by admin | Aug 24, 2016 | Berita
Pada tanggal 15 hingga 16 Agustus 2016 bertempat di Hotel Inna Grand Bali Beach dilaksanakan South East Asian Minister of Education Organization Regional Center for Archaeology and Fine Arts (SEAMEO SPAFA) Governing Board Meeting. Pertemuan dipimpin oleh Ketua SEAMEO-SPAFA Governing Board (Mr. Jeremy R. Barns) dan menghadirkan dewan-dewan pendidikan seni dan arkeologi yang berasal dari sejumlah negara di Asia Tenggara, diantaranya adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Lao PDR, Myanmar, Singapura, Timor Leste, Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, dan juga Negara Indonesia sebagai tuan rumah dari acara ini. Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mendapatkan kehormatan sebagai salah satu anggota delegasi perwakilan dari Negara Indonesia. Agenda dimulai dengan melaksanakan rapat pada hari Senin (15/8) pukul 10.00 WITA. Rapat ini mengkaji kegiatan-kegiatan SEAMEO yang telah dilaksanakan di tahun-tahun sebelumnya dan membahas perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan kedepannya. Sementara itu pada malam yang sama, dilaksanakan acara Welcome Dinner yang bertempat di Green Room ISI Denpasar. Seusai Welcome Dinner, seluruh peserta yang hadir pada malam itu disuguhi dengan penampilan kesenian tari Bali yang dipentaskan di gedung Natya Mandala kampus setempat. Acara kemudian dilanjutkan keesokan harinya dengan melaksanakan rapat untuk mengambil keputusan akan perencanaan program kerja yang telah dibahas dalam rapat sebelumnya serta sekaligus melakukan penutupan acara ini.
Direktur SEAMEO-SPAFA Dr. M.R. Rujaya Abhakorn mengatakan, beranggotakan dari negara-negara di Asia Tenggara, SEAMEO-SPAFA mengapresiasi Rektor ISI Denpasar sebagai salah satu anggota yang sangat representatif dalam pengembangan kerja sama. Jajaran keluarga besar ISI Denpasar baik dosen dan mahasiswa dinilai mampu menjaga warisan budaya bangsa di Indonesia khususnya budaya Bali untuk itu ke depannya SEAMEO-SPAFA sedang menyusun berbagai program yang bisa dikerjasamakan.
Sementara Rektor (ISI) Denpasar Prof. Dr. Gede Arya Sugiartha dalam wawancaranya mengatakan, acara SEAMEO-SPAFA untuk yang ke-31 kali ini dilaksanakan di Bali. Dalam rapat ini peserta melakukan berbagai diskusi serta mengevaluasi kontribusi SEAMEO SPAFA tiga tahun ke belakang dan menentukan program kerja lima tahun ke depan. Rektor ISI Denpasar sebagai anggota organisasi ini merasa sangat berbangga bahwa Indonesia dalam hal ini ISI Denpasar dipercaya sebagai tuan rumah dalam berbagai kegiatan dan diskusi seni serta arkeologi SEAMEO-SPAFA Governing Board Meeting.
by admin | Aug 19, 2016 | pengumuman
Silahkan Klik Link Untuk Download :
=============================
Panduan Akademik dan Kemahasiswaan
Panduan Penggunaan Sistem Informasi Akademik (SIA) Mahasiswa
=============================
by admin | Aug 19, 2016 | Berita
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kini memiliki doktor Linguistik, karena dosen setempat Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., M.Hum., dinyatakan lulus ujian doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, Selasa 16 Agustus 2016 pada Ujian promosi doktor di kampus Jl.Sudirman, Denpasar.
Ia merupakan doktor ke-111 pada Program Studi Linguistik atau doktor ke-559 pada Program Pascasarjana Universitas Udayana setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Tipe-Tipe Majas dan Aspek Stilistika Dalam Teks Srimad Bhagavatam Kajian terjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia” dengan hasil cumlaude.
Sidang yang dipimpin direktur Pascasarjana Prof Dr AA Raka Sudewi Sp.S(K) itu beranggotakan Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S (Promotor), Prof. Dr. Drs. Ketut Artawa. M.A (Kompromorot I), Prof. Dr.Drs. I.B Putra Yadnya, M.A (Kopromotor II), Prof. Dr. I Nengah Sudipta, M.A., Prof. Drs I Made Suasta, Ph.D, Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A, Prof. Dr. I Dewa Komang Tantra, MSc., Ph.D. dan Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum.
Ni Ketut Dewi Yulianti mengatakan, majas merupakan bagian dari gaya bahasa memainkan peranan penting dalam penerjemahan, bahwa majas dimaksudkan untuk mengeksplorasi bahasa atau secara khusus menguraikan kreativitas penggunaan bahasa. Majas dapat memperkaya pandangan tentang bahasa karena majas memberikan aspek keindahan dalam penggunaan bahasa. Penggunaan majas dalam teks religi Srimad Bhagavatam juga dimaksudkan untuk tujuan yang sama, yakni memperoleh efek-efek tertentu yang membuat teks semakin indah. Analisis kualitas terjemahan teks Srimad Bhagavatam dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia pada disertasinya menggunakan teori Functional Grammar di samping teori-teori penerjemahan.
Ni Ketut Dewi Yulianti, dosen jurusan Karawitan ISI Denpasar itu menjelaskan, teks berbahasa Inggris yang menjadi sumber data penelitian bertemakan keberadaan dan karakteristik sang jiwa yang terperangkap dalam badan yang dipengaruhi oleh tiga sifat alam material (sattvam, rajas, dan tamas), khususnya mengenai kehidupan manusia yang sesungguhnya.
Hal itu juga dimaksudkan untuk mengerti Tuhan dan hubungan kajian terhadap teks tersebut merupakan sebuah kebutuhan dalam upaya membantu keberhasilan pendidikan nasional di Indonesia, yang tujuan utamanya adalah untuk pendidikan karakter.
Srimad Bhagavatam merupakan sumber tertinggi pengetahuan, sekaligus sastra tertinggi, yang menguraikan hubungan penyembah murni Tuhan dengan kepribadian Tuhan YME. Gaya bahasa yang diungkapakan ke dalam berbagai tipe majas dalam teks Srimad Bhagavatam menunjukkan realita bahwa kehidupan dunia material adalah pantulan terbalik dari kehidupan dunia rohani, karena segala sesuatu yang ada di dunia material sifatnya bertentangan dengan yang ada di dunia rohani. Kondisi tersebut menyebabkan segala sesuatu yang ada di dunia material menjadi sinisme dari pandangan dunia rohani, yang berdampak pada penerapan lebih banyak majas sinisme pada teks Srimad Bhagavatam.