Dirjen Dikti diminta kaji syarat kelulusan sarjana

Dirjen Dikti diminta kaji syarat kelulusan sarjana

Yogyakarta – Sabtu, 4 Februari 2012

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi perlu mengkaji ulang syarat kelulusan program strata satu yang mewajibkan calon sarjana menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah, kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid.

“Persyaratan yang tertuang dalam Surat Dirjen Dikti Nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah untuk program S1/S2/S3 yang merupakan salah satu syarat kelulusan yang berlaku mulai Agustus 2012 itu patut mendapatkan apresiasi, tetapi tidak realistis,” katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, untuk saat ini persyaratan tersebut tidak membumi, karena tidak sesuai dengan daya dukung jurnal di Tanah Air. Seandainya dari lebih 3.000 perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air setiap tahun ada 750.000 calon sarjana, maka harus ada puluhan ribu jurnal ilmiah di negeri ini.

“Seandainya di Indonesia saat ini ada 2.000 jurnal, dan setiap jurnal terbit setahun dua kali, yang setiap terbit mempublikasikan lima artikel, maka setiap tahun hanya bisa memuat 20.000 tulisan para calon sarjana,” kata Edy yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Ia mengatakan meskipun jurnal itu jumlahnya berlipat lima, tetap tidak mampu menampung tulisan ilmiah calon sarjana di Indonesia. Masih ada ratusan ribu calon sarjana yang antre untuk dimuat, padahal jurnal tersebut juga digunakan oleh dosen dan peneliti.

“Meskipun kewajiban itu baru akan berlaku setelah Agustus 2012, tetap sulit dipenuhi. Hingga Oktober 2009 menurut Indonesian Scientific Journal Database terdata sekitar 2.100 jurnal yang berkategori ilmiah yang masih aktif. Dari jumlah itu hanya sekitar 406 jurnal yang telah terakreditasi,” katanya.

Menurut dia, gagasan Dirjen Dikti ini cukup inovatif dan merangsang calon sarjana untuk berkarya. Namun, hal itu kurang diperhitungkan dan dipersiapkan secara matang. Jika dipaksakan akan memunculkan penerbitan jurnal asal-asalan yang sekadar untuk memenuhi persyaratan kelulusan S1.

“Jika hal itu terjadi, maka filosofi di balik penerbitan jurnal sebagai media mempublikasikan karya akademik tidak terpenuhi. Jurnal hanya menjadi media formalitas sebagai persyaratan untuk bisa meluluskan sarjana,” katanya.

Oleh karena itu, kewajiban tersebut hendaknya dilakukan secara bertahap. Misalnya, secara bertahap kewajiban itu diberlakukan bagi program studi yang terakreditasi A. “Selain itu, Dirjen Dikti juga perlu melakukan simulasi tentang daya dukung dan lulusan sarjana setiap tahunnya,” kata Edy.

Surat Dirjen Dikti tertanggal 27 Januari 2012 yang ditujukan kepada rektor/ketua/direktur PTN/PTS seluruh Indonesia itu di antaranya menyatakan untuk lulus program sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah.

Sumber : Antaranews.com

SNMPTN 2012 Berintegrasi Dengan Bidik Misi

SNMPTN 2012 Berintegrasi Dengan Bidik Misi

Jakarta – 01/20/2012

Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012  Akhmaloka mengatakan, perjalanan seleksi dalam lima tahun terakhir ini sebagai kepatuhan kepada negara. Bahkan, khusus untuk tahun ini,  SNMPTN mengemban nilai yang lebih mulia.

“Misalnya, formulir pendaftaran calon mahasiswa dimasukkan dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kemudian, juga ada integrasi dengan program Bidik Misi. Semua sesuai dengan Peraturan Mendiknas Nomor 34/2010,” ujar , yang Rektor Institut Teknologi Bandung ini, pada Grand Launching SNMPTN 2012, di Gedung D Kemdikbud pada Kamis (19/1) malam.

Peraturan Mendiknas tersebut tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan Pemerintah. Peraturan ini menjadi landasan hukum SNMPTN jalur undangan untuk calon mahasiswa yang memiliki prestasi akademik di SMA, namun tidak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

“SNMPTN 2012 ini tidak sekedar seleksi,” ucap Akhmaloka. Ia menjelaskan, setidaknya ada lima hal yang membuat SNMPTN tahun ini memiliki nilai lebih mulia. Pertama, SNMPTN 2012 membangun kebersamaan dan kepercayaan antara PTN seluruh Indonesia dengan adanya kepanitiaan secara bergilir.

“Kedua, dengan SNMPTN 2012 ini kita mencoba melakukan edukasi nasional dalam penggunaan teknologi informasi atau IT”. Tahun ini memang merupakan tahun ketiga penyelenggaraan pendaftaran SNMPTN berbasis teknologi informasi. Kemudian ke-empat, SNMPTN 2012 mengedukasi kejujuran bagi generasi muda melalui jalur undangan.

Dalam memproses permohonan calon mahasiswa di jalur undangan ini, seleksi awal akan dilakukan kepala sekolah, untuk melakukan cek dan ricek secara administrasi. Kemudian seleksi akhir akan dilakukan panitia SNMPTN. Terakhir, SNMPTN 2012 mengemban integrasi dengan program Bidik Misi. “Ini menunjukkan adanya keberpihakan kepada adik-adik calon mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi,” kata Akhmaloka

Sumber : kemdikbud

Ilmuwan ciptakan lagi superkomputer baru

Ilmuwan ciptakan lagi superkomputer baru

Jakarta – Jumat, 30 Desember 2011

Para peneliti telah menciptakan jenis baruperangkat optik yang cukup kecil untuk memuat jutaan data pada satu chip komputer yang akhirnya dapat mencipta sistem pemrosesan informasi yang lebih cepat dan kuat, sekaligus mencipta komputer super.

“Dioda optik positif” ini dibuat dari dua cincin silikon tipis yang diameternya berukuran 10 mikron atau sepersepuluh tebal rambut manusia.

Tidak seperti halnya dioda optik lainnya, dioda ini tidak membutuhkan bantuan luar untuk mentransmisikan sinyal dan dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam chip komputer.

Dioda ini mampu melakukan “transmisi nonresiprokal” yang artinya mentransmisikan sinyal hanya melalui satu arah sehingga membuatnya mampu memproses informasi, kata Minghao Qi, profesor teknik elektro dan komputer pada Universitas Purdue.

“Transmisi satu arah adalah bagian paling fundamental dari sebuah sirkuit logika, sehingga dioda-dioda kami membuka pintu menuju pemrosesan informasi optik,” kata Qi, yang bekerja dalam sebuah tim bersama Andrew Weiner, yang juga seorang profesor teknik elektro dan komputer pada universitas sama.

Dioda-dioda ini digambarkan dalam sebuah makalah yang diterbitkan online pada 22 Desember dalam jurnal Science.  Makalah ini ditulis oleh para mahasiswa S1 Li Fan, Jian Wang, Leo Varghese, Hao Shen dan Ben Niu.

Kendati kabel-kabel fiberoptik itu penting dalam mentransmisikan sejumlah besar data dari seluruh dunia, namun pemrosesan informasi malah melambat dan data rentan menghadapi serangan siber manakala sinyal optik mesti diterjemahkan ke dalam sinyal elektronik untuk digunakan dalam komputer, dan sebaliknya.

“Translasi ini membutuhkan perangkat yang mahal,” kata Wang. ”Yang lebih mesti Anda lakukan adalah tempatkan fiber itu langsung ke dalam komputer dengan tidak membutuhkan penerjemahan, dan lalu Anda mendapatkanbandwidhth banyak dan keamanan (internet).”

Dioda-dioda elektronik terdiri dari sambungan-sambungan penting dalam transistor dan membantu sirkuit yang terintegrasi dalam menghidupkan dan mematikan serta memproses informasi.

Dioda-dioda optik baru ini kamptibel dengan industri dan proses pabrikasi untuk semikondukter metaloksida komplementer (complementary metal-oxide-semiconductors atau CMOS) yang digunakan untuk menghasilkan chip komputer, kata Fan.

“Dioda-dioda ini sangat padat dan mereka memiliki atribut lain yang membuatnya menarik sebagai komponen potensi untuk chip pemroses informasi fotonik di masa depan,” katanya.

Dioda-dioda optik baru ini bisa mempercepat dan membuat pemrosesan informasi menjadi lebih aman dengan tidak memerlukan lagi translasi.

Perangkat-perangkat yang hampir siap didagangkan ini dapat juga menciptakan superkomputer yang lebih cepat dan lebih bertenaga dengan menyambungkannya secara serempak ke sejumlah prosesor.

“Faktor terbesar yang membatasi superkomputer-superkomputer dewasa ini adalah kecepatan dan bandwidthkomunikasi antara masing-masing superchip dalam sistem,” kata Varghese.

“Dioda optik kami bisa menjadi sebuah komponen dalan sistem interkoneksi optis yang bisa menghilangkan kendala seperti itu.”

Sinar infra-merah dari laser pada panjang gelombang komunikasi diteruskan melalui satu fiber optik dan dipandu oleh mikrostruktur yang disebut pemandu gelombang. Lalu itu diteruskan secara sekuensial melalui dua cincin silikon dan menjalankan interaksi nonlinier selagi berada di dalam cincin kecil.

Tergantung kepada cincin ke mana sinar masuk pertama kali, sinar infra-merah ini akan melalaui baik arah maju maupun dihamburkan pada arah mundur, sehingga mencipta transmisi satu arah.

Cincin-cincin itu bisa disesuaikan dengan memanaskannya lewat sebuah “pemanas mikro” yang mengubah panjang gelombang di mana cincin ditransmisikan sehingga membuatnya bisa mengatasi rangkaian frekuensi secara keseluruhan.

sumber : antara news

ISI Denpasar Terbangkan Dosen Ke Kanada

ISI Denpasar Terbangkan Dosen Ke Kanada

Awal Tahun 2012 ini, ISI Denpasar mengirim salah satu dosennya, yakni I Made Kartawan ke Kanada, dalam rangka menuntut ilmu dalam bidang Ethnomusicology di Uneversity of British Colombia (UBC), Vancouver Kanada selama dua tahu

Dosen Karawitan ISI Denpsasar ini dapat tugas belajar berkat beasiswa dari Dirjen Dikti yang telah diraihnya melalui tahapan seleksi cukup ketat dan sangat melelahkan. “Awalnya saya tidak yakin dapat, tetapi begitu dinyatakan lulus seleksi sontak merasa lega dan puas. Meskipun sejatinya perjuangan lebih berat lagi sedang menanti di Kanada, “ungkap Kartawan, saat berpamitan dengan Rektor ISI Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A. kemarin.

Kartawan mengatakan akan berusaha maksimal untuk mengemban misi dari tugas belajar ke luar negeri ini. Sehingga apa yang menjadi harapan bersama baik pihak kampus maupun Dirjen Dikti nantinya dapat terlaksana dengan baik. “Karena itu, saya mohon doa restunya,”pintanya.

Menurutnya, selama berada di Kanada, belahan Amerika Utara ini akan berusaha mengikuti proses belajar  Ethnomusicology yang menjadi pemebelajaran tentang music etnik dunia dengan sebaik-baiknya dan juga akan berjuang maksimal untuk dapat menciptakan barungan musik baru yang bernilai manfaat bagi masyarakat Bali ke depannya.

Rencananya, seniman yang telah dikarunia dua putra ini akan bertolak menuju Jakarta, Rabu (4/1), dan sehari berikutnya, Kamis (5/1) berlanjut terbang ke Kanada.

Sebelumnya Kartawan juga sempat dapat tugas belajar bidang Tuning System di Kunthaci Music Academy Tokyo, Jepang selama dua bulan di tahun 2010 lalu.

ISI Mendapat Tugas Tambahan

ISI Mendapat Tugas Tambahan

JAKARTA –  Selasa, 3 Januari 2012.

Peran Institut Seni Indonesia (ISI) akan diperluas tidak hanya mengembangkan seni melainkan juga aspek budaya. Untuk itu, mulai tahun 2012 semua ISI di berbagai daerah akan dikonversi menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia atau ISBI.

Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan tata kelola kelembagaan dan akademik yang baru. Bagi ISI yang belum mempunyai program studi budaya, diharapkan bisa segera membuka program studi itu sebelum berubah menjadi ISBI.

Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh ketika dihubungi, Selasa (3/1/2011), di Jakarta. “ISI tetap dipertahankan. Hanya dapat tugas tambahan. Perubahan ini tidak akan mengurangi jati diri ISI,” kata Nuh.

Nuh menambahkan, perubahan ini tidak akan meniadakan jurusan-jurusan ilmu budaya yang ada di universitas-universitas. Seni dan budaya dinilai sudah sewajarnya menjadi satu dan tidak dipertentangkan atau dibeda-bedakan, seperti yang selama ini terjadi.

“Tidak masalah kalau ada kesamaan dengan ilmu budaya di universitas. Harus diingat, ilmu budaya itu bagian dari universitas yang wadahnya lebih besar daripada institut. Institut lebih spesifik dan terbatas, serta memiliki bidang keilmuan yang serumpun,” kata Nuh.

Masuknya aspek budaya dalam ISI dinilai wajar, karena pada dasarnya seni merupakan bagian dari budaya. “Jangan khawatir. Tidak akan saling meniadakan tetapi justru saling memperkuat. Semua sisi kehidupan sebenarnya masuk ke budaya. Cipta, karsa, dan rasa, termasuk seni,” kata Nuh

Sumber : Kompas.com

Loading...