by dwigunawati | Jan 4, 2012 | Berita, pengumuman
JAKARTA- Selasa, 3 Januari 2012.
Pemerintah berencana mengubah Institut Seni Indonesia dan sekolah tinggi serupa lain menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia. Perubahan itu diharapkan memperkuat pengajaran soal kebudayaan. Namun, rencana itu dinilai tak perlu dilakukan.
Wacana mengubah Institut Seni Indonesia (ISI) menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap bidang kebudayaan. Namun, Nuh sendiri belum bisa menjabarkan konsep ISBI karena masih akan mencari masukan.
Ketua Forum Guru Besar dan Empu Seni sekaligus Guru Besar Institut Kesenian Jakarta Sardono W Kusumo, Senin (2/1), mengatakan, sebelum melontarkan pembentukan ISBI itu, para rektor ISI dan sekolah tinggi seni lainnya tak pernah diajak bicara. Mereka baru dipanggil Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti setelah ide itu dilontarkan Nuh dalam dialog antarbudayawan dan kalangan akademisi.
Sardono mengatakan, pengubahan ISI menjadi ISBI tak perlu dilakukan karena justru akan membuat rancu. Selama ini ISI sudah melahirkan para pencipta di bidang seni. ”Tidak mudah melekatkan citra ISI sebagai sekolah seni. Rata-rata ISI usianya 40-50 tahun,” katanya.
Ia menilai, ketika kebudayaan dilekatkan pada seni, malah menjadi tidak fokus karena sifat dari institut itu fokus mempelajari bidang ilmu tertentu. ”Kalau ada ISBI, apakah nantinya akan menghasilkan budayawan? Menjadi budayawan itu tidak perlu sekolah khusus,” kata Sardono.
Pilar pendidikan
Institut seni merupakan salah satu dari tiga pilar pendidikan yang dibangun negara, yaitu pendidikan khusus di bidang seni. Pilar pendidikan lain adalah pendidikan teknologi yang diwakili Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Surabaya serta ilmu-ilmu lain yang ada di universitas-universitas.
Hal senada diungkapkan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta T Slamet Suparno. Ia mengatakan, pembentukan ISBI jangan sampai bertabrakan dengan jurusan ilmu budaya yang ada di universitas-universitas.
Di Indonesia, saat ini ada tujuh institut seni yang besar, yaitu ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Denpasar, ISI Bandung, ISI Padang Panjang, Institut Kesenian Jakarta, dan Sekolah Tinggi Seni Wilwatikta Surabaya.
Sardono mengingatkan, kalau pemerintah ingin mendukung bidang seni dan kebudayaan bukan dengan cara merombak ISI. Pokok persoalan sekarang adalah tidak adanya sekolah menengah seni, yaitu sekolah setingkat SMA yang mengajarkan seni.
Sekolah menengah seni sejak tiga tahun lalu malah diubah menjadi sekolah menengah kejuruan (SMK). SMK memang mengajarkan seni, tetapi bentuknya sudah berupa produk jadi. Siswa tinggal menerapkannya dan tidak diajarkan untuk mencipta kreasi seni.
Keberadaan sekolah menengah seni sangat dibutuhkan untuk mengajarkan seni sejak dini. Karena tidak ada sekolah menengah seni, seseorang yang akan masuk ke ISI tidak memiliki dasar kuat untuk menjadi seniman. (IND)
sumber : kompas.com
by dwigunawati | Dec 31, 2011 | Berita, Galeri
Kehidupan memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan dan dinamis. Pada salah satu konsep ajaran Hindu mengajarkan tentang keharmonisan dalam berketuhanan (parhyangan), alam lingkungan (palemahan) dan antar manusia (pawongan) yang lebih dikenal dengan Tri Hita Karana. Ini adalah kearifan untuk menghormati ketiga unsur tersebut baik dengan ritual keagamaan dan yang terpenting adalah pelaksanaan pemahaman konsep Tri Hita Karana dalam keseharian. Penerapan nilai Tri Hita Karana akan membangun keseimbangan hidup karena memiliki sifat yang universal. Pada kenyataannya manusia sebagai pemegang kunci keberhasilan Tri Hita Karana, tetapi akhir-akhir ini ada kecenderungan pergeseran pola pikir dan perilaku manusia. Dampak terbesar dari fenomena ini adalah kerusakan lingkungan yang semakin parah. Eksploitasi alam berimbas kepada terganggunya keharmonisan lingkungan. Berangkat dari esensi Tri Hita Karana dan dampak kontradiksi yang menyebabkan terganggunya ketidakseimbangan lingkungan mendorong lahirnya ide-ide untuk mewujudkannya ke dalam karya seni. Hal ini sekiranya dapat memberikan sumbangsih pemikiran tentang konsep Tri Hita Karana dan dampak kontradiksi pelaksanaannya melalui karya seni lukis dan instalasi. Konsep Tri Hita Karana memberikan banyak ruang untuk ditransformasikan ke dalam bahasa visual.
Sehubungan dalam proses perwujudan karya yang bersumber dari ide-ide yang mendasari penciptaan karya, pencipta menggabungkannya dengan penerapan unsur-unsur seni rupa seperti garis, warna, tekstur dengan pengolahan beberapa media sebagai karya lukis dan instalasi. Sedangkan proses penciptaannya melalui tahapan penjajagan (eksploration), percobaan (experiment) dan pembentukan (forming).
Dalam wujud karya pencipta mengandung aspek ideoplastis yaitu menyangkut wilayah gagasan atau ide dan aspek Fisioplastis yang meliputi teknik penggarapan elemen visual atau perwujudan fisik karya.
Kata kunci : Tri Hita Karana dan bahasa visual.
by dwigunawati | Dec 30, 2011 | Berita, Galeri
Dalam kesehariannya, wanita tidak akan pernah lepas dari penampilan. Sebagai seorang wanita, pencipta tertarik untuk lebih mengenal dan lebih mendalami setiap karakter wanita dari segi trend penampilan masa kini.
Sosok wanita tidak hanya dapat dilihat dan dinilai dari fisiknya saja, tetapi juga penampilan wanita merupakan salah satu hal yang penting dalam diri wanita dan dapat membuat wanita menjadi lebih eksotik, lebih menarik dan memiliki keindahan. Selain dengan busana, banyak pula aksen-aksen pendukung yang dapat menambah nilai keindahannya, salah satunya dengan berbagai macam aksesoris yang dikenakan pada wanita. Itu dapat menunjang dan menambah nilai pada eksotika wanita, penampilan wanita merupakan salah satu bagian terpenting dari wanita, wanita terlihat berbeda dari penampilannya.
Setiap wanita mempunyai sisi eksotika tersendiri di lihat dari kacamata pria, dalam hal ini sisi eksotika keindahan dan kelembutan tubuh wanita dapat diungkapkan sebagai kekaguman pencipta terhadap wanita yang memiliki keindahan yang eksotis dan kelembutan tubuh. Dalam proses pembuatan karya, pencipta menyajikan karya dalam bentuk-bentuk dideformasi dan naif, dengan bentuk dideformasi pencipta menampilkan dan mengungkapkan kesederhanaan tersebut dengan membuat dan menyajikan dengan tuntas, tentang apa yang pencipta buat. Penampilan naïf merupakan penampilan abstrak yang cenderung tidak sederhana.
Kata Kunci : Trend Busana, Wanita Masa Kini.
by dwigunawati | Dec 29, 2011 | Berita, Galeri
Skrip karya ini merupakan deskripsi dan uraian tentang penciptaan seni lukis dengan judul “Tragedi kecelakaan Kendaraan sebagai interpretasi dalam kehidupan”. Berangkat dari pengalaman pribadi pencipta hingga observasi langsung kelapangan tentang tragedi kecelakaan, di mana pencipta menemukan ketertarikan terhadap lekuk-lekuk besi pasca tabrakan dan warna-warna aneh yang muncul baik itu karat maupun noda yang memberikan kesan estetik di mata pencipta. Setelah melakukan beberapa kali observasi dan bereksperimen akhirnya pencipta menginterpretasikan tragedi kecelakaan tersebut ke dalam kehidupan manusia, agar bisa dikaitkan dengan fenomena-fenomena yang terjadi saat ini. Namun bagaimanakah menciptakan karya estetis dari objek yang mengalami tragedi kecelakaan kendaraan. Adapun tujuan dan manfaatnya untuk mencari dan mempresentasikan keindahan dari tragedi kecelakaan kendaraan, dan agar dapat membuka wawasan pencipta tentang suatu fenomena kehidupan yang terjadi baik itu bencana maupun berkah yang dikaitkan dengan tragedi kecelakaan kendaraan bermotor.
Melalui paduan berolah estetik dengan aneka bahasa simbolis pencipta memadukan ide gagasan dan penyusunan elemen seni rupa hingga terwujud karya seperti “Tersudut”, “Tanda”, dan juga “Bantu Kami Keluar” adalah hasil dari eksplorasi panjang pemaknaan tentang tragedi kecelakaan sebagai subjek matternya dan terinspirasi dari fenomena-fenomena kehidupan saat ini sehingga karya yang diwujudkan memiliki makna yang ingin disampaikan.
Pada akhirnya terwujudlah karya terkait dengan judul yang diangkat yaitu “Tragedi Kecelakaan Kendaraan Sebagai Interpretasi Dalam Kehidupan”, dan diharapkan dengan tercapainya karya ini dapat berguna bagi khalayak dan dapat memberikan kesadaran bagi kita tentang Tragedi kecelakaan dan fenomena Kehidupan.
Kata Kunci : Seni Tragedi kecelakaan : Fenomena Kehidupan.
by dwigunawati | Dec 28, 2011 | Berita, Galeri
Tikus adalah golongan binatang pengerat yang sering dianggap sebagai binatang yang rakus dan suka mencuri makanan manusia. Tidak jarang barang perlengkapan manusia di rusak, dikerat sampai berlubang untuk jalan di lewat, demikian pula barang-barang dihancurkan untuk dipakai sebagai sarangnya. Karena sifat-sifatnya inilah binatang tikus sering dikonotasikan sebagai simbol koruptor, menghabisi yang bukan miliknya secara diam-diam.
Binatang tikus inilah dijadikan motif dasar ide di dalam berkarya seni lukis, di mana tikus diangkat sebagai motif dari bentuk yang utuh sampai dengan tikus dalam bentuk topeng. Motif tikus diambil dari hasil pengamatan secara langsung maupun dari foto-foto yang dijadikan sumber dalam proses kreatif, diatur sedemikian rupa dalam penciptaan seni lukis ini. Dari ide kerakusan motif tikus hanyalah bentuk simbolis manusia koruptor, yang dituangkan dalam bentuk seni lukis mengarah kepada gaya surealis. Walaupun obyek diwujudkan secara naturalis namun tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Penggunaan berbagai unsur-unsur seni rupa seperti garis bentuk, warna, bidang dan ruang, tetap memperhatikan faktor estetika dari suatu penyusunan seperti komposisi, proporsi, keseimbangan, pusat perhatian dan irama. Sedangkan dalam proses penciptaan dilalui dengan beberapa tahapan yaitu: penjelajahan (ekplorasi), proses percobaan (eksperimen), proses pembentukan (forming) dan penyelesaian (finising).
Dalam wujud karya yang dibuat mengandung beberapa aspek baik aspek gagasan serta konsep yang dikenal dengan aspek ideoplastis dan wujud karya secara fisik meliputi hasil dari tehnik penggarapan elemen visual dengan segala aturan seni lukis disebut dengan aspek fisikoplastis dari hasil proses penciptaan ini diperoleh 12 buah lukisan yang semuanya bertemakan tikus sebagai motif utama.
Kata Kunci: Tikus Penciptaan Lukisan