kampanye adalah Poster, Stiker, Flyer, T-shirt, Buku Komik, Web Banner, Mug, Iklan TV (animasi), dan Kartu Pos.
Kata Kunci: Desain Komunikasi Visual, Pelestarian Hutan, Penabatan Parit, Lahan Gambut